30 Tahun Dikuasai Jepang, Hari Ini Inalum Resmi ke Pangkuan RI

Usai 30 tahun berada dalam genggaman Jepang dan melalui proses negosiasi yang alot, Indonesia akhirnya bisa memiliki secara penuh Inalum.

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Des 2013, 11:50 WIB
Diterbitkan 09 Des 2013, 11:50 WIB
inalum-rugi-131025c.jpg

Usai 30 tahun berada dalam genggaman Jepang dan melalui proses negosiasi yang alot, Indonesia akhirnya bisa memiliki secara penuh produsen aluminium, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) di Sumatera Utara.

Berdasarkan keterangan acara Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Hartono menyebutkan, rencananya hari ini kedua perwakilan negara akan menandatangani kesepakatan tentang penyerahan Inalum tersebut.

 "Dalam rangka pengakhiran pengambilalihan Inalum, akan diadakan penandatanganan Termination Agreement di Ruang Garuda Kemenperin," sebut Hartono, Senin (9/12/2013).

PT Nippon Asahan Aluminium (NAA), perusahaan patungan asal Jepang sebelumnya memang menjadi pemegang saham mayoritas Inalum selama hampir 30 tahun.

Berdasarkan perjanjian Indonesia dan Jepang pada 7 Juli 1975, kepemilikan NAA atas Inalum mencapai 58,87% sementara jatah Indonesia hanya 41,13%. Adapun nilai investasi pembangunan Inalum mencapai US$ 2 miliar.

Selama berdiri, produksi Inalum sebagian besar dipasok untuk memenuhi kebutuhan industri Jepang sesuai kesepakatan dalam kepemilikan. Tak ada peluang bagi industri nasional.

Hingga akhirnya, Indonesia berkesempatan memiliki Inalum setelah kontrak kerja sama pengelolaan perusahaan ini berakhir pada 31 Oktober 2013.

Namun dalam prosesnya, pengambilalihan Inalum melalui jalan berliku. Salah satunya karena Jepang tak menyepakati nilai buku tawaran akuisisi Inalum dari Indonesia. Jalan arbitrase pun sempat dipikirkan Indonesia untuk bisa mengembalikan Inalum ke Bumi Pertiwi.

Hingga akhirnya sebagai jalan keluar muncul angka US$ 556,7 juta tanda pembayaran Indonesia buat Inalum kepada Jepang. Angka ini pun disepakati negara yang pernah menjajah Indonesia tersebut.

Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat sebelumnya mengaku pemerintah menargetkan proses pengambilalihan Inalum bisa berlangsung sebelum 12 Desember 2013, yakni sebelum kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Jepang. (Nrm/Igw)





               

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya