Liputan6.com, Jakarta - Fly Jaya, maskapai baru berencana memulai operasinya pada 2025. Fly Jaya menargetkan rute-rute domestik ke destinasi wisata yang sulit dijangkau, menjadikan pengalaman perjalanan lebih mudah dan nyaman bagi para wisatawan.
Namun demikian, Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas dan Umum Mokhammad Khusnu menjelaskan maskapai tersebut kemungkinan belum akan beroperasi dalam waktu dekat. Lantaran, Fly Jaya belum memiliki sertifikat operator udara (Air Operator Certificate/AOC).
"Belum beroperasi. Fly Jaya baru memiliki sertifikat standar Desember 2024 dan belum memiliki AOC. Rencana rute di sekitar Balikpapan dan Yogyakarta,” kata Khusnu kepada Liputan6.com, Sabtu (18/1/2025).
Advertisement
Sertifikat Operator Udara (Air Operator Certificate/AOC) adalah izin resmi dari otoritas penerbangan suatu negara yang memungkinkan maskapai menjalankan operasi penerbangan komersial, seperti mengangkut penumpang atau kargo.
Sertifikat ini memastikan maskapai mematuhi regulasi, memiliki sistem keselamatan, pesawat layak terbang, dan kru yang terlatih. Di Indonesia, AOC diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Sertifikat ini juga mencakup jenis layanan, pesawat, dan wilayah operasinya. AOC wajib diperoleh melalui proses sertifikasi ketat dan diawasi secara berkala untuk menjamin keselamatan dan kepatuhan terhadap aturan penerbangan.
Merujuk laman resmi perusahaan, FlyJaya melayani penerbangan dari dan ke Yogyakarta, Jakarta (Halim Perdanakusuma) Bandung, dan Balikpapan. Didirikan pada 2023, FlyJaya lahir dari sebuah visi untuk menjembatani kepulauan Indonesia yang luas, menghubungkan banyak kabupaten dan kota di negara ini dengan mudah, efisien, dan andal.
Layani Daerah Terpencil
Dengan komitmen yang kuat terhadap keselamatan, kenyamanan, dan layanan kelas dunia, FlyJaya bertujuan untuk mengubah cara orang menikmati perjalanan udara di seluruh wilayah.
Di FlyJaya, manajemen menyadari tantangan unik dalam beroperasi di negara yang secara geografis beragam seperti Indonesia, dan kami didorong oleh hasrat kami untuk membuat perjalanan lebih mudah diakses oleh semua orang.
"Maskapai penerbangan kami dirancang untuk melayani tidak hanya pusat-pusat yang ramai tetapi juga daerah-daerah yang lebih terpencil dan kurang terlayani, yang mendorong konektivitas, pertumbuhan ekonomi, dan pertukaran budaya," tulis manajemen, dikutip dari laman resmi FlyJaya.
Fly Jaya juga menjanjikan armada modern dan layanan yang mengutamakan keselamatan serta kenyamanan penumpang. Dengan hadirnya maskapai ini, diharapkan sektor pariwisata Indonesia semakin berkembang dan lebih banyak wisatawan domestik maupun internasional dapat menikmati keindahan alam Nusantara.
"Dengan armada ATR 72-500, kami siap melayani penerbangan domestik di Indonesia. Bersiaplah untuk menikmati layanan penerbangan berkualitas dengan rute yang menghubungkan destinasi impian kamu!" tulis manajemen.
Pesawat ini dirancang untuk penerbangan jarak pendek dengan efisiensi bahan bakar yang luar biasa, menjadikannya ramah lingkungan dan hemat energi. Desainnya yang ergonomis juga memberikan kenyamanan lebih bagi penumpang selama penerbangan.
Advertisement
Tengok Daftar Maskapai Teraman di Dunia pada 2025
Sebelumnya, AirlineRatings.com, situs ulasan peringkat keselamatan dan produk maskapai, baru saja merilis peringkat terbaru maskapai teraman di dunia pada 2025.
