Catatan Kelam Marcio Souza Sebelum Ditangkap Polisi Brasil

Marcio Souza pernah masuk dalam daftar hitam PT Liga Indonesia.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 08 Jul 2016, 18:57 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2016, 18:57 WIB
Marcio Souza
Dua hari lalu, Marcio ditangkap kepolisian Sao Paolo, Brasil.

Liputan6.com, Sao Paolo - Marcio Souza Da Silva, pemain asing yang pernah merumput di Indonesia tengah berurusan dengan pihak berwajib di negaranya, Brasil. Pria yang pernah memperkuat sederet klub papan atas Tanah Air itu ditangkap karena dianggap terlibat praktik pengaturan skor yang melibatkan mafia judi Asia.

Marcio ditangkap oleh kepolisian Sao Paulo, di Belford Roxo, wilayah Rio de Janeiro, Brasil, Rabu lalu. Dari hasil penyelidikan polisi diketahui bahwa keterlibatan Marcio dalam jaringan ini bermula saat dia bermain di Indonesia selama 8 tahun. Saat kembali ke Brasil dia bertugas melobi pemain dan pelatih.

Marcio memang bukan nama baru bagi persepakbolaan Tanah Air. Petualangannya di Liga Indonesia dimulai pada tahun 2006 lalu bersama Persela Lamongan. Selama memperkuat Laskar Joko Tingkir, Marcio yang berposisi sebagai striker terbilang subur dengan koleksi 41 gol dari 66 laga (2006-08).

Selain Persela, pria berusia 36 tahun tersebut juga pernah memperkuat Semen Padang, Deltras Sidoarjo, Arema Indonesia (yang berlaga di IPL), Persib Bandung, hingga klub Perseman Manokwari.

Selama di Indonesia, Marcio punya sederet catatan kelam. Di atas lapangan, pemain kelahiran 14 Januari 1980 itu dikenal tempramental dan provokatif. Saat memperkuat Deltras, Marcio pernah dilaporkan oleh Panpel Persisam, Tomy Ermanto ke pihak kepolisian atas tuduhan penganiayaan. 

Laporan ini merupakan buntut kericuhan yang sempat terjadi di bench pemain saat tuan rumah Persisam menjamu Deltras Sidoarjo, 2011 lalu. Saat itu, Deltras memprotes gol Persisam menit ke-85.

PT Liga Indonesia selaku operator resmi kompetisi Indonesia menganggap Marcio tidak layak bermain di Indonesia. Itu sebabnya, PT Liga meminta agar klub-klub Liga Super Indonesia tidak merekrutnya.

Namun setahun kemudian, pemain berpostur 182 cm itu justru memperkuat Persib Bandung. Setelah itu, dia bergabung dengan klub asal Papua Perseman Manokwari yang tampil di pentas Divisi Utama.

Bersama Perseman, Marcio kembali bermasalah. Pada Oktober 2013, dia juga dituduh terlibat pengaturan skor saat timnya, Perseman Manokwari kalah 2-4 dari Persepar Palangkaraya. Marcio dituding telah menjual pertandingan ke Persepar dengan harga Rp 50 juta. Dia juga dituduh menjual pertandingan yang berlangsung di Stadion Sultan Agung Bantul itu ke bandar judi di Malaysia.

Akibat tudingan itu, Marcio bahkan sempat dikeroyok tiga rekannya, John Pattikawa, Caitanus Ohoilucin, dan Valentino Telaubun. Sejak saat itu, pihak klub tidak pernah lagi memainkannya. 

Merasa tidak bersalah, Marcio malah melaporkan Perseman ke polisi atas tuduhan tanpa bukti. Dia juga melaporkan pengeroyokan yang dilakukan oleh ketiga rekannya, tapi berakhir dengan damai. 



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya