Penduduk Negara Maju Bayar Pajak Karena Takut Dipenjara

Siapa sangka, masyarakat negara maju ternyata rajin membayar pajak bukan karena kesadaran namun ketakutan akan dipenjara.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Nov 2013, 16:57 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2013, 16:57 WIB
pajak30405b.jpg
Ketaatan masyarakat negara maju dalam membaar pajak ternyata tak sepenuhnya dipicu kesadaran dari dalam diri. Adanya mindset ancaman penjara jika tidak membayar pajak, justru menjadi pemicu utama tingginya masyarakat negara maju menunaikan kewajiban pajak.

Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Fuad Rahmany saat berbicara pada Seminar Politik Perpajakan untuk Meningkatkan Daya Saing Nasional di Hotel Bidakara mengaku pernah menjumpai warga negara Italia yang merupakan pemilik restoran di Bali namun masih mengemplang pajak.

"Saat saya tanya, ternyata dia belum bayar pajak. Tetapi dia minta penjelasan soal cara membayar pajak di Indonesia, karena dia takut masuk penjara," ujarnya di Jakarta, Rabu (21/11/2013).

Tak hanya di Indonesia, Fuad juga menemukan pengalaman serupa kala tinggal selama 10 tahun di Amerika Serikat. Di negara Adi Kuasa tersebut, petugas pajak akan mendatangi rumah para wajib pajak untuk mengingatkan agar membayar kewajiban pajaknya.

"Misalnya petugas yang datang memberi waktu seminggu. Kalau dalam satu minggu itu mereka nggak bayar pajak juga, maka yang datang bukan lagi petugas pajak tetapi polisi. Dari sini dapat dilihat bagaimana penegakan pajak negara di Eropa dan Amerika lebih didorong ke arah enforcement," jelasnya.

Dari kedua contoh tersebut, Fuad menilai, upaya meningkatan kesadaran para wajib pajak harus dibarengi dengan adanya penegakan hukum yang tegas sehingga tak ada ruang bagi pengemplang pajak. Hal ini dibarengi dengan kemudahan pelayanan bagi publik.

"Pelayanan memang harus terus ditingkatkan tetapi enforcement juga perlu untuk ditegakan," tandasnya.(Dny/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya