Salut! Mainan Made in Indonesia Cetak Ekspor Rp 1 Triliun

Ditengah gempuran produk China, ekspor mainan anak buatan lokal justru bisa menembus pasar ekspor.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Nov 2013, 16:50 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2013, 16:50 WIB
bayu-krinamurthi-pabrik-gula-130730b.jpg
Di tengah serbuan produk murah dari China, industri mainan anak produksi dalam negeri masih mampu unjuk gigi. Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan nilai ekspor mainan lokal tahun ini bakal menembus angka US$ 90 juta setara Rp 1,02 triliun.

Hingga akhir Agustus lalu, ekspor mainan lokal tercatat menembus angka US$ 60 juta setara Rp 680,4 miliar.

"Satu tahun ini diperkirakan meningkat dibanding tahun 2012, yaitu mencapai US$ 90 juta," ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Gedung Kemendag, Jakarta, Jumat (1/11/2013).

Selama ini, produsen mainan lokal mendominasi aktivitas perdagangan dalam negeri untuk menjual produknya. Porsi penjualan produk mainan lokal ke pasar luar negeri mencapai 20-30% dari kapasitas produksi perusahaan.

"Jadi memang akan lebih banyak yang dijual didalam negeri saja," lanjutnya.

Tak seperti industri Migas yang banyak menggerus neraca ekspor-impor Indonesia, produk mainan Indonesia justru memberikan surplus perdagangan bagi perekonomian nasional. Kemendag melaporkan nilai impor produk mainan mencapai US$ 70 juta-75 juta, atau lebih rendah dari aktivitas ekspor. Sehingga, neraca perdagangan produk mainan mengalami surplus sekitar US$ 15 juta.

Selama ini, Indonesia memang kebanjiran produk mainan impor dari China. Tak kurang dari 95% produk mainan yang digunakan anak-anak di tanah air berasal dari China. Sayangnya, sebagian besar mainan tersebut memiliki kualitas yang belum terjamin. "Ini yang 90%-nya yang berasal dari plastik," ungkap Bayu. (Dny/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya