Liputan6.com, Surabaya- Pekerja keras dan pantang menyerah itulah karakter yang terus melekat di jiwa legenda sepak bola Indonesia Anang Ma'ruf. Pria santun dan tak banyak bicara ini, selalu terpilih membela Timnas Indonesia.
Atas konstribusinya, Timnas Indonesia berhasil membawa pulang medali perak SEA Games 1997 dan medali perunggu di dua tahun berikutnya.
Nama pria 39 tahun tersebut sempat menjadi sorotan lagi. Itu setelah Anang memilih menjadi tukang ojek online pasca investasinya di Bali gagal total dan membuat finansialnya terpuruk.
Advertisement
Tapi, sekarang Anang sudah menanggalkan jaket hijau kombinasi hitam yang membuat sosoknya mendapat banyak simpati.
Baca Juga
- Rapor Pemain Liverpool vs MU: De Gea dan Rooney Terbaik!
- Highlight Kemenangan 5-1 Madrid atas Gijon
- Bintang K-Pop Ramaikan NBA All-Star 2016
Kini, Anang sudah terbiasa memakai baju safari dan batik, celana panjang hitam serta sepatu fantofel. Kendati sudah tidak memakai kaos olahraga, celana pendek dan sepatu bola, namun hampir setiap hari dia berada di Stadion Gelora 10 November, Surabaya.
Anang pun seolah bernostalgia dengan tempat yang membuat namanya melambung bersama klub yang dibelanya kala itu, Persebaya Surabaya.
''Benar mas. Sekarang dia bekerja menjadi staf di bidang olahraga prestasi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora). Tentunya, ia sudah menjadi bagian dari pengelola Stadion Gelora 10 November. Pekerjaan ini dimulai Anang sejak 1 Oktober 2015 lalu,'' ujar M Fikser, Kabag Humas Pemkot Surabaya, kepada Liputan6.com, Sabtu (16/01/2016).
Masih kata M Fikser, Anang dipanggil salah satu petinggi Dispora Surabaya, setelah kisah hidupnya booming di media massa akibat Anang memutuskan menjadi pengemudi ojek online.
''Dia pun menerima tawaran itu. Dan memang tawaran tersebut, menjadi bagian dari perhatian Pemkot Surabaya kepada olaharagawan berprestasi,'' imbuh M Fikser.
Honorer
Memang, tak bisa dimungkiri, kontribusi Anang bagi Surabaya sangat besar. Dua kali, dia membawa Green Force (julukan Persebaya), menjadi juara Divisi Utama yang saat menjadi kasta tertinggi di kompetisi sepak bola Indonesia. Prestasi itu tercatat pada musim 1996/1997 dan 2004.
Meskipun M Fikser mengemukakan jika saat ini status Anang barulah outsourcing atau honorer di Dispora. Namun, Anang tidak terlalu memikirkan pekerjaannya yang sekarang. Sebab, Anang sudah menganggap, semuanya butuh proses.
"Dari catatan kami, kinerja mas Anang cukup disiplin. Dan bisa bekerjasama dengan baik dengan rekan-rekannya sebelumnya. Antara lain mas Bejo Sugiantoro, Mat Halil, Yusuf Ekodono, Endra Prastyo dan Jatmiko," katanya.
Nah, dengan status barunya menjadi pegawai di Dispora Surabaya. Praktis, saat ini Anang pun tak lagi menjadi tukang ojek online.
Dan pada hari-hari kerja, sejak pagi hingga sore, Anang pun berada di Stadion Gelora 10 Nopember. Namun, jiwa sepak bola pada Anang sepertinya belum padam. Sebab, dirinya masih memiliki waktu untuk melatih anak-anak di SSB Simo United.
Advertisement