Pedagang Protes Bulog Jual Daging Lebih Murah Rp 25 Ribu

APPSI mengaku keberatan dengan operasi pasar yang dilakukan Perum Bulog yang menjual daging sapi lebih murah dari harga pasaran.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Jul 2013, 15:15 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2013, 15:15 WIB
gelontoran-daging130719b.jpg
Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran merasa keberatan dengan operasi pasar yang dilakukan oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) yang menjual harga daging lebih murah dibanding dengan harga yang dijual oleh para pedagang daging selama ini.

Dia menilai harga daging sapi yang dibanderol oleh Bulog Rp 75 ribu per kilogram (Kg) atau lebih murah Rp 25 ribu dari harga rata-rata yang dijual oleh para pedagang akan membawa kerugian dan juga merusak pola harga yang telah terbentuk di pasaran.  Apalagi para pedagang rata-rata sudah membayar daging lebih awal kepada pemotong guna menjamin ketersediaan pasokan daging setiap harinya.

"Jadi kalau harga daging operasi pasar bulog lebih murah dari harga daging yang sudah distok oleh pedagang, kan pedagang jadi rugi, karena mereka sudah mengeluarkan uang untuk inden, itu yang mereka keluhkan," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Minggu (21/7/2013).

Menurut Ngadiran, Bulog sendiri menjual daging murahnya ini melalui Bulog Mart karena para pedagang merasa keberatan menerima pasokan daging dari Bulog yang berbentuk daging beku. Jenis daging ini diakui tidak bisa bertahan lama jika tidak diletakkan didalam pendingin.

"Daging beku ini kan kalau tidak segera dijual maka akan rusak karena meleleh dan terkontaminasi udara, paling hanya bertahan 2 jam saja, sedangkan para pedagang di pasaran tradisional kan tidak mempunyai pendingin," lanjutnya.

Selain itu keberatan para pedagang juga dipicu alasan kadatangan daging yang tiba-tiba sementara para para pedagang telah terlanjur memesan atau menerima daging dari tempat pemotongan sejak dini hari.

"Daging itu kan dipotongnya malam hari dan langsung didistribusikan ke pedagang, nah kalau pedagang sudah menerima daging itu kemudian datang juga daging dari Bulog biarpun harganya lebih murah lantas daging yang sudah diterima mau dikemanakan, jadi mekanismenya tolong diperbaiki dulu," tandasnya.(Dny/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya