Liputan6.com, Banyak yang heran melihat nasib Jorge Lorenzo bersama Ducati sejak MotoGP 2017. Meski dikenal sebagai pembalap dengan kemampuan hebat, faktanya Lorenzo tak mampu beradaptasi dengan karakter Desmosedici.
Sejak lama, Ducati memang dikenal sebagai motor yang kurang bersahabat dengan pembalap MotoGP. Tak semua pembalap bisa memaksimalkan kekuatan dari Desmosedici meski dikenal sangat cepat dan sulit ditandingi.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum Andrea Dovizioso, hanya Casey Stoner yang dianggap bisa menaklukkan Desmosedici. Bahkan, pembalap sekaliber Valentino Rossi pun tak bisa melakukannya. Kini, giliran Lorenzo yang merasakan langsung kesulitan beradaptasi dengan Desmosedici.
Sejatinya, gaya balap Lorenzo dan karakter Desmosedici sendiri memang sudah sangat berbeda. X-Fuera dikenal sebagai pembalap yang memiliki kemampuan lebih di tikungan. Sedangkan Ducati justru memiliki motor yang unggul dalam lintasan lurus.
Karenanya, ada desakan agar Lorenzo mau mengalah dan mengubah strategi serta gaya balapnya di lintasan MotoGP. Namun, pembalap asal Spanyol itu enggan melakukannya.
"Mengubah strategi dalam balapan tak akan menyelesaikan masalah. Seperti yang saya katakan, kita semua harus saling membantu dan percaya diri," katanya, seperti dikutip Speedweek.
Â
Tak Kehilangan Motivasi
Saat ini pembalap berusia 31 tahun itu memang perlu segera menorehkan hasil maksimal. Jika tidak, besar kemungkinan kontrak Lorenzo tak akan diperpanjang dan perannya sebagai pembalap Ducati akan diambil alih Danilo Petrucci, pembalap Pramac Racing.
Pihak Ducati sendiri sudah memberikan waktu tambahan kepada Lorenzo untuk segera membuktikan kemampuannya. Kabarnya, dealine yang mereka berikan adalah hingga balapan MotoGP Catalunya di Montmelo, 17 Juni 2018.
"Motivasi saya tidak menyedihkan. Semua orang di paddock tahu siapa saya dan apa yang bisa saya lakukan. Anda mengenal saya dari hasil yang saya dapat di tahun-tahun sebelumnya dan jumlah gelar yang saya menangkan," ujar Lorenzo.
Â
Advertisement
Statistik Lorenzo di Setiap Musim MotoGP
2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin
2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin
2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin
2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin
2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin
2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin
2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin
2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin
2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin
2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin
2018: 5 balapan, 0 menang, 0 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 16 poin