Jero Wacik Seram Bayangkan Kuota BBM

"Tahun lalu saya ingat agak serem juga, saya berdoa mudah-mudahan 48 juta itu bisa dicapai," kata Jero Wacik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Jan 2014, 20:37 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2014, 20:37 WIB
jero-wacik-buka-130828b.jpg
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengaku seringkali seram jika membayangkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jebol tahun ini. Jatah kuota BBM bersubsidi pada tahun ini dipatok sebesar 48 juta kiloliter atau sama sama seperti tahun lalu.

Ketakutan mantan menteri pariwisata ini muncul seiring laju pertumbuhan kendaraan bermotor yang terus meningkat setiap tahunnya.

"Tahun lalu saya ingat agak serem juga, saya berdoa mudah-mudahan 48 juta itu bisa dicapai, sekarang kayaknya tahun ini mudah-mudah tidak jebol 48 juta," kata Jero, dalam laporan kinerja Kementerian ESDM dengan komisi VII DPR, di gedung DPR Jakarta, Rabu (29/1/2014).

Kuota BBM bersubsidi tahun lalu masih tersisa sebanyak 1,17 juta KL, atau hanya terpakai 46,83 juta Kl. Tercatat BBM bersubsidi sebanyak 46,83 juta KL telah diserap para pemilik kendaraan bermotor di tanah air.

Jero mengaku pernah membayangkan kuota BBM tahun lalu bakal jebol. Beruntung ketakutan ini tidak terjadi karena pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Kami berpikir bisa jebol, karena biasanya setiap bulan Oktober kita bahas tambahan kuota," tuturnya.

Menurut Jero, masyarakat Indonesia biasanya sulit berhemat bila harga BBM terbilang murah. Dengan harga BBM bersubsidi yang sedikit mahal, masyarakat mau tidak mau harus melakukan penghematan.

"Sudah bikin baliho susah diajak hemat, begitu harga BBM-nya Rp 65.00 maka sebagian besar masyarakat kita terus berhemat, sehingga kuota 48 juta habis 46,83 juta," katanya. (Pew/Shd)

Baca juga

Jero Wacik Sampai Berbusa-busa Ajak Rakyat Hemat BBM

Rupiah Jeblok, RI Bakar Duit Rp 210 Triliun buat Subsidi BBM

Kuota BBM Masih Sisa, Pertamina Hemat Subsidi Rp 8 Triliun

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya