Liputan6.com, Wina - Alfred Riedl memang berstatus sebagai salah satu pelatih klub Indonesia Super League (ISL), PSM Makassar. Namun, kini Riedl tak bisa mendampingi anak-anak asuhannya, karena tengah berada di Wina, Austria untuk pengobatan.
Meski demikian, Riedl mengaku terus mengikuti perkembangan sepakbola Indonesia dari negaranya. Dia pun mengetahui kabar bahwa BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) memverifikasi klub-klub sebelum tampil di Indonesia Super League 2015.
Pelatih berusia 65 tahun ini menilai, sudah sewajarnya klub-klub tersebut memenuhi persyaratan sebelum bisa berkiprah di kompetisi kasta tertinggi Indonesia. Bahkan, Riedl tak segan menyarankan agar ISL tidak perlu diikuti banyak klub, karena yang terpenting kompetisi dapat berjalan lancar.
Advertisement
"Jika klub tidak bisa memenuhi persyaratan yang dibuat oleh FIFA dan Liga Indonesia, klub memang seharusnya tidak diperbolehkan ambil bagian di ISL," kata Riedl dalam surat elektronik kepada Liputan6.com.
"Lebih baik bermain dengan 10 atau 12 klub dalam sebuah kompetisi daripada harus terus bermasalah sepanjang musim," ujar mantan pelatih Timnas Indonesia ini.
Kemudian, Riedl juga berpendapat bahwa sepakbola Indonesia perlu penanganan yang tepat, baik untuk kompetisi maupun tim nasionalnya. Dia juga menyarankan agar adanya peraturan yang memaksa klub wajib memenuhi kontrak terhadap para pelatih dan pemain.
"Indonesia perlu penanganan sepakbola yang tepat , klub juga harus memenuhi kontrak dan perjanjian yang telah ditandatangani, baik untuk pemain maupun pelatih," saran mantan pelatih Timnas Vietnam ini.Â
Baca juga:Â