Accenture: Kecerdasan Buatan Bisa Jadi Lebih Manusiawi dan Intuitif

Kecerdasan buatan (AI) dan teknologi disruptif lainnya semakin menjadi “Human by Design”—lebih mirip manusia dan lebih intuitif digunakan.

oleh Divina Aulia Rachmani diperbarui 31 Mei 2024, 21:15 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2024, 21:15 WIB
Accenture Technology Vision 2024
"Human by design" (Accenture)

Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru Accenture (ACN) mengungkapkan bahwa dunia sedang memasuki era pergeseran teknologi besar-besaran. Kecerdasan buatan atau Artifical intelligence (AI) dan teknologi disruptif lainnya semakin menjadi “Human by Design” atau lebih mirip manusia dan lebih intuitif digunakan.

Transformasi ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas dan kreativitas, tetapi juga mendefinisikan ulang peran pemimpin dan mengubah cara industri beroperasi.

Laporan berjudul "Human by Design: How AI Unleashes the Next Level of Human Potential" ini menyoroti bagaimana AI generatif yang berkembang pesat mampu meniru sifat manusia. 

Kemampuan ini akan meningkatkan potensi SDM, mengubah cara bisnis dijalankan, dan menciptakan nilai ekonomi global yang signifikan.

Menurut Accenture, AI generatif berpotensi memengaruhi 44% dari seluruh jam kerja di berbagai industri di Amerika Serikat, meningkatkan produktivitas di lebih dari 900 jenis pekerjaan, dan menciptakan nilai ekonomi global setidaknya USD 8 triliun.

Jayant Bhargava, Country Managing Director Accenture Indonesia, menyatakan bahwa teknologi human-centric seperti AI generatif dapat meningkatkan potensi SDM dan memberikan manfaat besar bagi bisnis dan masyarakat.

Namun, hal ini memerlukan pendekatan "human by design" yang memastikan penggunaan teknologi ini secara adil dan bertanggung jawab.

"Kami terdorong oleh kemajuan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia, yang menunjukkan komitmen kuat dalam memanfaatkan teknologi untuk pertumbuhan transformatif," kata Jayant dikutip Jumat (31/5/2024).

Tanggung Jawab

Jayant juga menyoroti tantangan dalam meningkatkan penggunaan AI secara bertanggung jawab, terutama bagi perusahaan yang belum memiliki landasan digital yang kuat. Mereka harus mempertimbangkan infrastruktur teknis, model operasi, dan tata kelola untuk memenuhi permintaan komputasi yang tinggi sambil mengelola biaya dan penggunaan energi.

Tren ini menunjukkan bahwa AI telah mencapai era baru, di mana pengelolaan data memungkinkan AI berpikir dan bertindak seperti manusia, serta memiliki kreativitas.

AI kini mampu memberikan respons yang dipersonalisasi dalam bentuk saran, rangkuman, esai, gambar, atau karya seni, bukan hanya sekadar menelusuri hasil pencarian.

Perusahaan perlu melihat kembali peran informasi dalam organisasi dan membekali karyawan dengan perangkat AI untuk meningkatkan kinerja dan daya saing.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jadi Ekosistem untuk AI

Accenture Technology Vision 2024
Accenture Technology Vision 2024, Jakarta. Kamis (30/05/2024)

Tren ini menyoroti munculnya asisten AI yang membantu individu dan menjadi bagian dari ekosistem yang saling terhubung.

Asisten ini tidak hanya memberikan saran, tetapi juga mewakili kita dalam membuat keputusan di dunia fisik dan digital.

Kehadiran asisten AI dapat melipatgandakan output kolektif pekerja dan menghasilkan keuntungan besar bagi perusahaan.

Menurut survei, 96% eksekutif setuju bahwa memanfaatkan ekosistem asisten AI adalah peluang signifikan bagi organisasi dalam tiga tahun ke depan.

Perkembangan teknologi memungkinkan terciptanya era baru yang menciptakan pengalaman interaktif dan imersif dalam lingkungan yang sepenuhnya disimulasikan oleh komputer.

Hal ini dicapai melalui komputasi spasial, metaverse, digital twins, dan teknologi AR/VR. Dunia digital dan fisik yang terintegrasi akan mendorong inovasi dan meningkatkan cara kita bekerja, hidup, dan belajar.

Di sektor ritel, 33% konsumen sudah tertarik atau mulai tertarik menggunakan teknologi komputasi spasial untuk berbelanja.

Tren ini membahas penggunaan teknologi inovatif yang dapat digunakan atau ditanamkan ke dalam tubuh kita, seperti wearables dengan kemampuan AI, neuroteknologi penginderaan otak, serta pelacakan pandangan dan gerakan.

 

 

 


Mengubah Interaksi

Teknologi ini akan membuka pemahaman yang lebih baik tentang diri kita dan menggunakan wawasan tersebut untuk meningkatkan cara kita bekerja dan berinteraksi.

Sebanyak 94% eksekutif setuju bahwa teknologi antarmuka manusia akan mengubah interaksi antara manusia dan mesin serta memahami perilaku dan motivasi dengan lebih baik.

“AI juga akan membentuk kembali dinamika kerja, meskipun otomatisasi total tidak mungkin terjadi. Pekerjaan akan berkembang seiring penggunaan AI, mendorong pentingnya pelatihan untuk kolaborasi manusia dan AI. Organisasi yang menerapkan AI generatif yang berpusat pada manusia dan bertanggung jawab akan menciptakan nilai ekonomi signifikan,” tutup Jayant. 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya