PT Pertamina (Persero) sepertinya sudah tidak tahan dengan utang bahan bakar avtur oleh PT Merpati Nusantara Airline (MNA) Persero. Jika kondisi ini terus berlangsung, perusahaan minyak dan gas pelat merah ini akan terancam bernasib sama dengan Merpati.
"Pertamina di posisi menjaga, karena kami adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dilihat dan diaudit. Jadi kok ada utang yang tak tertagih" ujar Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan saat ditemui saat Pelantikan Gelar Profesor Tamu kepada Menteri BUMN, Dahlan Iskan di Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Karen menuturkan, perseroan harus menjaga profesionalisme dan good governance karena sudah masuk dalam perusahaan terbesar di dunia versi Fortune
"Seharusnya Merpati lebih profesionalisme supaya utangnya tidak lebih dari Rp 100 miliar. Karena pilihan kami mau pilih mati salah satu atau dua-duanya mengingat Pertamina masuk ke 500 Fortune, jadi harus kayak 500 industri besar," pungkas dia. (Fik/Ndw)
"Pertamina di posisi menjaga, karena kami adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dilihat dan diaudit. Jadi kok ada utang yang tak tertagih" ujar Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan saat ditemui saat Pelantikan Gelar Profesor Tamu kepada Menteri BUMN, Dahlan Iskan di Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Karen menuturkan, perseroan harus menjaga profesionalisme dan good governance karena sudah masuk dalam perusahaan terbesar di dunia versi Fortune
"Seharusnya Merpati lebih profesionalisme supaya utangnya tidak lebih dari Rp 100 miliar. Karena pilihan kami mau pilih mati salah satu atau dua-duanya mengingat Pertamina masuk ke 500 Fortune, jadi harus kayak 500 industri besar," pungkas dia. (Fik/Ndw)