Situs tersebut menilai keselamatan dan produk dalam penerbangan dari 385 maskapai penerbangan di dunia menggunakan sistem peringkat bintang tujuh miliknya sendiri.
Mengutip Forbes, Selasa (14/1/2025) AirlineRatings.com menempatkan Air New Zealand di urutan teratas maskapai penerbangan teraman pada 2025.
Maskapai asal Selandia Baru itu telah menempati peringkat pertama pada 2024 dan 2022. "Air New Zealand membanggakan catatan keselamatan yang luar biasa, tanpa insiden atau kecelakaan serius di era jet modern,” kata CEO AirlineRatings.com, Sharon Petersen dalam sebuah wawancara.
"Maskapai penerbangan ini secara teratur beroperasi dalam kondisi yang menantang, termasuk Queenstown, salah satu bandara yang paling menantang karena pegunungannya yang tinggi dan downdraft yang kuat," ujar dia.
AirlineRatings juga menilai para pilot Air New Zealand menjalani pelatihan simulator yang ketat untuk menguasai pendekatan ini.
"Demikian pula, Wellington, yang dikenal dengan angin kencangnya, membutuhkan keahlian pilot yang luar biasa,” kata Petersen
Kemudian ada Qantas yang menduduki peringkat kedua. AirlineRatings membeberkan, Air New Zealand dan Qantas bersaing ketat untuk posisi pertama dengan selisih hanya 1,50 poin.
"Qantas mengalami beberapa insiden baru-baru ini, yang akhirnya membuat perbedaan," Petersen menyebutkan.
Adapun maskapai lainnya Air New Zealand adalah armada yang modern dan relatif muda, dengan usia pesawat rata-rata 10,4 tahun, yang membuat mereka sedikit lebih unggul dari Qantas dalam hal ini.
Daftar Maskapai
Berikut adalah 25 maskapai teraman di dunia pada 2025, menurut AirlineRatings:
1.Air New Zealand
2.Qantas
3.Cathay Pacific; Qatar Airways; Emirates
4.Virgin Australia
5.Etihad Airways
6.ANA
7.EVA Air
8.Korean Air
9.Alaska Airlines
10.Turkish Airlines (THY)
11.TAP Portugal
12.Hawaiian Airlines
13.American Airlines
14.SAS
15.British Airways
16.Iberia
17.Finnair
18.Lufthansa/Swiss
19.Japan Airlines (JAL)
20.Air Canada
21.Delta Airlines
22.Vietnam Airlines
23.United Airlines
Perubahan Penting
Ada beberapa perubahan penting dalam daftar AirlineRatings.com tahun ini. Korean Air naik dua poin dari tahun 2024, sehingga masuk ke dalam 10 besar. Sedangkan Vietnam Airlines masuk dalam daftar 25 besar untuk pertama kalinya, dengan posisi 24.
Perlu dicatat, dua maskapai besar tidak masuk dalam daftar tahun ini, yaitu Singapore Airlines dan KLM. Menurut Petersen, kedua maskapai penerbangan tersebut "sangat aman" tetapi nyaris tidak masuk dalam 25 teratas, karena insiden seperti turbulensi ekstrem (dan mematikan) pada penerbangan Singapore Airlines pada Mei 2024 dan pesawat KLM tergelincir dari landasan pacu pada Desember 2024.
Menurut AirlineRatings.com, cara maskapai mengelola insiden membuat perbedaan besar, seperti yang terjadi pada kecelakaan Japan Airlines tahun 2024 di Bandara Haneda.
"Awak pesawat menerapkan pelatihan ketat mereka secara efektif, dan penumpang mematuhi protokol keselamatan, termasuk meninggalkan tas tangan. Di tangan yang kurang cakap, insiden ini mungkin mengakibatkan bencana," tulis AirlineRatings.com dalam laporannya.
"Bagi kami, insiden seperti itu sebenarnya dapat meningkatkan profil keselamatan maskapai penerbangan,” ujar dia.
Advertisement