Liputan6.com, Jakarta - Kualitas udara di Jakarta pada Rabu pagi (2/4/2025) atau H+1 Lebaran 2025 masuk ke dalam kategori baik. Hal ini berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir.
Berdasarkan pantauan pada pukul 06.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 50 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5 sebesar 9 mikrogram per meter kubik.
Baca Juga
Angka tersebut menjadikan Jakarta masuk peringkat ke 50 dalam daftar kota besar paling bersih di dunia. Dengan kualitas udara yang baik, masyarakat bisa menikmati aktivitas luar ruangan. Demikian dilansir dari Antara.
Advertisement
Kendati kualitas udara di Jakarta membaik, indeks kualitas udara di sejumlah kota justru sebaliknya. Kota Tangerang Selatan, Banten, tercatat memiliki indeks kualitas udara buruk dengan rangking PM2.5 134, disusul Depok dengan rangking 129.
Sementara indeks kualitas udara Pakisaji, Jawa Timur; Medan, Sumatera Utara; Bali; Surabaya, Jawa Timur; dan Tangerang, Banten masuk kategori sedang dengan kisaran rangking 85-55.
Selanjutnya, berdasarkan Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa kualitas udara di empat lokasi berada pada kategori baik atau nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50, sedangkan satu lokasi berada pada kategori sedang atau nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 50-100.
Indeks kualitas udara di Kebon Jeruk, Jakarta Barat tercatat di angka 43, Bundaran HI, Jakarta Pusat dengan Indeks di angka 42, sedangkan wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara di angka 28, Lubang Buaya, Jakarta Timur di angka 31, dan Jagakarsa, Jakarta Selatan di angka 56.
Perbaiki Kualitas Udara, Pemprov Jakarta Ajak Warga Jalan Kaki 7.500 Langkah per Hari
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memecahkan Rekor MURI untuk kategori 'Jalan Kaki 7.500 Langkah per Hari oleh ASN Terbanyak'.
Adapun gerakan jalan kaki 7.500 langkah per hari ini merupakan kampanye untuk membiasakan jalan kaki demi kesehatan masyarakat serta membantu membuat udara Jakarta menjadi lebih bersih.
Gerakan jalan kaki 7.500 langkah per hari tersebut berlangsung di puncak acara Jakarta Berjaga (Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Bahagia) sekaligus Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dihelat di parkiran selatan kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (9/6/2024).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menyebut, kegiatan ini bisa menjadi momentum bagi warga Jakarta untuk mengubah kebiasaan dari menggunakan kendaraan bermotor pribadi, menjadi berjalan kaki atau menggunakan transportasi publik.
"Dengan lebih banyak berjalan kaki, kita tidak hanya menjaga kesehatan kita sendiri, tetapi juga membantu menjaga lingkungan kita. Ini adalah langkah kecil yang memiliki dampak besar," kata Asep dalam keterangan tertulis, diterima Minggu (9/6/2024).
Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta Ani Ruspitawari menyampaikan, rangkaian kegiatan Jakarta Berjaga telah dimulai sejak 28 April 2024.
Advertisement
