6 Momen yang Bikin Pesepak Bola Hebat Berurai Air Mata

Ada juga beberapa pesepakbola yang terbawa perasaan terlalu jauh.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 21 Feb 2017, 08:12 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2017, 08:12 WIB
Cristiano Ronaldo
Bintang Portugal Cristiano Ronaldo

Liputan6.com, Jakarta Sepak bola adalah permainan taktik dan keterampilan individu. Itu semua adalah aspek yang dibutuhkan pesepak bola untuk membuat pertandingan berjalan dengan sukses.

Suporter setia akan merasa sedih ketika timnya menelan kekalahan dan kekecewaan ini bisa menorehkan perasaan luka yang mendalam bagi setiap pemain.

Namun, ada juga beberapa pesepak bola yang terbawa perasaan terlalu jauh. Kadang-kadang itu akibat dampak sebuah pertandingan. Tapi, di lain waktu itu adalah akibat momen yang sulit mereka terima.

Contohnya adalah ketika Cristiano Ronaldo tak bisa membendung air mata ketika ia mendapat cedera di final Piala Eropa 2016 melawan Prancis musim panas lalu.

Bintang Portugal itu harus mengakhiri perjuangan keras selama bertahun-tahun agar bisa sampai ke final. Memang sulit menerima kenyataan saat melihat peluang terbaik menghilang tepat di depan mata.

Berikut enam pesepak bola yang pernah menangis tak terkendali dalam beberapa momen tertentu:

Serey Die-Pantai Gading

Serey Die
Serey Die

Pemain internasional Pantai Gading Serey Die jadi perhatian penonton di seluruh dunia. Die menangis saat lagu kebangsaan Pantai Gading dikumandangkan sebelum pertandingan melawan Kamerun.

Foto-foto Die yang menangis saat lagu kebangsaan timnas Les Elephants dilantunkan awalnya menimbulkan rumor di media sosial bahwa ayahnya baru saja meninggal.

Namun, Die membantah rumor itu dengan mengatakan bahwa dia menangis karena nasibnya yang mengantarkan dia sampai di Brasil.

"Saya akan bermain untuk negara saya," kata Die. "Saya tidak berpikir bahwa suatu hari saya akan berada di sini, bermain".

"Saya telah berusaha keras (menahan air mata supaya tidak menetes) tetapi saya tidak bisa. Saya tak menganggap itu bisa terjadi pada saya tapi ternyata itu lebih kuat dari pada saya."

David Luiz-Chelsea/Brasil

David Luiz
David Luiz

Pada 2014 Brasil ditunjuk sebagai penyelenggara Piala Dunia. Mereka tersenyum ketika menyadari untuk kedua kalinya dalam sejarah, negaranya akan menjadi tuan rumah Piala Dunia. Itu adalah kesempatan untuk mengangkat lagi trofi meniru generasi Pele.

Namun, cerita berakhir buruk untuk bek Chelsea David Luiz dan rekan-rekannya. Mereka dipermalukan Jerman 7-1 di babal semifinal. Kekalahan ini tentunya sangat mengejutkan seluruh dunia.

Ironisnya lagi, mantan pemain Paris Saint Germain ini, menjadi sorotan dan disalahkan karena gagal membela daerah pertahanan Brasil, sehingga dengan mudah dijebol para pemain Jerman.

Diiringi tetesan air mata, Luiz langsung meminta maaf kepada masyarakat Brasil usai laga.

"Saya hanya ingin memberi kegembiraan kepada semua orang. Sayangnya saya tidak bisa melakukannya. Maaf untuk semua orang dan masyarakat Brasil. Semua orang seharusnya tersenyum. Empat gol dalam enam menit membuat hari ini sangat menyedihkan. Kami banyak belajar," ucap Luiz.

John Terry- Chelsea

John Terry
John Terry

Kapten Chelsea John Terry sudah merasakan banyak pengalaman dalam kariernya. Dia telah menjadi pemimpin besar di lapangan untuk satu-satunya klub yang pernah ia kenal sepanjang hidupnya.

Terry telah membantu Chelsea memenangkan gelar dan pertempuran. Dengan semua keberhasilannya tersebut, dia sebenarnya layak mendapat lencana untuk semua kariernya.

Namun, kontroversi juga tidak pernah meninggalkan perjalanan selama menekuni sepak bola. Tentunya, semua ingat pada tahun 2008 di final Liga Champions melawan Manchester United.

Terry dianggap telah menyia-nyiakan peluang terbesar bagi Chelsea untuk merebut gelar juara. Saat berlangsung adu penalti, Terry yang mendapat kesempatan melakukan tendangan kelima terpeleset hingga tendangannya mengenai mistar gawang. Hingga akhirnya The Red Devils keluar sebagai juara

Terry menangis dan menangis lagi. Dunia berempati dengannya, tapi trofi bergengsi itu tetap melayang ke klub lain.

Mario Balotelli/Italia

Mario Balotelli
Mario Balotelli

Striker Italia Mario Balotelli tak mampu menahan air mata ketika negaranya kalah di final Piala Eropa 2012 melawan Spanyol. La Roja, julukan lain Spanyol, mengklaim layak menjadi pemenang. Namun Super Mario juga berpikir negaranya layak juga menang.

Dia terisak tak terkendali setelah pertandingan. Itu terus berlanjut bahkan setelah mendapatkan pelukan dari orang tua angkatnya.

Ambisi Balotelli untuk membahagiakan dua orang tercinta sepanjang hidupnya sirna. Italia kalah telak 0-4 dari Spanyol yang keluar sebagai juara Piala Eropa 2012.

Pemandangan tak biasa terjadi usai pertandingan itu. Balotelli yang sering terlihat jahil dengan wajah seramnya itu mengeluarkan air mata. Bahkan, ibunya sendiri, Rose, tak percaya kalau Balotelli mengeluarkan air mata di lapangan hijau.

Iker Casillas- FC Porto/Real Madrid

Iker Casillas
Iker Casillas

Iker Casillas telah bermain untuk Real Madrid sepanjang hidupnya hingga akhirnya Presiden klub Fiorentina Perez mengatakan kepadanya bahwa ia harus pindah untuk membuka jalan bagi pemain baru.

Dia telah menikmati banyak kenangan saat bermain di Santiago Bernabeu dengan memenangkan semua trofi yang tersedia di sepak bola. Ketika akan keluar untuk mengucapkan selamat tinggal, ia hanya menangis di depan kamera. Ini adalah momen yang sangat emosional bagi siapa saja yang mencintai Saint Iker.

"Saya datang ke stadion besar ini untuk mengucapkan selamat tinggal kepada kalian semua," katanya. "Terutama untuk para penggemar Madrid. Sekarang saya akan menjadi pemain Porto. Aku pindah ke Porto karena berbagai alasan.''

"Terima kasih kepada fans Madrid atas dukungan mereka, membantu saya mengangkat setiap trofi, bersama saya di saat-saat baik dan saat-saat buruk.

"Terima kasih. Terima kasih. Seribu terima kasih. Di mana pun aku pergi, aku akan selalu berteriak Hala Madrid."

Xavi Hernandez- Barcelona

Xavi Hernadez
Xavi Hernadez

Xavi Hernandez sudah mencapai segala sesuatunya di Barcelona. Dia melakukan debutnya saat Barcelona dilatih Louis Van Gaal, untuk kemudian tidak akan pernah melihatnya kembali.

Dia menikmati musim akhir besar di Camp Nou. Xavi Hernandez membantu Barcelona memenangkan treble di bawah bos baru Luis Enrique. Ia kemudian meninggalkan klub kesayangannya pada 2014.

Xavi mengucapkan selamat tinggal kepada klub dan fans Barcelona di seluruh dunia dalam sebuah wawancara yang sangat emosional dengan media.

"Saya mencoba untuk mengendalikan emosi saya, tapi pada akhirnya itu tidak mungkin," katanya

"Aku akan merindukan segalanya tentang Barca. Aku akan merindukan Barcelona lebih dari Barcelona merindukanku."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya