Indra Sjafri: Sport Science Harga Mati untuk Kembangkan Sepak Bola Nasional

Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri menilai sport science menjadi satu-satunya cara untuk mengembangkan persepakbolaan nasional

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2020, 22:30 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 22:30 WIB
Indra Sjafri, Direktur Teknik PSSI
Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri sedang menyampaikan materi di acara Indonesa Youth Developmenet Program melalui aplikasi Zoom. (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri mengungkap sport science menjadi modal utama untuk membangkitkan prestasi sepak bola nasional. Tanpa sport science, Indonesia tidak akan pernah maju dan cenderung jalan di tempat.

“Sport science harus diterapkan di negara ini, kita sudah tidak bisa menggunakan cara biasa atau konvensional. Kalau ingin maju, mau tidak mau harus menggunakan teknologi,” ujarnya dalam acara Indonesia Youth Football Development melalui teleconference Zoom, Rabu (4/11/2020).

Lebih lanjut, Indra Sjafri mengaku sport science bisa membantu seorang pelatih untuk menemukan posisi yang cocok bagi seorang pemain sepak bola. Dengan begitu, talenta yang dimiliki pemain tersebut bisa dikembangkan lebih luas.

“Sport science bisa mengetahui pontensi seorang pemain hanya dari golongan darahnya saja. Kemudian, teknologi itu juga bisa menggunakan DNA pemain untuk menyusun formasi yang sesuai. Saya pikir harus diterapkan secepatnya di Indonesia,” paparnya.

Indra Sjafri berharap sport science bisa menjadi angin segar bagi persepakbolaan nasional serta memunculkan generasi hebat yang menjadi tulang punggung Timnas Indonesia.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

Dukungan

Manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dan Indra Sjafri
Manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, didampingi Indra Sjafri, saat sesi latihan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Senin (13/1/2020). Sebanyak 51 pemain mengikuti seleksi untuk memperkuat skuat utama Timnas Indonesia U-19. (Bola.com/M Iqbal Ic

Untuk menjalankan program sport science, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, khususnya dari pelatih-pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB). Menurutnya, banyak pelatih lokal yang belum mengetahui bagaimana teknik dasar bermain bola.

“Waktu Shin Tae-Yong melakukan seleksi pemain Timnas Indonesia U-19, dia mengatakan teknik lari pemain Indonesia banyak yang salah. Hal itu berarti adanya tahap yang kurang diajarkan oleh pelatih mereka saat masih di SSB,” tuturnya.

“Dengan realita yang ada, saya berharap lisensi C dan D kepelatihan bisa diberikan gratis oleh pemerintah kepada pelatih lokal. Kalau gratis pasti semua ikut dan otomatis teknik dasar kepelatihan juga diajarkan. Semua itu demi membantu memajukan sepak bola nasional.”

Empat Kemampuan

Timnas Indonesia U-19
Pelatih Shin Tae-yong memimpin latihan Timnas Indonesia U-19.. (dok. PSSI)

Menjadi pemain sepak bola tidak melulu soal skill yang dipunya, tapi ada faktor lain yang menyebabkan pemain tersebut berkembang. Indra Sjafri mengatakan ada tiga hal lain yang harus dimiliki, yakni kemampuan fisik, taktikal dan mental.

“Kemampuan skill, fisik, taktikal dan mental menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang pemain. Apabila dia sudah punya kemampuan tersebut, bisa dibantu dengan sport science sebagai pendukung. Hasilnya akan sangat bagus pasti,” pungkasnya.

 

Penulis

Dzaky Nurcahyo

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya