KAI Minta Modal Negara Rp 1,8 Triliun, Mau Borong KRL dari China

KAI usul pengadaan kereta rel listrik (KRL) di wilayah Jabodetabek lewat PMN, termasuk pembelian 11 rangkaian kereta baru dari luar negeri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Jul 2024, 17:15 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2024, 17:15 WIB
Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Hal itu disebabkan masa tunggu antarkereta yang berpotensi menjadi semakin lama, sehingga efeknya stasiun dan kereta akan menjadi semakin padat dan semrawut yang dampaknya dapat mengakibatkan penumpukan lebih dari 200.000 penumpang per hari. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengajukan permintaan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,8 triliun untuk anggaran tahun 2025. Dana ini akan digunakan untuk mendukung pengadaan kereta rel listrik (KRL) di wilayah Jabodetabek, termasuk pembelian 11 rangkaian kereta baru dari luar negeri.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada hari Selasa, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KAI, Salusra Wijaya, menyatakan bahwa suntikan dana ini sangat penting untuk menggantikan kereta komuter yang sebagian besar sudah berusia lebih dari 30 tahun, serta untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang.

"Saat ini, cadangan kereta sudah habis terpakai dan beberapa kereta sudah tidak dapat dioperasikan lagi, sehingga penggantian dan penambahan kereta ini sangat mendesak," ujar Salusra dikutip dari ANTARA, Selasa (7/9/2024).

Menurut catatan KAI, sepanjang tahun 2023, rata-rata jumlah pengguna komuter Jabodetabek pada hari kerja mencapai 830 ribu orang per hari. Hingga Juni 2024, rata-rata pengguna harian meningkat menjadi 987 ribu. Diperkirakan, jumlah penumpang akan terus naik setiap tahunnya dengan rata-rata kenaikan sebesar 6 persen per tahun antara 2024 hingga 2027.

Salusra menegaskan bahwa penambahan kereta sangat diperlukan untuk menghindari kelebihan kapasitas, baik di stasiun maupun di dalam kereta.

Borong KRL dari China

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Asdo Artriviyanto, menjelaskan bahwa perusahaan menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan armada KRL Jabodetabek pada tahun 2024.

Saat ini, KCI hanya memiliki 108 rangkaian kereta, dengan 17 rangkaian di antaranya harus menjalani perawatan dan peremajaan. Akibatnya, pada akhir tahun 2024, hanya akan tersedia 89 rangkaian, sementara kebutuhan operasional mencapai 101 rangkaian.

Kekurangan 12 rangkaian ini berpotensi menimbulkan penumpukan penumpang dan ketidaknyamanan bagi para pengguna KRL.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Asdo mengatakan bahwa KCI akan mengimpor tiga rangkaian kereta baru dari China pada semester I-2025. Selain itu, delapan rangkaian kereta impor lainnya akan tiba pada semester II-2025, juga dari China.

KCI juga akan menerima 12 rangkaian kereta baru dari INKA pada semester II-2025, dan empat rangkaian lagi pada tahun 2026. Selain itu, KCI akan melakukan retrofit dua rangkaian kereta di dalam negeri yang akan siap pada semester II-2025.

"Kami menghadapi krisis kekurangan sarana pada semester II-2024 dan semester I-2025, dan kami berkomitmen untuk menyelesaikan krisis ini pada tahun 2025," ungkap Asdo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Angkut 2,5 Juta Penumpang saat Libur Panjang Idul Adha 2024

Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Suasana Stasiun Kereta KRL di Stasiun Karet Sudirman, Jakarta, Selasa (2/5/2023). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terancam tidak dapat mengganti 10 unit rangkaian KRL Jabodetabek yang akan pensiun pada tahun 2023 dan 19 unit pada tahun 2024 dikarenakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menolak usulan PT KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang serta meminta perseroan membeli produk dalam negeri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat volume pengguna KRL Jabodetabek selama libur panjang Idul Adha 2024, Sabtu-Selasa 15-18 Juni 2024 sebanyak 2.559.085 orang.

Dengan rata-rata pengguna di angka 639.771 orang per harinya, dan volume tertinggi pada Selasa, 18 Juni 2024 sebesar 756.408 orang.

Corporate Secretary KAI Commuter saat itu Anne Purba mengatakan, stasiun-stasiun yang terintegrasi dengan perjalanan Commuter Line Lokal juga ramai, seperti Stasiun Cikarang terintegrasi dengan Commuter Line Walahar dan Jatiluhur. 

Advertisement "Pada periode tersebut volume pengguna yang naik Commuter Line Walahar dan Jatiluhur berjumlah 22.010 orang, dan pengguna KRL Jabodetabek yang turun sebanyak 81.882 orang," terang dia, Kamis (20/6/2024).

Sementara di Stasiun Rangkasbitung yang terintegrasi dengan Commuter Line Merak pada periode yang sama, tercatat volume penggun yang turun sebanyak 74.803 orang. Sedangkan untuk volume pengguna yang naik Commuter Line Merak di stasiun tersebut diangka 11.517 orang. 

Pada masa libur panjang Idul Adha ini 15-18 Juni 2024 kemarin, KAI Commuter mengoperasikan KRL Jabodetabek sebanyak 1.048 perjalanan per harinya yang mengacu pada hari kerja. 

"Dengan pola operasional tersebut, diharapkan masyarakat tetap dapat bermobilisasi secara normal menggunakan kereta commuter line," ujar Anne. 

 


Kereta Bandara

Kereta Api Bandara Yogyakarta International Airport atau YIA
Kereta Api Bandara Yogyakarta International Airport atau YIA . (dok. PT KAI)

Selain KRL Jabodetabek, di sepanjang libur Idul Adha 2024, total volume pengguna Commuter Line Bandara Soetta tercatat sebanyak 18.863 orang. Adapun rata-rata volume pengguna Commuter Line Basoetta pada hari kerja sepanjang Juni 2024 sebanyak 6.625 orang per hari.

Sementara untuk Commuter Line Merak, KAI Commuter tetap mengoperasikan sebanyak 14 perjalanan tiap harinya, dengan total kapasitas pengguna sebanyak 10.685 orang per harinya. 

Pada periode libur panjang Idul Adha kemarin tercatat volume pengguna sebanyak 53.721 orang. Sementara akumulasi volume pengguna sepanjang Juni 2024 ini sebanyak 211.582 orang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya