Jelang GP2 Austria, Sean Makin Kompak dengan Tim

Sean akan tampil di GP2 Austria, akhir pekan ini.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 01 Jul 2016, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2016, 06:00 WIB
Pembalap Pertamina Campos Racing Sean Gelael (GP2 Media Service)
Pembalap Pertamina Campos Racing Sean Gelael (GP2 Media Service)

Liputan6.com, Spielberg - Kekompakan dan kerja sama tim menjadi salah satu kunci sukses dalam ajang balapan. Hal ini pula yang dijaga pembalap muda Indonesia Sean Gelael bersama tim Pertamina Campos Racing dan Jagonya Ayam KFC Indonesia.

Bahkan menjelang balapan di sirkuit Red Bull Ring Spielberg, GP2 Austria akhir pekan ini, Sean terlihat semakin kompak dengan semua anggota tim, terutama dengan para pembalap Jagonya Ayam, Mitch Evans dan Antonio Giovinazzi.

Baca Juga

  • 5 Calon Playmaker Timnas Indonesia
  • Ibra Bawa Oleh-Oleh Spesial dari Prancis ke Markas MU
  • Demi Bangkitkan MU, Mourinho Siap Tiru Ferguson

“Sebagai tim kita memang harus kompak dan bekerja sama. Ini penting karena dalam balapan kita tidak pernah berdiri sendiri. Seorang pembalap membutuhkan mobil yang andal. Untuk mendapatkan mobil yang bagus, maka butuh tim mekanik yang bekerja. Tim mekanik juga tidak bisa bekerja sendirian karena untuk pengembangan mobil juga butuh masukan dari pembalap,” kata Sean.

Untuk membangun kekompakan dan kerja sama yang baik, menurut Sean, dibutuhkan komunikasi yang intens. Selama ini komunikasi sudah terjalin sangat baik. Semua masalah disampaikan secara terbuka. “Saya dan Mitch juga selalu berdiskusi baik soal setelan mobil ataupun kondisi lintasan balap. Bahkan Antonio pun ikut memberi masukan dan berbagi pengalaman saat dia memenangkan balapan di Baku City dua pekan lalu,” ucap Sean.

Direktur teknik balap Tim Pertamina Campos Racing, Philippe Gautheron, mengatakan, dia juga bisa merasakan situasi yang kian nyaman dalam timnya. Komunikasi berjalan dengan bagus dan semua orang bekerja keras untuk kemajuan tim. “Kami memang belum puas dengan hasil yang sudah kami dapatkan. Akan tetapi, dari seri ke seri trennya menunjukkan hasil yang positif,” kata Gautheron.

Pada seri perdana di Barcelona, pada balapan feature, Mitch Evans finis ke-12, sedangkan Sean ke-17. Sementara di balapan sprint hasilnya Sean finis ke-13 dan Evans di posisi ke-14. Di Monako grafiknya mulai meningkat. Pada balapan feature, Evans finis ke-5, sedangkan Sean ke-13. Sementara pada balapan Sprint Evans finis ke-4. Sean yang sempat berada di posisi ke-12 gagal melanjutkan balapan karena mengalami insiden.

Hasil seri ketiga di Baku City Azerbaijan lebih bagus. Pada balapan feature Evans finis ke-5 sedangkan Sean finis ke-7 sekaligus mendapatkan poin pertamanya. Pada balapan sprint, Evans dan Sean dalam posisi mendapatkan pon sebelum terlibat insiden akibat aksi pembalap lain dan gagal menyelesaikan balapan. “Secara umum kami melihat ada peningkatan bagus. Sean juga memperlihatkan kemampuan dan kecepatannya,” kata Gautheron.

Untuk balapan di Red Bull Ring, tim sudah membuat setelan mobil yang sama untuk Sean dan Mitch Evans. Tim juga sudah membahas tentang strategi pemilihan ban dan kemungkinan pit stop pada balapan feature. “Mudah-mudahan kita mendapat kualifikasi yang bagus dan jalannya balapan tidak sekacau pada balapan di Baku City,” ujar Sean.

Sirkuit Red Bull Ring memiliki 10 tikungan dan berkarakter cepat. Sirkuit yang dibangun pada tahun 1969 ini memiliki panjang lintasan 4,326 kilometer. Bagi Sean, sirkuit Red Bull Ring bukan tempat yang asing. Sean pernah menjajal sirkuit ini dalam tiga ajang yakni Balapan Formula F3 Europa (2013 dan 2014) serta balapan Formula Renault 3.5. Dari balapan F3 yang diikutinya itu, Sean meraih poin dengan finis di posisi tujuh dan sepuluh.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya