Juara Dunia Angkat Besi Disambut Hangat Pejabat KBRI Pretoria

Srikandi wanita yang panggilan akrabnya, Sari, wanita kelahiran Pakpak, Dairi, Sumatera Utara,17 Juni 1971, berhasil menjuarai kejuaraan World Masters Weightlifting Championship 2019 di Montreal, Kanada untuk kategori kelas umur 45-49 tahun.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 25 Agu 2019, 09:10 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2019, 09:10 WIB
Srikandi wanita yang panggilan akrabnya, Sari, wanita kelahiran Pakpak, Dairi, Sumatera Utara,17 Juni 1971, berhasil menjuarai kejuaraan World Masters Weightlifting Championship 2019 di Montreal, Kanada untuk kategori kelas umur 45-49 tahun.
Srikandi wanita yang panggilan akrabnya, Sari, wanita kelahiran Pakpak, Dairi, Sumatera Utara,17 Juni 1971, berhasil menjuarai kejuaraan World Masters Weightlifting Championship 2019 di Montreal, Kanada untuk kategori kelas umur 45-49 tahun (Istimewa)

Liputan6.com, Pretoria - Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI RI) Pretoria, Ardhya Erlangga Arby, bersama wakil masyarakat Indonesia di Pretoria, Henriko Suparyanto menyambut gembira kedatangan atlet peraih medali emas angkat besi di bandara OR. Tambo International Airport, Johannesburg, Sabtu (24/8/2019).

Srikandi wanita yang panggilan akrabnya, Sari, wanita kelahiran Pakpak, Dairi, Sumatera Utara,17 Juni 1971, berhasil menjuarai kejuaraan World Masters Weightlifting Championship 2019 di Montreal, Kanada untuk kategori kelas umur 45-49 tahun. Tidak hanya itu Sari berhasil memecahkan rekor dunia angkat besi di kelas master, 48 kg.

Prestasi ini merupakan pencapaian kerja kerasnya selama berlatih, setelah setahun sebelumnya di tengah-tengah efuoria Asian Games 2018, Sari hanya mampu meraih medali perak di kelas yang sama di kejuaraan IWF Masters World Championship of Olympic Weightlifting di Barcelona, Spanyol.

Sari (tengah) bersama pejabat KBRI Pretoria (Istimewa)

Dirinya menyatakan sangat terharu dan bahagia karena membawa harum nama Indonesia di bidang olahraga angkat besi kelas Masters. Sari menyampaikan kegembiraannya bahwa prestasi tersebut adalah hadiah yang paling berharga untuk Indonesia dalam rangka HUT RI ke-74, dimana ia sebagai warga Indonesia dapat mengibarkan bendera merah putih dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya di mata dunia.

Lebih lanjut Sari mengatakan kekecewaanya atas kurangnya perhatian dan dukungan dana dari pemerintah, khususnya Kemenpora karena tidak adanya tanggapan, meskipun telah berkali-kali menyampaikan keikutsertaannya dalam kejuaraan yang telah diikutinya.

Untuk itu Sari mengharapkan adanya sumbangsih perhatian terhadap dirinya dan meminta dukungan sepenuhnya kepada pemerintah mengakui dirinya sebagai penyandang gelar Masters untuk atlet angkat besi, sehingga dapat mempertahankan prestasinya untuk mendapatkan emas kembali dan bisa memecahkan rekor baru di kejuaraan tahun berikutnya di Jerman, 2020.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya