Liputan6.com, Bekasi - Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, mengatakan ingin rehat sejenak usai Liga 1 selesai. Pelatih asal Skotlandia ini ingin mencurahkan perhatiannya pada keluarga.
"Selesai liga, saya mau istirahat. Saya mau full time ke keluarga. Sebab, sepanjang musim ini berat," kata Simon dalam jumpa pers jelang laga pamungkas melawan Persija Jakarta, Minggu (12/11/2017) besok di Stadion Patriot.
Advertisement
Baca Juga
Bukan hal mudah bagi Simon menjalani karier sebagai pelatih Bhayangkara FC. Pasalnya, ia harus berpisah dari keluarganya yang berdomisili di Surabaya. Bhayangkara sendiri memilih markas di Jakarta.
Namun, kerja keras Simon tidak sia-sia. Kejelian taktiknya di setiap pertandingan membawa Evan Dimas dan kawan-kawan menjuarai Liga 1.
Keberhasilan itu mencuatkan rumor kalau Simon banyak dilirik tim lain termasuk tim nasional Indonesia. Mantan pelatih timnas Filipina ini mengaku tersanjung dengan rumor itu.
Â
Â
Masa Depan Simon McMenemy
Namun, ia menegaskan masih setia menukangi Bhayangkara. Lagi pula, Simon masih memiliki kontrak dengan Bhayangkara hingga Desember 2018.
"Saya merasa kesulitan untuk jadi pelatih kepala tim lain setelah raih kesuksesan di Bhayangkara," kata Simon.
Mengenai laga melawan Persija, Simon mengaku timnya ingin tetap tampil maksimal. Meskipun, laga ini boleh dibilang sekadar formalitas.
Simon tidak ingin timnya kecolongan di partai terakhir. Apalagi, Persija juga berambisi meraih poin demi finis di empat besar.
"Kalau menang, mereka bisa curi ke papan atas. Jadi, kita tetap harus main bagus," kata Simon mengakhiri.
Advertisement
Fenomena Langka
Bhayangkara FC akan dinobatkan sebagai juara Liga 1 pada Minggu (12/11/2017) di Stadion Patriot. Bhayangkara FC bak jadi bayi ajaib karena mampu juara di debut pertama ikut kompetisi.
Meski begitu, klub ini bukan baru dibentuk musim ini. Ada sejarah panjang membentang dimulai dari dualisme kompetisi yang terjadi di sepak bola Indonesia pada 2011 lalu.
Bhayangkara FC bermula dari Persebaya Surabaya. Namun, klub ini mendapat tentangan dari Bonek karena dinilai merupakan boyongan dari Persikubar Kutai Barat. Setelah beberapa kali ganti nama jadi Bonek FC dan Bhayangkara Surabaya United, klub ini akhirnya ajeg dengan nama Bhayangkara FC setelah Surabaya United merger dengan PS Polri.