Liputan6.com, Jakarta Salman Abedi telah ditetapkan kepolisian Inggris sebagai pelaku tunggal bom bunuh diri saat konser penyanyi Ariana Grande di Manchester Arena. Sejumlah fakta menarik mengenai latar belakang Abedi mencuat setelah ditetapkan sebagai pelaku.
Pemuda 22 tahun tersebut rupanya merupakan penggemar berat Manchester United (MU). Seperti diberitakan Guardian, seorang mantan teman sekolah Abedi mengaku, saat masih sekolah, pemuda keturunan Libya itu sangat jarang mendiskusikan mengenai agama dan lebih tertarik tentang MU.
Baca Juga
Advertisement
Aksi biadab Abedi telah menyebabkan 22 orang yang menonton konser Ariana Grande meninggal dunia. Lebih dari 50 orang mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Menurut laporan media-media Inggris, Abedi lahir di barat laut Manchester. Dia merupakan putra dari pasangan berkebangsaan Libya yang melarikan diri ke Inggris untuk menghindari rezim Mouammar Kadhafi.
Ayah Abedi, Ramadan; dan ibunya, Sania diperkirakan tidak tinggal di Inggris ketika anaknya melakukan pengeboman. Mereka dikabarkan sudah kembali ke Libya dan tinggal di Tripoli.
Abedi diduga menjadi radikal setelah berhubungan dengan Raphael Hostey, yang juga berasal dari Manchester. Hostey dituduh telah merekrut puluhan pemuda Inggris untuk berjuang bersama kelompok teroris ISIS. Hostey tewas dalam serangan drone setahun lalu.