Menteri Teten Boyong 15 Startup Unjuk Gigi di Singapura, Ini Daftarnya

Sejak 2023 Kementerian Koperasi dan UKM mulai merencanakan program startup Go Global dengan menjalin kolaborasi bersama beberapa negara, seperti Korea, Jepang, Belanda, dan Australia. Boyongan 15 Startup ke Singapura ini menjadi salah satu bukti dari rencana tersebut.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Mei 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2024, 10:30 WIB
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki pada acara DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia di Singapura, Jumat (17/5/2024). (Dok KemenkopUKM)
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki pada acara DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia di Singapura, Jumat (17/5/2024). (Dok KemenkopUKM)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mempertemukan 15 startup lokal terkurasi dengan investor atau global venture capital ke Singapura. Hal itu sebagai bukti bahwa startup lokal siap go global.

MenkopUKM Teten menyebut upaya ini disebutnya sebagai salah satu solusi finansial untuk mendukung pertumbuhan startup di tanah air.

“Pertemuan ini akan membuka kesempatan bagi para startup potensial di Asia, khususnya di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan startup yang besar,” kata Menteri Teten pada acara DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia di Singapura, Jumat (17/5/2024).

Ia menjelaskan, sejak 2023 Kementerian Koperasi dan UKM mulai merencanakan program startup Go Global dengan menjalin kolaborasi bersama beberapa negara, seperti Korea, Jepang, Belanda, dan Australia.

Kegiatan seperti ini akan membuka banyak peluang bagi para investor, pemodal ventura atau bank untuk melihat secara langsung ekosistem entrepreneur, kemampuan para startup, potensi pengembangan, kebutuhan pendampingan usaha, serta jejaring di antara semua pihak yang hadir.

Adapun kelima belas CEO/Founder dari startup terpilih yang hadir antara lain Dagangan, Bengkel Mania, Djoin, Zendz, Arconesia, Planawood, Qasir, Inspigo, Beli Ayam, Epitlu, Surplus, myECO, MMHC, Silang, serta Crustea.

“Saat ini kami aktif mendukung para startup untuk mengembangkan usahanya, karena kami yakin, Indonesia perlu menumbuhkan ekonomi baru untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas,” ujarnya.

 

Negara dengan Jumlah Startup Terbanyak

Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Tercatat Indonesia sendiri menjadi negara keenam di dunia dengan jumlah startup terbanyak, di mana terdapat 2.324 startup pada tahun 2022, dan tumbuh menjadi 2.558 startup pada tahun 2023 atau meningkat sebesar 9,15 persen.

“Jumlah startup di Indonesia terus bertambah, berkat program inkubasi dan pendampingan pembiayaan kami telah membina lebih dari 500 startup dalam tiga tahun terakhir, dengan tujuan memberikan fondasi yang kuat bagi para startup untuk tumbuh dan bertahan," ujar Menteri Teten.

Kata MenkopUKM, pihaknya kerap menemui startup yang tidak mampu bertahan dalam masa 3-5 tahun awal membangun usaha, dengan salah satu penyebabnya adalah kesulitan mengakses pembiayaan.

“Bank konvensional sering kali tidak bisa memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh para startup, di mana startup kerap mengalami kendala dalam mengakses produk perbankan karena persyaratan yang harus dipenuhi, seperti aset sebagai kolateral, padahal startup belum memiliki aset yang cukup," ujar Menteri Teten.

Oleh karena itu, Menteri Teten berterima kasih atas kolaborasi antara KemenKopUKM dengan DBS Digital Economy Group seperti ini, yang menurutnya tidak hanya mampu memberikan solusi finansial, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan inovasi startup.

 

Dinamika Perkembangan Startup

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Lebih lanjut, Menteri Teten menjelaskan, dinamika perkembangan startup melalui empat fase penting yang harus dilalui, yakni kesesuaian solusi masalah, pasar produk, model bisnis, dan keberlanjutan dari waktu ke waktu.

“Untuk melalui fase tersebut, diperlukan dukungan serta pembinaan bagi para startup, termasuk akses terhadap pembiayaan dan pendanaan. Masih banyak startup yang membutuhkan dukungan pembiayaan, terutama pada early stage dan growth stage,” jelas Menteri Teten.

Senada disampaikan, Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura Suryo Pratomo menyampaikan bahwa event semacam ini sangat bagus untuk membangun jejaring agar saling mengenal, mendapatkan masukan dan peluang kolaborasi.

“Indonesia melalui KBRI Singapura akan terus bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk lembaga keuangan untuk memperkuat ekosistem digital ekonomi kedua negara. Terlebih, Indonesia dan Singapura telah menandatangani MoU on Digital Transformation bulan Februari 2024 lalu,” pungkas Dubes Suryo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya