Harga Minyak Naik Akibat Susutnya Stok Minyak AS

Harga minyak naik merespons laporan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang turun lebih besar dari ekspektasi

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 06 Sep 2013, 06:55 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2013, 06:55 WIB
minyak-suriah-130904b.jpg
Harga minyak naik pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) merespons laporan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang turun lebih besar dari ekspektasi

Seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (6/9/2013), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik US$ 1,14 menjadi US$ 108,37 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Oktober naik US$ 0,35 menjadi US$ 115,26 per barel.

Energy Information Administration (EIA) melaporkan pasokan minyak mentah turun secara signifikan pekan lalu. Cadangan minyak mentah AS menyusut 1,8 juta barel menjadi 360,2 juta barel untuk pekan yang berakhir 30 Agustus. Sebelumnya, Analis memperkirakan penurunan stok hanya berkisar 1,3 juta barel.

Tak hanya stok minyak mentah, pasokan bensin di AS juga turun 1,8 juta barel. Laporan EIA menunjukkan kilang minyak di AS beroperasi sekitar 91,7% dari total kapasitas mereka.

Data ekonomi lainnya yang positif juga mendukung harga minyak. Data Departemen Tenaga kerja menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran turun 9.000 menjadi 323 ribu.

Selain itu, Indeks Non-Manufacturing AS tercatat 58,6 pada Agustus, naik dibandingkan dengan 56 pada Juli, menurut Institute for Supply Management (ISM). Angka di atas 50 menunjukkan adanya ekspansi di sektor ini.

Lonjakan harga minyak dunia di pasar juga didukung oleh meningkatnya kekhawatiran atas Suriah, setelah Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, pada hari Rabu mengeluarkan resolusi untuk mengotorisasi serangan militer terhadap Suriah.

Kemungkinan serangan militer tentara AS terhadap pemerintah Suriah memicu kekhawatiran atas pasokan minyak di Timur Tengah, yang memasok sepertiga dari minyak mentah dunia. Hal ini mendorong harga minyak yang lebih tinggi. (Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya