5 Kesalahan MU Musim Ini

Efektivitas masih menjadi masalah MU musim ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2017, 19:30 WIB
Scott McTominay
Gelandang Manchester United (MU), Scott McTominay (kanan), merayakan gol Daley Blind pada laga melawan Benfica di Old Trafford, Rabu (1/11/2017) dini hari WIB. (AFP/Oli Scarff)

Liputan6.com, Jakarta Manchester United (MU) saat ini masih duduk di urutan kedua klasemen. Sekilas, mereka tampil baik dengan beberapa hasil tetapi ada kesalahan yang perlahan menggerogoti.

Kekalahan dari Chelsea pekan lalu menunjukkan hal itu. MU sering sekali menyerang dengan total tujuh tendangan, tapi cuma dua yang menyasar target.

Efektivitas masih menjadi masalah. Padahal di sana, ada beberapa nama yang ahli soal itu, termasuk Romelu Lukaku, Henrikh Mkhitaryan dan lainnya.

Jelas ada hal yang tak beres dalam permainan Red Devils. Ada lima kesalahan MU musim ini dikutip Sportskeeda:

Kurangnya Pilihan Skuat

Manchester United menang atas Benfica
Pemain Benfica, Eduardo Salvio berebut bola dengan pemain Manchester United Eric Bailly dan Daley Blind pada laga Grup A Liga Champions di Old Trafford, Rabu (1/11) dini hari. MU sukses memetik kemenangan 2-0. (AP Photo/Dave Thompson)

Klub yang bersaing dalam tiga-empat kompetisi secara bersamaan tentu harus punya kedalaman skuat yang cukup. Namun, hal itu tak terjadi di Man United.

United saat ini memiliki skuat yang penuh, tapi menumpuk di beberapa posisi. Tidak termasuk gawang, gelandang tengah dan gelandang serang kiri, Setan Merah tidak memiliki kedalaman yang signifikan untuk terus menantang trofi di setiap kompetisi.

Eric Bailly dan Phil Jones adalah bek tengah pilihan, Chris Smalling sering kali terbiasa bersaing di pertandingan Eropa. Sedang, Victor Lindelof belum nyetel di Manchester dan penampilan terakhirnya terjadi saat kalah dari Huddersfield. Itu menunjukkan bek mereka sangat padat.

Beda dengan striker. Selain Romelu Lukaku, tidak ada striker tim yang bisa diharapkan mencetak gol setiap minggunya. Marcus Rashford kadang kala telah didukung untuk bermain di tengah bersama Lukaku, namun tidak menunjukkan kualitasnya akhir-akhir ini.

Bahkan di lubang di belakang penyerang, United memiliki pemain yang sudah mapan, seperti Juan Mata dan Henrikh Mkhitaryan. Namun keduanya gagal menciptakan peluang sebanyak tim papan atas lainnya.

Alhasil, tim Mourinho meski terlihat penuh dengan nama kelas dunia, masih belum menghasilkan produk jadi. Hal ini yang menjadi keterbatasan dan harus diantisipasi bursa transfer Januari mendatang.

Butuh Full-Back

Manchester United menang atas Benfica
Pemain Manchester United, Daley Blind melakukan selebrasi setelah berhasil mencetak gol ke gawang Benfica pada laga Grup A Liga Champions di Old Trafford, Rabu (1/11) dini hari. MU sukses memetik kemenangan 2-0. (AP Photo/Dave Thompson)

Dua dari lubang menganga di skuat Manchester United adalah posisi full-back. Ketika sebuah tim mengharapkan untuk menantang gelar dan cuma andalkan Valencia yang sudah berusia 32 tahun sebagai bek kiri dan kanan belakang, Anda harus menerima bahwa ada masalah serius dalam posisi tersebut.

Luke Shaw, yang pernah menjadi bek termahal di dunia, telah gagal. Ashley Young pernah mengaku dalam sebuah wawancara, lebih suka bermain sebagai pemain sayap daripada fullback.

United secara tradisional menjadi tim yang bisa menciptakan peluang lewat tengah dan melalui kedua sisinya. Kapan pun fullback memiliki permainan yang tenang, tekanan pada gelandang serang dan playmaker meningkat untuk memberikan servis kepada striker.

Sayangnya, meski Young (1 assist) dan Valencia (0 assist) telah melaksanakan tugas bertahan dengan mengagumkan, tapi masih kalah dari nama lainn. Lihat saja Cesar Azpilicueta dari Chelsea (5 assist), Kieran Trippier dari Tottenham Hotspurs (4 assist) dan Kyle Walker dari Manchester City (4 assist).

Penurunan Performa Mkhitaryan

Raja Assists, Premier League
Bintang Manchester United, Henrikh Mkhitaryan (tengah) menghasilkan lima kali assists untuk timnya pada Premier League hingga pekan ke-11. (AFP/Oli Scarff)

Mkhitaryan belakangan menjadi tulang punggung buat tim. Pada awal ia memberikan 5 assist dan mencetak gol untuk Red Devils.

Dalam tujuh pertandingan liga pertamanya untuk Setan Merah, dia menciptakan total 22 peluang. Tapi, dalam empat pertandingan liga berikut, dia hanya bisa menciptakan 2 peluang saja.

Pemain Armenia itu juga hanya melakukan 39,5 umpan per game, kalah bila dibandingkan duet City David Silva (82,1) dan Kevin De Bryune (76,4) rata-rata per game. Bagi pemain yang peran utamanya adalah menciptakan dan memberi peluang, itu adalah tingkat keterlibatan yang sangat rendah dengan tim.

Kebetulan, Silva (2,6) dan De Bruyne (2,9) memiliki lebih banyak umpan kunci per game dari Mkhitaryan (2.1). Hal inilah yang jadi alasan mengapa Manchester City kini memuncaki klasemen dengan selisih 8 poin dari Man United.

Lukaku Perlahan Mandek

FOTO: Top Scorer Premier League 2017/2018 hingga Pekan ke-11
5. Romelu Lukaku (Manchester United) - 7 Gol. (AFP/Glyn Kirk)

Lukaku memiliki masalah sendiri yang menghalangi dirinya untuk mencetak lebih banyak gol buat Man United Dalam delapan penampilan pertamanya di liga, dia memiliki 16 tembakan tepat sasaran dan 8 tak sesuai target.

Namun belakangan, statistiknya menurun drastis. Melawan Huddersfield, Tottenham, dan Chelsea, dia hanya memiliki total 2 tembakan pada target dan 3 tak tepat sasaran.

Pada beberapa pertandingan, bek lawan telah berhasil mengisolasi dia. Masalah utamanya adalah striker Belgia itu justru kadang-kadang harus turun jemput bola dan mengoper ke Martial atau Rashford.

Akibatnya, dia tidak mendapat kesempatan untuk menembak ke gawang. Hal ini harus jadi perhatian serius Mourinho.

Cederanya Paul Pogba

Manchester United, Premier League, Jose Mourinho, Paul Pogba
5. Paul Pogba (Manchester United) - Paul Pogba memecahkan rekor transfer pada bursa transfer musim panas 2016. The Red Devils rela membayar 89,3 juta poundsterling (Rp 1,54 triliun) kepada Juventus untuk memulangkan sang pemain. (EPA/Nigel Roddis)

Musim ini, dampaknya tak terlalu terlihat di United. Nemanja Matic telah memikul tanggung jawab untuk membantu bek dan menahan serangan lawan.

Pogba adalah pemain hebat yang bisa mempertahankan penguasaan bola, menggiring, mencegat dan juga mendalangi serangan dari belakang. Tanggung jawab utamanya tetap untuk mematahkan serangan lawan dan memulai serangan balik United.

Namun demikian, cedera hamstring dalam pertandingan Liga Champions melawan Basel telah membuatnya absen sejak 12 September. Sejak absen, Mourinho menggunakan Marouane Fellaini dan Ander Herrera.

Namun, keduanya tak punya visi sebagus Pogba. Alhasil, servis ke striker menyusut. Selain itu, ketidakhadirannya juga memungkinkan tim lawan untuk banyak kuasai bola dan mengendalikan pertandingan. (Eka Setiawan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya