Liputan6.com, Jakarta - Bola Ganjil sudah menyuguhkan peristiwa-peristiwa unik di dunia olahraga. Ada kisah heroik Gremio yang bermain mengandalkan tujuh pemain untuk naik ke kasta tertinggi sepak bola Brasil.
Momen ini hadir saat mereka menghadapi Nautico pada play-off promosi Serie B Brasil 2005. Mereka hanya butuh hasil imbang di partai tersebut.
Dengan target itu, Gremio tampil bertahan menghadapi Nautico. Namun, taktik ini memudahkan tuan rumah menguasai laga. Nautico pun mendapat penalti di babak pertama. Beruntung bagi Gremio, Bruno Carvalho yang menjadi algojo gagal menunaikan tugas.
Advertisement
Gremio tetap bermain tegang di babak kedua. Apalagi Alejandro Escalona mendapat kartu merah karena handball.
Nautico makin bersemangat menyerang. Kembali mereka mendapat penalti usai Eduardo Nunes menyentuh bola dengan tangan. Nunes lalu bernasib sama seperti Escalona masuk ruang ganti.
Pemain lain tidak terima dua keputusan merugikan tersebut. Mereka mengerubungi pengadil secara agresif. Kekacauan terjadi hingga 25 menit. Usai keadaan mereda, wasit mengeluarkan dua kartu merah bagi pemain Gremio yang bertindak berlebihan: Domingos Filho dan Patricio Boques.
Harapan Gremio kembali ke Serie A seakan pupus pada titik ini. Mereka bermain dengan tujuh orang melawan 11 pemain Nauticon, plus mesti menghadapi penalti.
Nyatanya, tekanan untuk mencetak gol terlalu besar bagi Nautico. Semula tidak ada pemain yang ingin menjadi algojo menyusul kegagalan Carvalho di babak pertama.
Ademar Junior akhirnya maju. Dia juga tidak mampu mengatasi beban dan eksekusinya dimentahkan kiper Gremio Rodrigo Galatto.
Bola keluar untuk sepak pojok yang tidak mampu dimaksimalkan Nautico. Gremio lalu melancarkan serangan balik melalui Anderson Oliveira yang dihentikan secara ilegal oleh Wanderley Batata.
Bek Nautico itu lalu menjadi pemain kelima yang diusir wasit. Tuan rumah terpukul menghadapi situasi ini.
Melihat lawan dalam kondisi lengah, Gremio cepat mengambil tendangan bebas menuju Anderson. Sang pemain lalu melewai dua pemain lawan untuk membawa Gremio unggul, hanya satu setengah menit usai kegagalan Ademar. Kedudukan bertahan hingga akhir laga.
Tidak kalah unik laga Divisi Championship Sheffield United kontra West Bromwich Albion di Brammal Lane, 16 Maret 2002. Rangkaian peristiwa pada pertandingan ini membuat otoritas turun tangan karena adanya dugaan konspirasi.
Â
2 Pemain Pengganti Diusir Wasit
Pertandingan semula berjalan normal. Namun, tuan rumah kehilangan kiper Simon Tracey sejak menit ke-8 karena menyentuh bola dengan tangan di luar wilayah kekuasaannya.
Keunggulan jumlah pemain menguntungkan West Brom. Mereka unggul 10 menit berselang lewat gol Scott Dobie. Tim tamu lalu menggandakan skor melalui Derek McInnes di menit ke-62, sebelum kekacauan terjadi beberapa saat berselang.
Baru 90 detik di lapangan sebagai pengganti, penggawa Sheffield Georges Santos melepas tekel dua kaki kepada Andy Johnson. Aksinya ini ditenggarai sebagai balas dendam. Setahun lalu, Santos menderita cedera retak tulang pipi dan hampir kehilangan penglihatan karena tekel Johnson. Wasit Eddie Wolstenholme pun menganjarnya kartu merah di menit ke-65.
Tidak berhenti sampai di situ, pemain pengganti Sheffield lain Patrick Suffo juga diusir keluar setelah melakukan kekerasan. Dia menanduk Derek McInnes.
Menghadapi delapan pemain, West Bromwich memperbesar keunggulan berkat gol kedua Dobie di menit ke-75. Sedangkan Sheffield kembali harus kekurangan personel.
Gelandang Michael Brown keluar karena cedera pangkal paha empat menit kemudian. Sedangkan bek Rob Ullathorne tidak bisa melanjutkan permainan akibat masalah otot dua menit berselang. Sheffield tidak bisa memasukkan pemain pelapis karena jatah pergantian sudah habis.
Dengan Sheffield menyisakan enam pemain, dan di bawah batas minimal sesuai peraturan, Wolstenholme terpaksa menghentikan pertandingan. Sejarah pun tercipta. Inilah kali pertama laga di kompetisi sepak bola Inggris disetop karena tim kekurangan pemain.
Â
Advertisement
Dituduh Curang
Usai laga yang kemudian dijuluki Battle of Brammal Lane itu, manajer Sheffield Neil Warnock langsung diselidiki. Dia dinilai sengaja menginstruksikan Brown dan Ullathorne supaya berhenti bertanding. Tujuannya supaya partai dihentikan dan otoritas menggelar pertandingan ulang.
"Itu 100 persen tidak benar. Saya terima kami kalah di laga tadi. Saya hanya berharap pemain yang cedera segera pulih karena duel selanjutnya menanti," kata Warnock, dilansir Guardian.
Football League pun bertindak adil. Mereka menetapkan tidak ada pertandingan ulang dan West Bromwich tetap menang 3-0.
Warnock bebas dari tuduhan karena Brown dan Ullathorne benar-benar cedera. Brown tidak bermain lagi di sisa musim dan Ullathorne melewatkan empat pertandingan selanjutnya. Sang manajer juga melepas Santos dan Suffo.
Untuk sanksi, Sheffield didenda 10 ribu poundsterling karena perilaku kasar pemain. Santos dilarang bermain enam laga, dengan Suffo tidak boleh merumput di enam partai plus denda tiga ribu pounds.