Liputan6.com, Jakarta - The Rumble in the Jungle. Istilah itu diberikan untuk pertarungan Muhammad Ali melawan George Foreman di Stade du 20 Mai, Zaire (kini Republik Kongo) pada 30 Oktober 1974. Pertarungan ini dipromotori oleh Don King dan didukung Presiden Zaire saat itu, Mobutu Sese Seko.
Baca Juga
- Kisah Petinju Muhammad Ali Dipenjara karena Menentang Perang
- Mengenang Pertarungan Muhammad Ali di Jakarta
- Kisah Muhammad Ali: Kehilangan Sepeda dan Kemenangan Pertama
Ali berhak menghadapi Foreman yang berstatus juara dunia karena memenangkan pertarungan melawan Joe Frazier di Madison Square Garden pada 1974. Sebelumnya, Ali pernah dikalahkan Frazier pada 8 Maret 1971 di New York dengan angka. Ketika itu, Fraizer adalah juara dunia. Fraizer kemudian dikalahkan Foreman pada 1973.
Selama di Zaire, Ali menghabiskan banyak waktu di kota dan memimpin penduduk setempat dengan teriakan 'Ali, bomaye!' (Ali, membunuhnya!). Apa yang dilakukan pemilik nama asli Cassius Marcellus Clay, Jr. ini bukan tanpa alasan. Ia amat mengetahui
kemarahan adalah kunci kelemahan Foreman. Ali terus berkoar kepada media dengan membuat pernyataan yang merendahkan Foreman.
Advertisement
Strategi Ali di luar ring tinju sepertinya berhasil. Foreman marah karena telah diremehkan. Terlebih, ia baru saja menghajar KO Ken Norton, petinju yang membuat Ali KO di ronde dua. Foreman sudah menyiapkan strategi di atas ring nanti, yakni memukul Ali terus menerus dengan sekuat tenaga agar pertarungan cepat selesai.
Namun, bukan Ali namanya kalau tak sesumbar. Sebelum pertandingan, ia berlari melewati repertoar sambil berteriak: "Foreman adalah pengganggu tua besar dari Texas yang digunakan untuk memukuli orang di jalanan."
"Pukulan Foreman keras, yakin! Tetapi, memukul keras tidak berarti apa-apa jika Anda tidak dapat menemukan apa-apa untuk dipukul," Ali meremehkan.
Banyak Sesumbar
Tak sampai di situ, Ali kembali melontarkan sesumbarnya: "Kau pikir dunia terkejut ketika Nixon mengundurkan diri? Tunggu sampai saya mengalahkan George Foreman. Dan, tepat di seberang dunia, masyarakat menyaksikan itu."
Foreman kian tambah emosi. Begitu bel tanda pertarungan dimulai, ia langsung merangsek dan memojokkan Ali di sudut ring. Pukulan-pukulan keras terus dilepaskan Foreman. Sementara Ali hanya bertahan menutup muka dan perutnya. Tidak hanya itu, beberapa kali Ali harus merangkul Foreman untuk menahan pukulannya yang memang terkenal keras.
Dengan kecerdikannya, Ali yang saat itu berusia 32 tahun terus menguras tenaga Foreman. Di ronde delapan, Ali mengetahui jika Foreman sudah lemah. Ia pun bertanya: "Hanya itu yang kamu miliki George?"
Jelang 16 detik ronde delapan berakhir, Ali membalikkan keadaan. Ali yang tadinya tersudut di pojok ring, berbalik membuat Foreman terdesak. Dan dua pukulan telak Ali mendarat telak di dagu petinju 25 tahun itu. Foreman terhuyung hingga akhirnya rebah di atas ring. Foreman memang mampu bangkit, tapi setelah wasit selesai menghitung 1 sampai 10.
Muhammad Ali pun berhak atas juara dunia kelas berat WBC dan WBA.
Â
Advertisement