Indonesia saat ini masih mengimpor 75% dari kebutuhan kedelai domestik sebesar 2,5 juta ton. Tingginya ketergantungan terhadap kedelai impor membuat pemerintah menjadi tidak berdaya saat harga kedelai naik akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Poinnya adalah apapun kebijakannya, kalau pemerintah tidak kuasai stok, judulnya cuma himbauan," terang Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Rabu (18/9/2013).
Untuk itu, kenaikan harga kedelai sebenarnya justru memberikan angin segar bagi petani agar semakin giat menanam kedelai. Murahnya harga jual kedelai membuat petani selama ini merugi saat panen.
"Kedelai itu biasanya harganya tidak lebih dari Rp 5.000 per kilogram, itu tidak balik modal. Makanya sekarang ini, saat harga kedelai naik petani lagi bersemangat untuk menanam kedelai," terangnya.
Sementara itu demi menekan harga kedelai dalam jangka pendek, pemerintah telah memberikan izin kepada Bulog untuk melakukan impor kedelai. "Kan ada Inpres untuk stabilisasi harga. Kalau dijalankan maka harga bisa di-manage dengan baik," ungkap dia. (Ndw)
"Poinnya adalah apapun kebijakannya, kalau pemerintah tidak kuasai stok, judulnya cuma himbauan," terang Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Rabu (18/9/2013).
Untuk itu, kenaikan harga kedelai sebenarnya justru memberikan angin segar bagi petani agar semakin giat menanam kedelai. Murahnya harga jual kedelai membuat petani selama ini merugi saat panen.
"Kedelai itu biasanya harganya tidak lebih dari Rp 5.000 per kilogram, itu tidak balik modal. Makanya sekarang ini, saat harga kedelai naik petani lagi bersemangat untuk menanam kedelai," terangnya.
Sementara itu demi menekan harga kedelai dalam jangka pendek, pemerintah telah memberikan izin kepada Bulog untuk melakukan impor kedelai. "Kan ada Inpres untuk stabilisasi harga. Kalau dijalankan maka harga bisa di-manage dengan baik," ungkap dia. (Ndw)