Bank Dunia menilai mata uang rupiah masih sangat rentan untuk menguat. Lembaga dunia ini pun mendorongn peran pemerintah untuk mengatasi defisit neraca perdagangan tersebut.
Lead Economist Word Bank untuk Indonesia Ndiame Diop mengatakan, nilai tukar rupiah terbilang rentan karena nilai mata uang Indonesia ini tergantung neraca transaksi berjalan.
"Jika transaksi berjalan Indonesia masih defisit maka nilai tukar rupiah melemah," kata Diop, di kantor perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Jakarta, Senin (7/10/2013).
Diop mengungkapkan, hal tersebut bisa diatasi jika pemerintah bisa mengatur defisit neraca transaksi berjalan, dengan begitu diperkirakan rupiah akan kembali menguat.
"Tapi kalau pemerintah bisa mengatasi defisit dalam neraca transaksi berjalan maka nilai tukar rupiah menguat," lanjut dia.
Menurut dia, kunci penguatan rupiah ada di tangan pemerintah untuk mencari cara mengatasi defisit neraca perdagangan.
"Nilai tukar rupiah mungkin akan mengalami penguatan apabila defisit dalam neraca transaksi berjalan mengecil," tutup Diop. (Pew/Nur)
Lead Economist Word Bank untuk Indonesia Ndiame Diop mengatakan, nilai tukar rupiah terbilang rentan karena nilai mata uang Indonesia ini tergantung neraca transaksi berjalan.
"Jika transaksi berjalan Indonesia masih defisit maka nilai tukar rupiah melemah," kata Diop, di kantor perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Jakarta, Senin (7/10/2013).
Diop mengungkapkan, hal tersebut bisa diatasi jika pemerintah bisa mengatur defisit neraca transaksi berjalan, dengan begitu diperkirakan rupiah akan kembali menguat.
"Tapi kalau pemerintah bisa mengatasi defisit dalam neraca transaksi berjalan maka nilai tukar rupiah menguat," lanjut dia.
Menurut dia, kunci penguatan rupiah ada di tangan pemerintah untuk mencari cara mengatasi defisit neraca perdagangan.
"Nilai tukar rupiah mungkin akan mengalami penguatan apabila defisit dalam neraca transaksi berjalan mengecil," tutup Diop. (Pew/Nur)