Liputan6.com, Jakarta - Kegagalan lolos tes medis bisa membuat karier pesepak bola berantakan. Mereka kehilangan kesempatan meningkatkan reputasi di klub baru.
Namun tidak semua bernasib buruk. Ada banyak kasus pemain memiliki karier cemerlang setelah urung melewati salah satu tahap pada proses transfer tersebut.
John Hartson adalah salah satunya. Raksasa Skotlandia Glasgow Rangers terkesima melihat peingkatan performanya selama membela Luton Town, Arsenal, West Ham United, dan Wimbledon.
Advertisement
Mereka pun siap bersaing melawan Charlton Athletic dan Tottenham Hotspur demi memperebutkan jasanya.
Tapi tidak ada pemenang dalam persaingan tersebut. Hartson gagal tes medis memiliki level kebugaran rendah.
Hartson akhirnya pergi ke Coventry City. Dia meneken kontrak gaji per penampilan pada Februari 2001. Sosok berkebangsaan Wales ini kemudian membayar kepercayaan dengan mencetak enam gol dari 12 pertandingan. Sayang kontribusinya tidak cukup sehingga Coventry terdegradasi.
Namun kinerjanya cukup bagi raksasa lain dari Skotlandia untuk tertarik. Glasgow Celtic tanpa ragu memboyong Hartson pada musim panas 2001.
"Kecuali ada lubang di jantungmu, saya akan merekrutmu," kata manajer Celtic saat itu, Martin O’Neill, ketika meyakinkan Hartson agar bergabung.
Sang pemain pun membayar kepercayaan dengan mencetak 109 gol dari 201 pertandingan di seluruh kompetisi selama lima musim di Parkhead. Ketajamannya berbuah enam gelar, tiga di antaranya takhta liga.
Ibarat Michael Jackson
Rangers patut meradang melihat kesuksesan Hartson bersama Celtic. Padahal mereka cukup royal ketika berminat memboyongnya. Antusiasme penggemar juga sangat tinggi.
"Rangers mendatangkan saya dengan ayah menggunakan jet pribadi. Sambutan sangat meriah, ibarat menyambut kedatangan Michael Jackson," ungkap Hartson, dilansir Guardian.
Namun reaksi klub berubah begitu melihat hasil tes medis Hartson. Direktur Utama Rangers Sir David Murray pun tidak menutup-nutupi keadaan.
"Tingkat kebugarannya rendah dan berisiko. Kami merasa dia tidak berada di level yang cukup untuk bermain di Liga Champions. Tidak bermaksud meremehkan, tapi tantangan mencetak gol ke gawang Huddersfield Town jelas berbeda jika dibandingkan melawan Galatasaray," ucap Murray.
Advertisement
Blunder Kedua
Celtic boleh gembira dengan keputusan Rangers melepas Hartson. Sebaliknya, Rangers kemungkinan legowo karena merasa sudah mengambil keputusan tepat dan tidak mengambil risiko.
Nyatanya, ini bukan kali pertama mereka melewatkan talenta berbakat karena tes medis. Selain meminati Hartson pada 2000, mereka juga tertarik dengan berlian muda bernama Raul Tamudo.
Namun Rangers mundur karena diagnosa di tes medis menemukan masalah di lututnya. Tamudo menderita cedera itu usai memperkuat timnas di Olimpiade Sydney.
Kegagalan Besar
Tamudo akhirnya menetap di Espanyol. Dia kemudian menjadi kapten dan salah satu pemain terpenting sepanjang sejarah klub.
Suporter Espanyol pun bersyukur melihat idola mereka menetap. Saking gembiranya, mereka sampai membentuk organisasi bernama Dr Gert, Diga 23.
Kelompok tersebut mengambil identitas dari Gert Jan Goudswaard, dokter yang menyarankan Rangers agar tidak memboyong Tamudo, sebagai tanda terima kasih kepadanya.
Advertisement