Liputan6.com, Jakarta: Bintang baru Aspac Jakarta Ebrahim Enguio Lopez berhasil menyabet penghargaan Sixth Man of The Year Speedy NBL Indonesia 2013/2014. Shooting guard naturalisasi berdarah Filipina-Indonesia ini menjalani peran sebagai pemain cadangan dengan sangat efektif.
Pada musim debutnya di Speedy NBL Indonesia, Biboy, sapaan akrab Ebrahim, selalu bermain sebagai cadangan dalam 27 penampilannya di musim reguler. Meski masuk sebagai pemain cadangan, performa Biboy sangat luar biasa.
Rata-rata Biboy mencetak 12,85 poin per pertandingan. Jumlah ini mengalahkan para pemain langganan starter Aspac. Padahal Biboy hanya bermain 20 menit 49 detik per game.
Pemain bertinggi 183 cm ini bergabung dengan Aspac Februari 2013. Namun karena statusnya sebagai pemain naturalisasi, Biboy tidak bisa langsung tampil. Dia harus menunggu pengesahan paspor sebagai WNI.
Biboy baru bisa tampil di Speedy NBL Indonesia setelah mendapat izin pada 30 Desember. Dia memulai debut di Seri II melawan Satria Muda Britama.
Biboy mengikuti jejak point guard Andakara Prastawa Dhyaksa yang musim lalu juga berhasil menjadi Sixth Man of The Year pada tahun pertamanya di Speedy NBL Indonesia.
Menjadi Sixth Man of The Year tentu tidak mudah. Proses pemilihan dilihat murni berdasarkan catatan statistik sepanjang musim. Biboy harus terus menjaga performa saat diturunkan sebagai pemain pelapis. Mempelajari dengan cepat permainan yang sedang berjalan dan langsung berdaptasi mengatasi strategi yang telah direncanakan pelatih.
Kontribusi itu sangat penting untuk tim besar sekelas Aspac yang berambisi mempertahankan gelar. Sekaligus pekerjaan berat bagi Biboy untuk terus eksis dalam persaingan di liga basket kasta tertinggi tanah air.
Sementara itu, gelar pemain cadangan terbaik untuk Speedy WNBL Indonesia 2013-2014 berhasil direbut oleh Marlina Herawan. Point guard Surabaya Fever ini berhasil merebut gelar Sixth Woman of The Year yang musim sebelumnya diraih Sinta Ayu Ramadhani (Sahabat Wisma Sehati Semarang).