Perjuangan Indonesia Membawa Pulang Piala Sudirman

Indonesia memenangkan edisi pertama Piala Sudirman (1989). Sejak itu Tiongkok berjaya 10 kali dengan Korea Selatan memenangkan empat turnamen.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 24 Mei 2019, 17:15 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2019, 17:15 WIB
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti
Ekspresi kegembiraan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, setelah mengalahkan pasangan Chinese Taipei, Wang Chi-Lin/Hsieh Pei Shan, pada perempat final Piala Sudirman 2019, di Nanning, China, Jumat (24/5/2019). (PBSI)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memenuhi prediksi awal dengan mencapai semifinal Piala Sudirman 2019. Berstatus unggulan 3/4, Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan kini coba mewujudkan misi mustahil dengan membawa pulang gelar.

Teranyar Indonesia menyingkirkan Chinese Taipei 3-2 pada perempat final di Guangxi Sports Center, Jumat (25/5/2019). Besok mereka menghadapi favorit kedua Jepang yang tanpa kesulitan menyisihkan Malaysia 3-0 di 8 besar.

Sementara semifinal lain Piala Sudirman 2019 mempertemukan pengoleksi titel terbanyak, tuan rumah, sekaligus unggulan teratas Tiongkok dengan Thailand.

Mencapai semifinal sudah melewati target minimal Indonesia, yakni memperbaiki catatan dua tahun lalu. Indonesia menderita malu di Selandia Baru 2017 karena sudah tersingkir sejak fase grup. Mereka kalah bersaing melawan Denmark dan India.

"Kami tidak ingin mengalami peristiwa dua tahun lalu, itu menjadi mimpi buruk buat tim Indonesia. Mudah-mudahan Indonesia dapat hasil yang lebih baik dari dua tahun lalu," ujar Chef de Mission tim Indonesia di Piala Sudirman 2019, Achmad Budiharto.

Kekuatan Merata

Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara
Ganda putri Jepang Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. (AFP/Theodore Lim)

Indonesia menjadi juara Grup B untuk mencapai perempat final. Perkasa menaklukkan Inggris 4-1 pada partai pembuka, mereka masih menunjukkan kekurangan ketika dikalahkan Denmark 2-3. Beruntung hasil itu tetap menempatkan Indonesia sebagai juara grup dan terhindar lawan berat.

Selepas Chinese Taipei, Indonesia mesti menghadapi kekuatan baru dari Asia Timur Jepang. Meski belum pernah menjuarai Piala Sudirman, Negeri Matahari Terbit memiki tim merata dan kuat.

Berdasar rilis terbaru, Kento Momota (tunggal putra) dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (ganda putri) menempati posisi teratas. Ada pula Nozomi Okuhara (peringkat 2 tunggal putri), Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (peringkat 2 ganda putra), Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (peringkat 2 ganda putri), dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (peringkat 3 ganda campuran).

Harapan Indonesia

Tunggal putra Indonesia, Anthony Ginting, bersalaman dengan tunggal Jepang, Kento Momota. (Bola.com/Yoppy Renato)
Tunggal putra Indonesia, Anthony Ginting, bersalaman dengan tunggal Jepang, Kento Momota, pada Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (25/1). Ginting gagal lolos ke semifinal. (Bola.com/Yoppy Renato)

Membandingkan kekuatan kedua tim, peluang terbesar poin Indonesia datang dari ganda putra. Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi di atas kertas bisa mengungguli Kamura/Sonoda dan unggul rekor pertemuan 8-5.

Tunggal putra diharapkan bisa mengejutkan Momota. Anthony sukses meraih kemenangan pada Asian Games 2018 dan China Open 2018, namun tumbang pada tiga pertemuan terakhir. Sementara Jonatan Christie sukses menumbangkan Momota di Malaysia Open 2019, serta memaksa rubber game ketika menderita dua kekalahan.

Asa terakhir datang di ganda campuran. Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti memenangkan satu-satunya duel melawan Watanabe/Higashino. Sementara walau tertinggal 1-2, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja berhasil menaklukkan Watanabe/Higashino pada laga terakhir.

Di luar itu, nomor putri hampir pasti menjadi milik Jepang. Namun, Gregoria Mariska Tunjung dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu masih memiliki kans membalikkan prediksi.

Penantian 30 Tahun

Piala Sudirman merupakan kejuaraan beregu paling bergengsi di dunia bulu tangkis. Kompetisi menggunakan nama Dick Sudirman, pendiri Asosiasi Bulu Tangkis Indonesia.

Namun, gelar ini hanya sekali berada di Tanah Air. Indonesia memenangkan edisi pertama pada 1989. Setelah itu Tiongkok berjaya 10 kali dengan Korea Selatan memenangkan empat turnamen.

"Sekarang ini kekuatan bulu tangkis merata. Di New Zealand Open 2019 Indonesia juara umum, tetapi Tiongkok dan Jepang tidak dapat gelar. Jadi tergantung kondisi terakhir atlet, strategi, dan paham kondisi lapangan," ungkap manajer tim Indonesia Susy Susanti.

"Tujuan utama kita pasti mengembalikan Piala Sudirman karena sudah 30 tahun. Jadi semangat itu yang menjadi motivasi tim," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya