Pasangan Selingkuh, Apa Boleh Langsung Dicerai Buya?

Menurut Buya, hati yang terluka akibat perselingkuhan harus tetap diperlakukan dengan bijaksana. Rasa sakit akibat kekecewaan harus dihadapi dengan kepala dingin agar tidak memperparah kondisi rumah tangga

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2025, 00:33 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2025, 00:30 WIB
Buya yahya sss
Buya Yahya (Tik-Tok)

Liputan6.com, Jakarta - Perselingkuhan merupakan salah satu ujian besar dalam kehidupan rumah tangga yang dapat mengguncang pondasi hubungan suami-istri. Perselingkuhan ini kerap menimbulkan dilema besar, baik bagi pihak yang diselingkuhi maupun bagi pelaku yang ingin memperbaiki kesalahan.

Dalam Islam, persoalan seperti ini memiliki solusi yang menitikberatkan pada hikmah dan maslahat.

Dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube @TabunganAkhiratTV, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah di Cirebon, memberikan pandangannya terkait persoalan ini.

Buya Yahya menjelaskan bahwa menangani pasangan yang terlibat zina memerlukan kebijaksanaan dan pengendalian emosi.

Buya Yahya menyampaikan bahwa perselingkuhan bisa saja terjadi karena pasangan "terpeleset" dalam kesalahan. Namun, jika ada tanda-tanda penyesalan dari pelaku, memberikan kesempatan untuk mendidik dan membimbingnya kembali ke jalan yang benar merupakan langkah yang lebih baik dibandingkan meninggalkan pasangan tanpa memberikan arahan.

Menurut Buya, hati yang terluka akibat perselingkuhan harus tetap diperlakukan dengan bijaksana. Rasa sakit akibat kekecewaan harus dihadapi dengan kepala dingin agar tidak memperparah kondisi rumah tangga. Komitmen menjadi kunci utama yang harus dibangun kembali jika ada keinginan untuk memperbaiki hubungan.

Namun, apabila tidak terlihat adanya penyesalan dari pelaku perselingkuhan, Buya Yahya menyarankan untuk tidak melanjutkan hubungan. Ia menegaskan bahwa melanjutkan pernikahan tanpa keinginan perbaikan hanya akan menambah luka yang lebih dalam bagi kedua belah pihak.

Buya menambahkan, "Kalau ada tanda-tanda penyesalan, tentu yang terbaik adalah membantu pasangan tersebut. Namun, jika tidak, maka jalan terbaik adalah berpisah (cerai) secara baik-baik." Pemisahan, menurutnya, tidak boleh dilakukan dengan caci maki atau menjelekkan pasangan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Bagaimana Mengakhiri Hubungan Sesuai Syariat?

arti mimpi istri selingkuh
ilustrasi selingkuh ©Ilustrasi dibuat AI

Mengakhiri hubungan dengan cara yang baik akan meminimalkan konflik berkepanjangan. Proses ini juga harus dilakukan tanpa menyebutkan keburukan pasangan yang dapat memperburuk hubungan antara keluarga besar masing-masing.

Buya Yahya menekankan pentingnya komunikasi yang sehat dalam menghadapi persoalan rumah tangga. Dengan dialog yang jujur dan terbuka, peluang untuk menyelesaikan masalah secara damai menjadi lebih besar.

Selain itu, pasangan yang diselingkuhi juga disarankan untuk memperkuat diri dengan mendekatkan diri kepada Allah. Menurut Buya Yahya, hanya Allah yang mampu memberikan ketenangan hati dalam menghadapi ujian kehidupan seperti ini.

Penting juga untuk melibatkan pihak ketiga yang dapat dipercaya, seperti ulama atau penasihat pernikahan, untuk memberikan pandangan netral dan membantu menyelesaikan konflik. Langkah ini dapat mencegah emosi mendominasi keputusan yang diambil.

Dalam Islam, perselingkuhan adalah dosa besar, namun pintu taubat selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin memperbaiki diri. Oleh karena itu, memberikan kesempatan kedua bagi pasangan yang menyesali perbuatannya adalah langkah yang penuh kebaikan.

Namun, jika pasangan merasa tidak mampu memaafkan atau memperbaiki hubungan, maka perceraian bisa menjadi solusi terakhir. Perceraian yang dilakukan dengan cara yang baik, tanpa permusuhan, adalah bagian dari ajaran Islam.

Solusi Mudah, tapi Butuh Mental Kuat

Ilustrasi Sidang Cerai
Ilustrasi Sidang Cerai

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa setiap keputusan yang diambil harus disertai dengan doa dan pertimbangan matang. Hal ini untuk memastikan bahwa keputusan tersebut membawa kebaikan bagi kedua belah pihak.

Bagi pasangan yang memilih untuk berpisah, penting untuk menjaga sikap dewasa dalam menghadapi situasi. Terutama jika ada anak dalam pernikahan, kedewasaan dalam berpisah akan berdampak besar pada psikologi anak.

Sebaliknya, jika pasangan memilih untuk tetap bersama, membangun kembali kepercayaan adalah langkah yang harus dilakukan dengan kesabaran dan usaha yang konsisten. Kepercayaan adalah fondasi penting dalam rumah tangga.

Solusi atas persoalan perselingkuhan tidaklah mudah dan memerlukan kekuatan mental yang besar. Dalam setiap keputusan, hikmah dan maslahat harus selalu menjadi prioritas utama.

Buya Yahya menyarankan umat Islam untuk selalu menjaga hubungan rumah tangga dengan baik. Perselingkuhan dapat dicegah jika setiap pasangan saling menjaga komitmen dan terus meningkatkan keimanan.

Menurutnya, pasangan suami-istri harus saling mendukung dalam kebaikan dan selalu menjadikan Allah sebagai pusat dari segala aktivitas rumah tangga. Dengan begitu, tantangan apa pun dapat dihadapi bersama.

Mengakhiri pandangannya, Buya Yahya mengingatkan bahwa rumah tangga adalah ladang amal yang penuh dengan ujian. Dengan kesabaran, doa, dan usaha, setiap ujian dapat menjadi jalan menuju keberkahan.

Perselingkuhan adalah ujian yang berat, namun dengan pendekatan yang bijaksana dan bimbingan agama, solusi terbaik dapat ditemukan. Islam mengajarkan agar setiap persoalan diselesaikan dengan kasih sayang dan hikmah, demi terciptanya kedamaian bagi semua pihak yang terlibat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya