10 Hal Menarik Disimak di Pekan Pertama Premier League (Bagian 2)

Salah satunya adalah dengan hadirnya mantan pelatih timnas Belanda, Louis van Gaal.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 16 Agu 2014, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2014, 10:00 WIB
Liga Premier
Liga Premier

Liputan6.com, London - Liga Premier musim 2014-2015 akan segera bergulir. Di musim baru ini banyak hal yang diprediksi bakal menarik disimak khususnya di pekan pertama.

Salah satunya adalah dengan hadirnya mantan pelatih timnas Belanda, Louis van Gaal yang kini menukangi Manchester United.

Setelah musim lalu terpuruk ketika ditukangi David Moyes, kini dengan hadirnya Van Gaal MU berharap bisa kembali berjaya di Liga Premier. Berikut 10 hal menarik disimak di pekan pertama Liga Premier:


Kembalinya Hoddle di pinggir lapangan

Mantan Pelatih Timnas Inggris Glenn Hoddle
Mantan Pelatih Timnas Inggris Glenn Hoddle (PAUL ELLIS/AFP)

Glenn Hoddle akhirnya kembali merasakan atmosfer Liga Premier. Mantan pelatih timnas Inggris itu akan menjadi asisten bagi manajer QPR, Harry Redknapp.

Redknapp bukan tanpa alasan memilih Hoddle sebagai pendampingnya. Usia Redknapp yang sudah 68 tahun membuatnya harus mencari asisten yang bisa meneruskan kinerjanya di Loftus Road.

Kebetulan Redknapp dan Hoddle punya filosofi sama sebagai manajer. Selain berasal dari Inggris, keduanya juga senang menerapkan formasi 3-5-2 di lapangan.


Menanti aksi Bojan bersama Stoke

Bojan Krkic
Bojan Krkic (Dailymail)

Barcelona, Roma, Milan, Ajax, dan kini Bojan Krkic memilih Stoke City. Dia berharap kariernya kembali cemerlang di bawah asuhan Mark Hughes.

Kedatangannya di Britannia Stadium membuat penggemar The Potters seperti kembali menemukan gairah baru. Apalagi Bojan punya prestasi yang cemerlang, yakni pernah meraih 10 trofi bersama mantan klubnya.

Stoke beruntung karena bisa mendapatkan alumnus La Masia ini. Terlebih usia Bojan masih 23 tahun dan punya potensi besar jika mampu dikembangkan Hughes.


Pembelian Lovren takkan sia-sia

Dejan Lovren
Dejan Lovren (Dailystar.co.uk)

Liverpool menghabiskan dana sebesar 20 juta pound untuk membeli Dejan Lovren dari Southampton. Harga ini termasuk tinggi jika dibandingkan Rickie Lambert yang dibeli dari klub yang sama dengan harga empat juta pound.

Namun di laga pramusim, Lovren telah membuktikan kualitasnya. Ia bermain bagus melawan Borussia Dortmund dan mencetak satu gol meski berposisi bek tengah.

Jika Lovren mampu mempertahankan performanya, maka The Reds pasti takkan menyesal membelinya dengan harga mahal. Terlebih Liverpool juga kemungkinan besar akan membuang bek asal Denmark, Daniel Agger demi memberikan tempat bagi Lovren.


Apakah Manchester City mengalami penurunan

Manchester City
Manchester City (ANDREW YATES / AFP)

Kekalahan dari Arsenal di laga Community Shield membuat kemampuan Manchester City dipertanyakan. Padahal di laga itu The Citizens tampil tanpa penggawa intinya.

Laga lawan Newcastle besok malam akan menjadi pembuktian bagi kualitas City. Walau sejumlah pemain inti seperti Vincent Kompany, Sergio Aguero, Pablo Zabaleta, dan Fernandinho baru dua pekan berlatih penuh tanpa laga uji coba.

Kemenangan atas The Magpies bisa membuat City percaya diri menjalani musim ini. Yang pasti manajer Manuel Pellegrini harus pintar meracik strategi dengan kondisi pemain yang belum sepenuhnya fit.


Ujian terberat Burnley

Burnley vs Sheffield Utd (© AFP 2009)
Wade Elliot of Burnley congratulated by teammates after he scored during the Championship Play-Off Final between Burnley and Sheffield United at Wembley Stadium, Monday 25 May 2009. AFP PHOTO/Geoff CADDICK

Lima tahun lalu Burnley membuat kejutan dengan menang 1-0 melawan MU di laga pertama Liga Premier mereka. Kini tantangan serupa hadir karena mereka harus menghadapi salah satu klub besar, Chelsea.

Burnley datang ke Liga Premier dengan status runners-up Divisi Championship musim lalu. Tak heran suporter The Clarets berharap mereka tak hanya sekadar numpang lewat musim ini.

Walau Burnley tak terlalu getol di bursa transfer, namun kekompakan musim lalu bisa menjadi modal di musim ini. Yang jelas manajer Sean Dyche harus membuat anak asuhnya tampil konsisten ketimbang membuat kemenangan kejutan tapi degradasi di akhir musim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya