Inilah Profil Anggota Tim 9 Menpora

Bagaimana kompetensi para anggota tim 9 dalam mengatasi permasalahan sepak bola nasional?

oleh Muhammad Ridwan diperbarui 08 Jan 2015, 17:30 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2015, 17:30 WIB
Imam Nahrawi
Imam Nahrawi (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta: Beberapa waktu yang lalu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Imam Nahrawi, telah mengumumkan nama-nama anggota yang mengisi Tim Sembilan. Namun langkah yang diambilnya itu malah menuai kecaman dari beberapa pihak.

Salah satunya adalah Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin yang mengaku tidak mengenal tim sembilan bentukan Imam Nahrawi. Menurutnya, tim sembilan tidak punya wewenang untuk mencampuri urusan sepak bola Indonesia.

"Tim sembilan itu siapa? Apa gunanya? Mana bisa mereka usut. Mereka tidak punya urusan. Kalau Menteri atau KONI yang panggil kami (PSSI), pasti kami datang. Itu ada peraturannya,"ucapnya.

Selain itu masih ada beberapa pihak lain menganggap kalau orang-orang yang mengisi posisi di tim sembilan bukanlah figur yang tepat karena tidak mengerti tentang sepak bola. Sehingga tak mungkin bisa memperbaiki sepak bola di Indonesia.

Berikut ini profil nama orang-orang yang mengisi Tim Sembilan seperti yang terurai di 5 halaman berikutnya:

Ricky Yakobi

Ricky Yakobi
Ricky Yakobi (istimewa)

1.Ricky Yacobi (Eks Pemain Timnas)

Selama bermain di Indonesia, Ricky tidak pernah membawa klubnya Arseto Solo menjadi juara (Galatama /Liga Indonesia ). Namun, ia sempat dua kali turut mempersembahkan medali emas SEA Games pada tahun 1987.

Ricky sangat memesona penggila bola nasional dengan gayanya yang khas. Kurniawan Dwi Yulianto, salah satu penyerang terbaik Indonesia yang bermain di era 1995-2005 sangat mengidolakannya. Ricky kerap dijuluki Paul Breitner Indonesia dan merupakan penyerang oportunis yang mengandalkankecepatan dalam bermain.

Tampangnya yang lumayan ganteng dan rambutnya yang gondrong membuat Ricky begitu dikenal. Aksi puncakya terjadi di ajang Asian Games 1986 di Korea Selatan.

Budiarto Shambazy dan Nur Hasan

Budiarto Shambazy
Budiarto Shambazy/Kiri (istimewa)

2.Budiarto Shambazy (Pengamat/Wartawan Senior)

Ia merupakan wartawan senior di salah satu media cetak nasional. Selain menjadi wartawan, Budi juga menjadi pengamat sepak bola bahkan ia sering kali menjadi komentator sepak bola.

Namun ia memutuskan mengundurkan diri dari tim sembilan, setelah pihak media tempatnnya bekerja tidak mengizinkan dirinya ada di tim tersebut. Media cetak tersebut ingin menjaga independensi pemberitaan sehingga meminta Budi mundur.

3.Nur Hasan (Akademisi/Dosen)

Pria kelahiran 29 April 1963 itu merupakan dosen dan guru besar di Universitas Negeri Surabaya. Ia menamatkan program studi S1 nya dengan mengambil pendidikan kepelatihan olahraga di IKIP Negeri Surabaya pada tahun 1989.

Setelah itu ia mengambil program S2 nya dengan studi kesehatan. Dan untuk S3 Hasan mengambil ilmu keolahragaan. Tak ada catatan Nur Hasan pernah terlibat langsung dalam mengurus sepak bola.

Oegroseno dan Gatot S Dewa Broto

Oegroseno
Mantan Wakapolri, Komjen (Purn) Oegroseno(Liputan6.com/Miftahul Hayat)

4.Oegroseno (Mantan Wakapolri)

Komjen. Pol. ( Purn. ) Drs. Oegroseno, SH. adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 2 Agustus 2013 hingga 4 Maret 2014 menjabat Wakapolri. Oegro, begitu dia disapa, merupakan salah satu anggota Polri yang dikenal karena ketegasan, integritas, dan kesederhanannya.

