Pertamina Minta 6 KKKS Pasok Gas buat Program Konversi

PT Pertamina (Persero) menggandeng 6 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKS) untuk pengadaan gas bagi sarana transportasi.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 05 Sep 2013, 15:45 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2013, 15:45 WIB
karen-pertamina130528d.jpg
PT Pertamina (Persero) menggandeng 6 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKS) migas terkait kerja sama jual beli gas (PJBG) sebanyak 30,5 juta kaki kubik (mmscfd) per hari.

Pengadaan gas ini untuk dipakai sebagai bahan bakar transportasi dalam mendukung program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) yang diusung pemerintah.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No 64 Tahun 2012, Pertamina sudah mendapatkan tugas dalam menyediakan dan mendistribusikan bahan bakar berupa Compressed Natural Gas (CNG).

Pemerintah mengalokasikan pasokan gas dari beberapa gas milik KKKS yang diperuntukkan bagi pemenuhan energi transportasi.

"Untuk itu, kami perlu melakukan PJBG antara Pertamina dengan para KKKS guna menjamin pasokan gas bagi kebutuhan transportasi tersebut," ujar Karen ketika ditemui dalam peringatan Hari Pelanggan Nasional di SPBU COCO Daan Mogot, Jakarta, Kamis (5/9/2013).

Penandatanganan PJBG kali ini dilakukan antara Pertamina dan 6 KKKS, yaitu PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi  ONWJ, PT Pertamina Hulu Energi  WMO, PT Medco E&P, dan SANTOS Madura Offshore PTY LTD, dan JOB Pertamina Talisman - Jambi Merang.

Dengan keberadaan PJBG ini, total volume gas yang dipasok mencapai 30,5 mmscfd, dan bisa dipasarkan dengan merek Pertamina Envogas. Penyaluran gas ini telah mencapai 4 mmscfd.

"Dengan kebutuhan BBG yang akan meningkat seiring dengan pelaksanaan program konversi dan pembagian konverter kit oleh pemerintah, alokasi gas tersebut diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan BBG untuk transportasi di wilayah yang ditargetkan yaitu Jabodetabek, Jawa Timur dan Palembang," jelas dia.

Dia mengatakan untuk menjamin kontinuitas operasional SPBG, kepastian suplai gas merupakan faktor yang utama. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya alokasi-alokasi gas baru untuk sektor transportasi dalam jangka panjang.

Selain itu, Karen menjelaskan, program konversi BBM ke BBG sebagai upaya untuk mengurangi subsidi pemerintah terhadap BBM serta komitmen terhadap penciptaan lingkungan yang bersih sudah sepatutnya didukung penuh bersama-sama.

“Kami sangat berharap adanya kerjasama yang sinergis antara produsen gas dalam hal ini KKKS, gas transporter, badan usaha/investor untuk bersama-sama mendorong suksesnya program pemerintah dalam pemanfaatan gas transportasi. Pertamina berterimakasih dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas dukungan semua pihak untuk mewujudkan pelaksanaan PJBG hari ini," ucap Karen.

Peningkatan infrastruktur merupakan hal yang juga menentukan keberhasilan program konversi ini, untuk itu sudah direncanakan, hingga akhir tahun akan terbangun sebanyak 10 SPBG baru yang terdiri dari 2 SPBG didanai Pertamina dan 2 mother station, 2 SPBG online, 4 Mobile Refueling Unit dan pengembangan jaringan pipa di Jabodetabek sepanjang 22,2 KM yang didanai pemerintah melalui APBN 2013.

Seperti diketahui, dalam acara ini tampak hadir Menteri ESDM Jero Wacik, Gubernur DKI Joko Widodo, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, Dirjen Migas Kementrian ESDM Edy Hermantoro, Plt Kepala SKK Migas Johannes Widjonarko beserta jajaran direksi KKKS. (Dis/Nur)

Baca Juga:

Konversi BBG Bisa Jadi Solusi Dampak Kenaikan BBM

Jero Wacik: Pemerintah Tidak Ngomong Doang untuk Konversi BBG

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya