Liputan6.com, Jakarta Michelin menjadi sorotan sepanjang pekan ini utamanya usai kecelakaan hebat yang dialami Marc Marquez. Kubu Repsol Honda menyalahkan keputusan Michelin yang menggunakan teknologi penahan panas yang malah membuat Honda kehilangan grip di ban belakang.
Uniknya, Marquez tak terlalu memusingkan soal Michelin. Sebelum kecelakaan, dia merasa semua pembalap menggunakan ban yang sama sehingga tidak bisa mengeluh.
Namun ini berbeda dengan yang dirasakan bos Repsol Honda, Alberto Puig. Dia tetap mencak-mencak karena kualitas ban Michelin jauh berbeda dibandingkan saat tes pramusim.
Advertisement
"Kami masih sulit mengerti apa yang sudah terjadi dan kami harus diskusi serius dengan Michelin soal kondisi ban," kata manajer Repsol Honda, Alberto Puig seperti dikutip crash.
"Menjadi yang tercepat sebulan lalu dan sekarang begini. Sulit buat pembalap kami untuk tetap konsisten dan percaya diri. Kami tidak bahagia," dia menambahkan.
Â
Michelin Membantah
Â
Sementara itu, Michelin membantah kalau ban menjadi penyebab kecelakaan Marquez. Manajer Motorsport roda dua, Piero Taramasso memiliki datanya.
"Kami analisa data kecelakaan dan saya bisa katakan ban bukan jadi penyebab kecelakaan itu," katanya.
"Saya tahu banyak kegaduhan sepanjang pekan soal desain pelindung ban belakang. Namun lap tercepat sama dengan waktu tercepat di tes pramusim," dia menambahkan.
Â
Advertisement
Tak Kuat
Â
Taramasso mengatakan pembalap bakal lebih sulit lagi kalau menggunakan ban normal seperti biasa. Soalnya ban normal tak akan kuat digunakan untuk jarak saat balapan.
"Ban saat pramusim tak akan tahan lama karena cuaca sangat panas dan tak ada satupun kompon yang bisa bekerja dengan baik," ujarnya.
Â
Harus Dites Dulu
Â
Sementara itu, Espargaro berharap kejadian di Mandalika jadi pelajaran. Dia mengatakan perubahan drastis harus bisa dites dulu sepakn sebelum balapan.
"Buat kami sama saja buang waktu dan uang ikut tes pramusim di Mandalika. Apa yang kami lakukan saat tes hasilnya nol besar di sini," ujarnya.
Advertisement