Liputan6.com, Jakarta- Graham Potter resmi menangani Chelsea sejak pekan lalu. Juru taktik berusia 47 tahun itu ditunjuk sebagai suksesor Thomas Tuchel, usai sang pelatih Jerman dipecat pada Rabu (7/9/2022) menyusul hasil kurang memuaskan yang diraih timnya sejak awal musim.
Eks pemain Arsenal Pierre-Emerick Aubameyang baru-baru ini angkat bicara soal pengangkatan Potter sebagai manajer anyar di Stamford Bridge
Penggawa internasional Gabon itu tak menampik kesedihannya akibat pemecatan Tuchel. Kendati demikian, sang pemain berharap ia dan timnya mampu segera beradaptasi dengan gaya permainan mantan pelatih Brighton.
Advertisement
“Semua orang tahu hubungan saya dengan Thomas (Tuchel). Rasanya menyedihkan ketika seseorang pergi meninggalkan klub. Apalagi saya hanya melihatnya selama beberapa hari (di Chelsea),” ujar Aubameyang kepada Hayters TV, seperti dilansir dari Metro.
“(Namun) ketika bermain sepak bola, Anda harus mampu beradaptasi dengan sangat cepat di berbagai peristiwa sepanjang musim. Hal semacam ini memang bisa terjadi,” sambung striker yang baru didatangkan dari Barcelona itu.
Sekadar informasi, Aubameyang memang memiliki hubungan dekat dengan eks juru taktik Chelsea. Keduanya diketahui pernah bekerja sama kala masih berkarier di Borussia Dortmund.
Thomas Tuchel lantas memboyong Aubameyang dari Camp Nou demi meningkatkan opsi di lini serang The Blues. Sayang, reuninya bersama sang pemain tak berlangsung lama. Tuchel segera didepak setelah Chelsea kalah dari Dinamo Zagreb di laga perdana Liga Champions 2022/2023.
Sedih dan Frustrasi
Aubameyang mengaku belum sempat berbicara dengan Tuchel pasca pemecatannya dari London Barat. Namun, pemain berusia 33 tahun itu menyebut sang juru taktik kemungkinan masih merasa sedih dan frustrasi hingga kini.
“Belum (berbicara dengan Tuchel). Saya pikir dia sedikit frustrasi dan sedih, tentu saja. Saya akan mencoba menghubunginya sesegera mungkin,” ungkap Aubameyang.
“Ini adalah minggu yang gila buat kami semua. Itulah bagian dari hidup, kami harus mampu beradaptasi. Saya pikir masih ada sedikit rasa sedih saat ini, tetapi semoga kami bisa segera kembali ke situasi yang lebih baik.”
“Saya rasa (kondisi ini) agak asing bagi semua orang, tidak hanya untuk saya. Namun, seperti yang sudah saya katakan, ini adalah sepak bola. Anda harus menyesuaikan diri. Ketika Anda bermain untuk Chelsea, Anda membutuhkan hasil sesegera mungkin, itu sebabnya saya sedikit frustrasi hari ini,” sambung sang pemain.
Advertisement
Debut Potter
Tak heran jika Aubameyang kini merasa agak tertekan. Meski sudah berada di bawah asuhan manajer baru, ia dan kawan-kawannya belum mampu mempersembahkan kemenangan bagi Chelsea di Liga Champions.
Debut Graham Potter dalam matchday kedua Grup E kontra RB Salzburg yang berlangsung di Stamford Bridge pada Kamis (15/9/2022) hanya berakhir seri.
The Blues sejatinya mampu memimpin lebih dulu berkat aksi Raheem Sterling pada menit ke-48. Akan tetapi, RB Salzburg di bawah komando Matthias Jaissle sanggup mencetak angka penyeimbang lewat Noah Okafor di menit 75.
Hasil tersebut membuat Chelsea berada di posisi buruk. Cesar Azpilicueta dan kolega terjerembap di dasar klasemen sementara Grup E dengan torehan satu poin yang didapat dari satu kekalahan dan satu hasil imbang.
Salah Ambil Keputusan
Legenda Manchester United (MU) Paul McGrath sempat menyebut Chelsea salah ambil keputusan lantaran memilih mendatangkan Potter sebagai suksesor Tuchel di Stamford Bridge. Eks pemain berusia 62 tahun itu menilai The Blues seharusnya merekrut free agent terbaik sekelas Zinedine Zidane atau Mauricio Pochettino ke London Barat.
“Ketika Anda adalah Chelsea dan Anda membutuhkan seorang manajer, sebagai klub yang menjadi kampiun Eropa (Liga Champions) tahun lalu dan juara Piala Dunia Antarklub, Anda harusnya mendapatkan yang terbaik,” tulis McGrath dalam Sunday World.
“Saat ini, manajer terbaik yang tersedia adalah Zinedine Zidane atau Mauricio Pochettino. Alih-alih mengejar mereka yang berstatus sebagai free agent, Chelsea justru membayar total 22 juta poundsterling untuk memutus kontrak Potter dan staf pelatihnya di Brighton. Itu tidak masuk akal buat saya,” sambungnya.
Advertisement
Ingin ke Timnas Prancis
McGrath tak menampik bahwa Zinedine Zidane saat ini lebih tertarik dengan jabatan pelatih di Timnas Prancis. Manajer berkepala plontos itu memang dikabarkan masih menunggu kesempatan hingga Piala Dunia 2022 berakhir.
Akan tetapi, Chelsea punya sumber daya cukup untuk membuat Zidane berubah pikiran. Klub yang finis di peringkat tiga klasemen akhir Liga Inggris musim lalu itu bisa saja menawarkan upah besar demi menggaet minat eks juru taktik Real Madrid.
“Saya tahu Zidane nampaknya ingin menunggu lowongan di Tim Nasional Prancis pasca putaran final Piala Dunia. Akan tetapi, Chelsea tidak kekurangan uang untuk mengubah pendirian sang pelatih (Zidane),” pungkas McGrath.