Setelah Reli Kuat Saham Teknologi China Mengalami Koreksi, Apa yang Terjadi?

Indeks saham teknologi yang terdaftar di Hong Kong mengalami penurunan tajam pada hari Senin, memasuki wilayah koreksi setelah mengalami reli kuat.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 01 Apr 2025, 12:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2025, 12:00 WIB
OJK Terapkan Kebijakan Buyback Saham Tanpa RUPS
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan penetapan kondisi pasar yang fluktuatif signifikan berlaku selama enam bulan sejak tanggal dikeluarkan, yaitu 18 Maret 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Indeks saham teknologi yang terdaftar di Hong Kong mengalami penurunan tajam pada hari Senin, memasuki wilayah koreksi setelah mengalami reli kuat. Penurunan ini dipicu oleh aksi ambil untung investor serta meningkatnya kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan AS yang berpotensi membatasi akses Tiongkok ke teknologi canggih.

Indeks Hang Seng Tech, yang mencakup beberapa perusahaan teknologi terbesar dari daratan Tiongkok yang terdaftar di Hong Kong, telah turun lebih dari 12% sejak mencapai puncaknya pada 18 Maret. Pada perdagangan Senin, indeks ini kembali melemah lebih dari 3%, memperburuk tren koreksi yang sudah berlangsung.

Sejak Beijing memperkenalkan langkah-langkah stimulus ekonomi yang lebih agresif pada September lalu, investor institusional dari dalam dan luar negeri mulai kembali masuk ke pasar saham Tiongkok. Masuknya dana segar ini sempat mendorong Indeks Hang Seng Tech ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir pada awal bulan ini.

Saham-saham teknologi Tiongkok mengalami lonjakan tajam sejak peluncuran model R1 dari startup AI DeepSeek pada Januari. Model ini diklaim memiliki kinerja lebih unggul dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem AI yang dipimpin oleh AS, sehingga menarik perhatian investor.

Beberapa saham utama seperti Alibaba dan Tencent sempat mengalami lonjakan pembelian bersih dari investor daratan Tiongkok, mencatatkan rekor baru. Namun, aksi ambil untung yang terjadi baru-baru ini kembali menekan harga saham-saham tersebut.

"Ada banyak reli palsu pada saham teknologi China selama tiga tahun terakhir, dan ini bisa jadi salah satunya," ujar Dan Niles dari Niles Investment Management, dikutip dari CNBC, Senin (31/3/2025).

 

Promosi 1

Koreksi Berpotensi Makin Dalam

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Ia menambahkan bahwa koreksi ini bisa semakin dalam jika tarif yang diberlakukan AS lebih ketat dari perkiraan atau jika Tiongkok kembali melakukan kebijakan yang membatasi pertumbuhan perusahaan teknologinya sendiri.

Pasar saham Tiongkok secara historis lebih volatil dibandingkan pasar di AS dan negara maju lainnya. CEO Clearnomics, James Liu, menekankan bahwa faktor-faktor seperti perang dagang yang terus berkembang akan terus memicu volatilitas. 

"Bagi sebagian besar investor, berinvestasi di saham teknologi China sebaiknya dilihat sebagai strategi diversifikasi dari portofolio yang mungkin terlalu terkonsentrasi pada teknologi AS," kata Liu kepada CNBC.

Menurut Vincent Chan, ahli strategi di Aletheia Capital, tidak ada katalis negatif spesifik yang menyebabkan penurunan saham teknologi China. 

"Koreksi ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung setelah reli yang cukup tajam, ditambah dengan pemulihan ekonomi Tiongkok yang berjalan cukup lambat," jelasnya.

 

Potensi Saham Teknologi China

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sementara itu, Vey-Sern Ling, penasihat ekuitas senior di UBP, menilai bahwa penurunan ini adalah hal yang wajar setelah kenaikan signifikan tahun ini.

Ia juga percaya bahwa saham teknologi China masih memiliki potensi untuk terapresiasi, terutama dengan musim laporan keuangan yang kuat dan valuasi yang masih lebih rendah dibandingkan perusahaan teknologi global lainnya.

Saat ini, Indeks MSCI China diperdagangkan pada 12,58 kali lipat dari proyeksi pendapatan satu tahun ke depan, jauh di bawah valuasi S&P 500 yang berada di angka 20,21 kali lipat, berdasarkan data dari FactSet. 

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mengalami koreksi, saham teknologi China masih memiliki daya tarik tersendiri bagi investor jangka panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya