Tak Lolos CPNS, Honorer di Sulawesi Tengah Segel Sekolah

MP Negeri Satu Atap Parigi, Kabupaten Parigi Moutong Sulteng disegel warga yang tak lolos seleksi CPNS honorer K2.

oleh Nurmayanti diperbarui 21 Feb 2014, 17:47 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2014, 17:47 WIB
segel-sekolah-140221c.jpg
SMP Negeri Satu Atap Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng) disegel warga yang mengaku sebagai pemilik lahan pada Jumat (21/2/2014) siang tadi.

Akibatnya, proses belajar-mengajar terganggu dan membuat puluhan murid terpaksa dipulangkan dengan cepat oleh pihak sekolah.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com menyebutkan, penyegelan yang dilakukan dengan memasang palang menggunakan kayu balak dan papan di pintu tiga ruangan kelas sekolah tersebut, ditengarai akibat pemilik lahan yang juga tenaga honorer kategori 2 (K2) sekolah tersebut, tidak lulus dalam pengumuman CPNS Parimo yang diumumkan dalam web Kemen PAN-RB, belum lama ini.

Arfan pemilik lahan kepada sejumlah wartawan mengaku, sangat kecewa terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parimo terkhusus Dinas Pendidikan (Disdik) Parimo.

Dia beralasan, sebelum lahan miliknya dibangun sekolah tersebut, pihak Disdik Parimo pernah melakukan negosiasi dengannya.

Isi negosiasi itu, diketahui Disdik Parimo meminta agar lokasi tersebut dihibahkan kepada Pemerintah Daerah Parimo.

Namun, dengan ketentuan Arfan dipekerjakan sebagai tenaga honorer di sekolah tersebut. Bahkan jika ada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil  (CPNS) Arfan diikutkan dan diupayakan lulus agar bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Nyatanya apa?. Sekarang saya tidak lulus, mana janji-janji itu. Saya sangat kecewa dengan Pemkab, makanya saya nekad segel sekolah ini," ungkap dia.
 
Sebelum dibangun, lahan sekolah ini terdapat perkebunan pohon kelapa dan pohon coklat yang merupakan penghasilan hidup keluarga Arfan.

"Sebelumnya saya dan keluarga menolak untuk memberikan. Namun, menyangkut kepentingan banyak umat, terkhusus anak-anak yang berada di kecamatan tersebut untuk menimba ilmu, sehingga kami memberikan dengan mengiyakan janji-janji itu," terangnya.
 
Arfan menegaskan, akan terus menyegel sekolah ini sampai ada titik temu antara ia dan Pemkab Parimo. "Saya sudah mengorbankan kebun yang merupakan harta keluarga hanya ingin membantu pemerintah membangun sekolah ini. Namun, setelah begitu lama bekerja sebagai honorer, saya cuma dapat janji-janji saja," tuturnya.

"Penyegelan ini bisa dibuka jika sudah ada kepastian antara saya dengan Pemkab. Jika tidak ada hasilnya maka penyegelan ini akan terus berlangsung," tambah dia.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri Satu Atap, Damran mengatakan aksi peyegelan pemilik lahan itu sangat disayangkan karena jelas menganggu proses belajar-mengajar terutama bagi murid kelas 3 yang tidak lama lagi akan menghadapi Ujian Nasional (UN).

Namun kata dia, pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak, karena dirinya tidak mengetahui persis persoalan itu.

"Disegel seperti ini tentunya yang rugi adalah murid. Apalagi yang kelas 3 tidak lama lagi akan menghadapi UN. Namun ini semua kami serahkan ke Pemkab, bagaimana ke depannya," tandas dia.

Pantauan di lokasi, penyegelan yang berlangsung pagi hingga siang tadi itu, diwarnai isak tangis murid dan guru. Bahkan beberapa murid terlihat pingsan dan histeris akibat aksi yang dilakukan pemilik lahan tersebut.

"Kami mau belajar di mana pak, kalau sekolah ini disegel. Kami ini sudah kelas 3 yang lagi persiapan menghadapi UN," pinta Ika salah satu murid sekolah tersebut, kepada sejumlah wartawan di lokasi penyegelan. (M Taufan SP Bustan)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya