Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserves, mengejutkan banyak pengamat dengan keputusannya tetap mempertahankan program stimulus berupa pembelian obligasinya sebesar US$ 85 miliar per bulan. Hal ini merupakan kejutan besar saat keputusan tersebut justru diambil saat tingkat pengangguran berkurang mendekat 7%.
Mark Gimein, Companies and Markets Editor dari Bloomberg seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (19/9/2013), menilai tingkat pengangguran di AS yang saat ini turun ke level 7,3% bukan dipicu oleh bertambahnya jumlah masyarakat yang mendapatkan pekerjaan. Penurunan justru disebabkan jumlah penduduk yang menyerah mencari kerja namun tak masuk dalam perhitungan pemerintah sebagai masyarakat menganggur.
Faktanya, ujar Gimein yang sudah dua kali memenangkan gelar Jurnalis Bisnis Terbaik, pemulihan ekonomi ASÂ menekan jumlah pencari kerja di Negeri Paman Sam.
Mengutip laporan Rich Miller, The Fed dihadapkan dengan dilema dimana pengurangan jumlah pelamar kerja dapat berdampak besar pada tingkah laku pasar.
Dilema inilah yang akhirnya membuat The Fed memutuskan tetap menunda penarikan program stumulusnya. Selain itu, The Fed juga merasa cemas dengan penurunan drastis di sektor perumahan dan pinjaman.
Sebelumnya, berbagai spekulasi terkait keputusan The Fed telah membuat angka obligasi bertenor 30 tahun menembus level 4,57%. Angka tersebut lebih dari titik terendah perdagangan pada Mei. Meski demikian, keputusan The Fed telah membuat perdagangan pasar-pasar di AS meningkat. (Sis/Shd)
Mark Gimein, Companies and Markets Editor dari Bloomberg seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (19/9/2013), menilai tingkat pengangguran di AS yang saat ini turun ke level 7,3% bukan dipicu oleh bertambahnya jumlah masyarakat yang mendapatkan pekerjaan. Penurunan justru disebabkan jumlah penduduk yang menyerah mencari kerja namun tak masuk dalam perhitungan pemerintah sebagai masyarakat menganggur.
Faktanya, ujar Gimein yang sudah dua kali memenangkan gelar Jurnalis Bisnis Terbaik, pemulihan ekonomi ASÂ menekan jumlah pencari kerja di Negeri Paman Sam.
Mengutip laporan Rich Miller, The Fed dihadapkan dengan dilema dimana pengurangan jumlah pelamar kerja dapat berdampak besar pada tingkah laku pasar.
Dilema inilah yang akhirnya membuat The Fed memutuskan tetap menunda penarikan program stumulusnya. Selain itu, The Fed juga merasa cemas dengan penurunan drastis di sektor perumahan dan pinjaman.
Sebelumnya, berbagai spekulasi terkait keputusan The Fed telah membuat angka obligasi bertenor 30 tahun menembus level 4,57%. Angka tersebut lebih dari titik terendah perdagangan pada Mei. Meski demikian, keputusan The Fed telah membuat perdagangan pasar-pasar di AS meningkat. (Sis/Shd)