Alumnus Akpol 1978 ini pernah mengenyam jabatan penting di tubuh Polri, diantaranya Kapolda Sulteng, Kadiv Propam Polri, dan terakhir Kapolda Sumut.

5.Gatot S Dewa Broto (Deputi V Kemenpora)

Gatot memulai karir pada Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi pada Juli 1989. Kemudian beberapa jabatan pernah dipegangnya sepertiKepala Seksi Giro, Kepala Seksi Tarif, kemudian Kepala Humas pada 2002-2003 di Ditjen Postel.

Kemudian Pada Juli 2005, Gatot diangkat sebagai Kepala Bagian Umum dan Humas Ditjen Postel, yang kemudian ketika per November 2008, Gatot mendapatkan amanah untuk mengepalai Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo. Saat ini ia bertugas sebagai Deputi V Kemenpora.

Imam Prasodjo dan Djoko Susilo

Imam Prasodjo
Imam Prasodjo/kanan tidak biasa bicarakan sepak bola (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

6.Imam Prasodjo (Sosiolog)

Saat ini ia menjadi dosen tetap fakultas ilmu sosial dan politik (FISIP) Universitas Indonesia .Selain menjadi dosen, Prasodjo juga merupakan ketua dari Yayasan Nurani Dunia,yaitu sebuah yayasan yang berkecimpung dalam bidang sosial dan pendidikan bagi kalangan yang kurang mampu dari segi ekonomi.

Prasodjo memperoleh gelar Ph.D dari Brown University, Rhode Island, Amerika Serikat. Ia kerap kali muncul sebagai narasumber di berbagai acara TV, maupun seminar yang diselenggarakan oleh universitas. Ia juga pernah menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum pusat masa bakti 1999-2004. Imam juga jarang terdengar terlibat dalam pembicaraan soal sepak bola.

7.Djoko Susilo (Mantan Duta Besar Untuk Swiss)

Djoko Susilo dulunya adalah seorang wartawan di salah satu media cetak nasional. Kemudian berkiprah di politik melalui Partai Amanat Nasional (PAN) dan kemudian dalam pemilihan wakil rakyat, dia masuk di gedung bundar DPR-RI dan duduk di kursi Komisi I dari F-PAN.

Pada tanggal 21 Januari 2010,pemerintah mempercayakan kepadanya untuk menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Negara Swiss, yang berarti membawa kuasa penuh atas nama Pemerintah dan Bangsa Indonesia.

Yunus Husein dan Eko Tjiptadi

Kepala PPATK Yunus Husein (kiri), berjabat tangan dengan anggota Pansus Hak Angket Bank Century Bambang Soesatyo, seusai mengikuti rapat konsultasi, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (17/12).(Antara)

8.Yunus Husein (Mantan Ketua PPATK)

Ia memulai karier di Bank Indonesia sebagai staf pemeriksa keuangan (1982-1985) hingga memimpin Direktorat Hukum BI (2002). Pada tahun 2002, ia diangkat sebagai kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Salah satu prestasi Yunus saat menjabat PPATK ialah berhasil mengungkap pencucian uang kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan . Setelah dua kali menjabat sebagai kepala PPATK, kini ia kembali bekerja di Bank Indonesia sebagai staf ahli Direktorat Sumber Daya Manusia.

Selain itu, Yunus juga mengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia serta menjadi dosen tidak tetap di beberapa universitas swasta.

9.Eko Tjiptadi (Mantan Direktur Pencegahan KPK)

Ia merupakan salah satu petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Eko pun dipilih Menpora karena ia merupakan orang yang berkompeten dalam menguak kasus korupsi.

Baca Juga:

Di Maria Terkejut dengan Kualitas Kapten MU

Statistik Kontestan 16 Besar Liga Champions Sejak 2003/04

Absen Latihan, Messi Bakal Dihukum Enrique

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya