Liverpool - Liverpool tersingkir dari Piala FA setelah kalah 0-2 dari Chelsea pada babak kelima di Stamford Bridge, Rabu (4/3/2020) dini hari tadi.Â
Kekalahan dari Chelsea membuat kans Liverpool meraih treble winners musim ini pupus sudah. Kini, Liverpool hanya tinggal berpeluang meraih gelar di Premier League dan Liga Champions.Â
Liverpool pantas menaikkan kewaspadaan. Harapan mempertahankan Liga Champions juga terancam tak terwujud jika tak segera memperbaiki performa. Apalagi tim besutan Jurgen Klopp telah menelan kekalahan 0-1 dari Atletico Madrid pada leg pertama babak 16 besar.Â
Advertisement
Mengapa Liverpool wajib berhati-hati? Alasannya, The Reds di luar dugaan menelan tiga kekalahan hanya dalam empat laga terakhir.Â
Rententan hasil buruk The Reds dimulai saat keok dari Atletico Madrid di Liga Champions. The Reds kemudian menang atas West Ham United, tapi dengan skor ketat 3-2.Â
Liverpool kemudian kalah dari Watford dengan skor 0-3. Kekalahan telak tersebut paling memancing keheranan fans maupun rival-rival The Reds.Â
Alih-alih bangkit Liverpool malah kembali kalah beberapa hari berselang, setelah dipaksa bertekuk lutut dari Chelsea di Piala FA.Â
Apa yang terjadi dengan Liverpool? Berikut ini biang kerok laju buruk Liverpool dalam empat pertandingan terakhir, seperti dilansir Liverpool Echo.Â
1. Buruknya Lini Pertahanan
Lini belakang Liverpool tampil buruk dalam empat pertandingan terakhir. The Reds sampai kebobolan delapan gol hanya dalam empat pertandingan tersebut.Â
Artinya, The Reds rata-rata kebobolan dua gol per laga. Catatan itu menunjukkan lini belakang Liverpool sedang bermasalah.Â
Ironisnya, kekalahan terbesar yang dialami Liverpool dalam empat pertandingan terakhir adalah melawan Watford, yang notabene tim papan bawah di Premier League. Lini belakang The Reds tak mampu berbuat banyak melawan Watford sehingga kemasukan tiga gol tanpa balas.
Setelah laga itu, salah satu bek Liverpool jadi sasaran kekesalan fans. Bek Liverpool itu dianggap jadi biang kekalahan The Reds dari Watford. Defender asal Kroasia itu menjadi titik lemah Liverpool yang dicecar terus-menerus oleh penyerang Watford, Troy Deeney.Â
Lovren tak dimainkan saat menghadapi Chelsea. Namun, tetap saja The Reds terkapar. Â
Â
Advertisement
2. Lini Tengah Jauh dari Mengesankan
Problem Liverpool bukan hanya lini belakang. Buruknya kinerja barisan belakang juga tak lepas dari penampilan lini tengah yang jauh dari harapan.Â
Pada laga kontra Chelsea, barisan tengah Liverpool kembali menunjukkan kurang kreatif sehingga kalah berduel dengan pemain lawan. Fabinho lagi-lagi tampil di bawah kinerja terbaiknya.Â
Saat kalah dari Atletico Madrid di Liga Champions, lini tengah The Reds juga dikritik. Kritikan datang dari legenda Liverpool, Jamie Carragher. Dia mengatakan tidak ada kreativitas di sektor tengah.
"Itu malam yang frustasi buat Liverpool. Mereka tidak menciptakan peluang apa pun dan tidak ada kreativitas di lini tengah. Itu selalu jadi masalah," ujar Carragher, seperti dilansir Mirror.Â
Â
3. Kurang Energi
Liverpool dinilai tampil kurang bertenaga dalam empat laga terakhir. Alhasil, mereka mudah jadi bulan-bulanan tim lawan.Â
Kondisi tersebut sangat bertolak belakang dengan penampilan Liverpool sebelum jeda musim dingin Premier League. Pasukan Jurgen Klopp biasanya penuh energi, hingga dalam beberapa kesempatan bisa meraih kemenangan dengan cara-cara sulit.Â
Advertisement
4. Tumpul di Depan
Gagal mencetak gol dalam tiga dari empat pertandingan terakhir jelas masalah serius bagi lini depan Liverpool yang biasanya menyeramkan. Trio Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Roberto Firmino seperti kebingungan untuk membongkar pertahanan lawan.Â
Yang paling disorot tentu saja kegagalan membobol jala Watford, yang notabene klub gurem di Premier League. Semestinya Watford bisa jadi sasaran empuk bagi barisan penyerang Liverpool.Â
Sumber: Liverpool Echo, Mirror
Disadur dari Bola.com (Yus Mei Sawitri/Yus Mei Sawitri, published 4/3/2020)