Liputan6.com, Jakarta George Foreman, salah satu petinju hebat legendaris meninggal dunia pada usia 76 tahun. Keluarga George Foreman mengumumkan kabar duka ini pada 21 Maret 2025, di Houston, Amerika Serikat.
Keluarga George Foreman menyatakan bahwa petinju kelas berat asal Texas ini meninggal dengan tenang dikelilingi oleh orang-orang terkasih.
Baca Juga
Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan melalui media sosial, keluarga mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kepergian George Foreman.
Advertisement
"Hati kami berduka. Dengan kesedihan yang mendalam, kami mengumumkan bahwa George Edward Foreman Sr. yang kami kasihi meninggal dunia. Ia meninggal dengan tenang pada tanggal 21 Maret 2025 dikelilingi oleh orang-orang terkasih," seperti tertulis dalam unggahan Instagram terverifikasi @biggeorgeforeman dengan centang biru.
George Foreman, Sosok Ayah yang Penyayang
Semasa hidup, keluarga begitu menyayangi sosok George Foreman. Bagi keluarga, Foreman merupakan pendeta yang taat, suami yang berbakti, seorang ayah yang penyayang dan kakek yang penuh rasa bangga.
"Ia menjalani kehidupan yang ditandai oleh iman yang tak tergoyahkan, kerendahan hati, dan penuh tujuan," kata keluarga.Â
Keluarga pun mengucapkan terima kasih atas doa dari banyak pihak. Namun, di masa berduka meminta untuk menghormati privasi keluarga.Â
"Kami berterima kasih atas curahan cinta dan doa, dan dengan hormat meminta privasi saat kami menghormati kehidupan luar biasa dari seorang pria yang diberkati untuk kami sebut sebagai milik kami," tutur keluarga George Foreman.
Â
Â
Pendidikan dan Masa Kecil yang Sulit
George Foreman lahir pada 10 Januari 1949, di Marshall, Texasdari pasangan Nancy Ree (Nelson) Foreman dan J.D. Foreman, seorang pekerja konstruksi rel kereta api.
Ia dibesarkan di Fifth Ward, sebuah lingkungan yang dikenal memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi di Houston. Masa kecil Foreman diwarnai dengan berbagai tantangan, termasuk masalah keluarga dan lingkungan yang keras.
Foreman dibesarkan oleh J.D. Foreman, suami dari ibunya, sementara ayah kandungnya adalah Leroy Moorehead, seorang veteran Perang Dunia II. Meskipun ia menganggap J.D. sebagai ayahnya, Foreman baru mengetahui kebenaran tentang ayah biologisnya setelah mencapai kesuksesan dalam karir tinju.
Di masa remaja, Foreman terjebak dalam kehidupan kriminal dan bahkan keluar dari sekolah pada usia 16 tahun. Namun, ia berhasil bangkit dan mengubah hidupnya setelah menemukan bakatnya dalam tinju. Keberhasilan ini bukan hanya mengubah hidupnya, tetapi juga menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
Advertisement
Karir George Foreman di Dunia Tinju
Foreman dikenal sebagai petinju dengan gaya bertinju yang agresif dan kekuatan pukulan yang dahsyat. Ia memiliki rekor pertandingan yang mengesankan, dengan sejumlah kemenangan KO yang spektakuler.
Sepanjang karier tinjunya yang gemilang, Foreman memenangkan 76 dari total 81 pertandingan seperti mengutip USA Today.Â
Nama George Foreman akan selalu diingat sebagai salah satu petinju kelas berat terbaik sepanjang masa. Keberhasilannya tidak hanya diukur dari sabuk juara yang pernah ia raih, tetapi juga dari inspirasi yang ia berikan kepada banyak orang untuk bangkit dari keterpurukan dan mengejar impian mereka.
Hal ini karena peraih medali emas Olimpiade ini juga dikenal karena kekalahannya dalam "Rumble in the Jungle" melawan Muhammad Ali, pada tahun 1976. Lalu, ia menjadi juara dunia kelas berat tertua dalam sejarah pada usia 46 tahun pada tahun 1997.
Setelah pensiun dari dunia tinju, Foreman tetap menjadi sosok yang berpengaruh. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan filantropi. Dedikasi dan kepeduliannya terhadap sesama membuatnya semakin dihormati dan dicintai banyak orang. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari prestasi di bidang olahraga, tetapi juga dari kontribusi positif bagi masyarakat.
George Foreman Ajarkan Arti Ketekunan dan Pantang Menyerah
Foreman mengajarkan arti dari ketekunan dan pantang menyerah. Ia menunjukkan bahwa masa lalu yang kelam tidak perlu menentukan masa depan.
Dengan bakat, kerja keras, dan keyakinan pada diri sendiri, seseorang dapat mencapai kesuksesan yang luar biasa. Lebih dari itu, ia juga menunjukkan pentingnya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan sesama. Semangat juang dan kepedulian sosialnya akan selalu dikenang dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Advertisement
