Liputan6.com, Jakarta - Ulama NU asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) memberikan perspektif berbeda dalam melihat kemiskinan.
Menurut dia, sebenarnya seseorang tidak akan miskin. Hanya saja, ada berbagai penyebab yang membuat seseorang miskin.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Penjelasan Gus Baha mengenai penyebab kemiskinan ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu ((5/1/2025).
Artikel kedua terpopuler yaitu pakaian terbaik perempuan untuk sholat di rumah, penjelasan Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Sementara, artikel ketiga yang juga menyita perhatian pembaca adalah amalan-amalan istimewa di bulan Rajab agar mendapatkan syafaat di hari kiamat.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.Â
Â
Simak Video Pilihan Ini:
1. Sebenarnya Kita Tidak Akan Miskin, Ini Penyebab Kemiskinan Kata Gus Baha
Ketika berbicara tentang kemiskinan, seringkali perspektif yang digunakan hanya mengacu pada kurangnya materi. Namun, Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, memberikan pandangan berbeda yang membuka sudut pandang baru tentang definisi cukup dan kaya.
Dalam sebuah ceramahnya, Gus Baha menyampaikan bahwa kemiskinan seringkali bukan disebabkan oleh kurangnya harta, melainkan karena banyaknya kebutuhan yang diciptakan sendiri. Pandangan ini disampaikan dalam konteks bagaimana manusia memahami kecukupan dalam hidup.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @asepsadhili3081, Gus Baha menjelaskan bahwa sebenarnya manusia tidak akan pernah miskin jika hanya mengandalkan kebutuhan pokok, yaitu makan dan minum yang cukup.
"Andaikan orang hanya butuh makanan pokok, yaitu makan dan minum yang pokok, maka kita gak pernah miskin," kata Gus Baha.
Menurutnya, kemiskinan seringkali muncul karena manusia terus menambah kebutuhan yang tidak esensial. Perasaan tidak cukup inilah yang membuat seseorang merasa kekurangan meskipun sudah memiliki banyak hal.
"Jadi miskin itu disebabkan kebutuhan kita banyak, maka merasa miskin kalau gak tersampaikan," jelas Gus Baha.
Advertisement
2. Pakaian Terbaik Perempuan untuk Sholat di Rumah, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
Sholat adalah ibadah yang menuntut kesiapan hati dan fisik, termasuk pakaian yang dikenakan. Ustadz Adi Hidayat, pendiri Quantum Akhyar Institute, menjelaskan pentingnya memahami pakaian terbaik untuk perempuan saat melaksanakan sholat di rumah.
Dalam sebuah tayangan yang dikutip dari kanal YouTube @Wadidang, Ustadz Adi menyampaikan bahwa pakaian untuk sholat sebaiknya memenuhi syarat sesuai tuntunan agama.
Berdasarkan Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 31, pakaian yang dikenakan harus menutupi aurat dengan baik dan tidak berlebihan. Ayat ini menegaskan, "Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan."
Menurut UAH, perempuan boleh mengenakan pakaian yang sedang dikenakan, seperti daster, selama ditutupi dengan mukena atau pakaian lain yang rapi. Prinsipnya adalah menutup aurat dengan baik dan menjaga kerapian.
Ia juga mengingatkan bahwa pakaian untuk sholat sebaiknya mencerminkan keindahan dan kerapian. "Kalau ada tanda panggil dari masjid, kenakan pakaian terindah. Indah itu ukurannya banyak, termasuk moral dan rapi," ujar Ustaz Adi.
Sebagai contoh, ia menjelaskan bahwa mengenakan daster untuk sholat tidak menjadi masalah jika ditutupi dengan pakaian tambahan yang layak. Mukena tetap menjadi pilihan utama karena memberikan perlindungan menyeluruh dan lebih rapi.
3. Amalan-Amalan Istimewa di Bulan Rajab agar Peroleh Syafaat di Hari Kiamat
Sebagai bulan mulia yang penuh keberkahan, setiap muslim sangat dianjurkan untuk melaksanakan ibadah ataupun amalan-amalan di bulan Rajab.
Terdapat amalan istimewa di bulan Rajab yang pahalanya sangat besar. Bahkan pahala ini sangat diinginkan seluruh manusia saat berada di Padang Mahsyar di hari Kiamat.
Sebagaimana kita ketahui, suasana Padang Mahsyar di Hari Kiamat ini begitu mencekam dan masing-masing manusia sibuk dengan nasibnya sendiri.
Semua orang membutuhkan syafaat di Hari Kiamat.Â
Lantas amalan apa yang utama dilakukan di bulan Rajab untuk mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di Hari Kiamat? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Advertisement