Liputan6.com, Bandung Anthony Sinisuka Ginting berhasil membawa PB Musica Trinity unggul sementara atas PB Djarum Kudus 1-0 pada babak final beregu putra Djarum Superliga Badminton 2019. Di partai pertama, Anthony mengalahkan Ihsan Maulana Mustofa dengan skor 21-15, 20-22 dan 21-18.
Tampil di hadapan publik sendiri di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Minggu (24/2/2019), Anthony tampil impresif. Gim pertama pun menjadi milik atlet asal Kota Cimahi tersebut dengan skor 21-15.
Advertisement
Baca Juga
Di gim kedua, Ihsan memberikan perlawanan sengit. Pemain tunggal pertama Djarum itu menang dengan skor 22-20.
Pada gim penentuan, Anthony membuat penonton kembali bersorak. Pukulan rendah di penghujung laga membuat Musica kembali meraih kemenangan dengan skor 21-18.
Hasil yang diraih Anthony membuka peluang Musica untuk kembali menjadi juara di gelaran Djarum Superliga Badminton 2019. Tim pimpinan Effendy Widjaja ini sebelumnya berhasil meraih podium tertinggi beregu putra di empat gelaran terakhir Djarum Superliga yakni di tahun 2013, 2014, 2015 dan 2017.
Di partai kedua nanti, Musica bakal menurunkan duet Fajar Alfian/Vladimir Ivanov. Mereka bakal menghadapi pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Ahsan.
Sedangkan partai ketiga final regu putra Djarum Superliga Badminton, Musica bakal menurunkan Jonatan Christie melawan Shesar Hiren Rhustavito.
Bermain Rally
Seusai pertandingan, Ihsan mengatakan dirinya sudah berusaha maksimal untuk menahan aliran serangan Anthony. Namun di gim ketiga ia mengakui terlambat mengeluarkan power sehingga Anthony yang bermain menyerang dapat menguasai permainan.
"Saya ucapkan selamat untuk Ginting. Saya sendiri main hari ini sampai babak final tadi sudah all out, bermain maksimal. Saya merasakan ada celah dari Ginting, dia kan tipikal menyerang sementara saya defense dulu. Intinya lebih belajar sabar saja, tidak kasih serangan. Intinya, bermain pukulan banyak sampai dia masuk dalam permainan saya. Di gim terakhir tadi tidak mengeluarkan power jadi Ginting bisa terus melaju," kata Ihsan.
Selain itu, Ihsan tak menampik masih ada ketegangan saat tampil di final melawan Anthony. Padahal, di gim kedua ia sebenarnya mampu unggul.
"Ya, sempat sudah unggul jauh tapi karena terlalu santai jadi ikut pola main lawan. Pertama memang tidak banyak menyerang, pas Ginting menyerang, saya tidak. Terus bolanya enggak selalu pas juga dan ada faktor ketegangan karena jaraknya satu poin terus," ujarnya.
Sementara Anthony Ginting memgaku menampilkan strategi bermain cepat sehingga Ihsan kesulitan merebut poin.
"Dari gim pertama strategi mainnya tempo lebih cepat dari Ihsan kan tipe permainannya cenderung menunggu kesalahan lawan, bukan tipe inisiatif menyerang. Di gim kedua Ihsan sudah banyak belajar sehingga bisa unggil. Tapi intinya kita berdua sama-sama bukan bermain dengan gaya mematikan langsung. Rally dulu baru ada kesempatan bergerak langsung dimanfaatkan," kata Anthony.
Menurut Anthony, babak final Superliga Badminton tahun ini banyak memberikan pelajaran. Terutama soal tampil di partai pertama dan menampilkan konsistensi permainan di dalam lapangan.
"Jadi turnamen sekarang ini lebih melatih mental juga karena selalu main di partai pertama. Coba ngetes juga sebanyak apa yang dia punya. Saya juga coba maksimal dan konsisten di lapangan," ujarnya.
Advertisement