Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada yang tahu masa depan. Semua skenario mungkin terjadi, termasuk dunia sepak bola. Alex Neil merasakan itu kala menangani dua klub terakhir dalam karier kepelatihannya.
Menganggur setahun setelah dipecat Preston North End, Maret 2021, Neil akhirnya mendapat tawaran dari Sunderland. Dia tidak ragu berlabuh di Stadium of Light.
Wajar, meski tidak lagi berada di kasta utama, The Black Cats merupakan salah satu klub utama di timur laut Inggris. Neil pun sukses membayar kepercayaan manajemen klub dan mempersembahkan tiket promosi ke Championship.
Advertisement
Pada penampilan pertamanya di Divisi II setelah empat tahun absen, Sunderland arahan Neil juga menunjukkan kemampuan bersaing. Mereka memiliki rapor 2 (menang)-2 (imbang)-2 (kalah) pada enam pertandingan awal musim, dengan kemenangan dipetik atas Bristol City dan Stoke City.
Neil mengambil keputusan mengejutkan setelah pasukannya dikalahkan Norwich City di kandang sendiri. Dia menerima pinangan Stoke yang belum lama dikalahkan 1-0.
Membalas Kekalahan Stoke City
Sosok berusia 41 tahun ini menerima pinangan The Potters yang saat itu punya rapor lebih buruk (2-1-3) ketimbang Sunderland. Namun, mereka memiliki stabilitas dan kesempatan ke Premier League lebih besar.
Terakhir kali Stoke bermain di sana pada 2017/2018. Sementara meski cuma setahun lebih buruk ketimbang pengalaman terakhir bermain di EPL, Sunderland menunjukkan adanya masalah dalam pengelolaan klub ketika terdegradasi secara beruntun.
Sayang kehadiran Neil tidak banyak mengubah peruntungan tim. Stoke cuma memetik 13 kemenangan dalam 35 pertandingan hingga jeda internasional Maret 2023. Kans naik kasta sangat kecil meski peluang tidak sepenuhnya tertutup.
Terlepas itu, Neil nisa menorehkan catatan unik. Dia membantu Stoke membalas kekalahan Agustus 2022 dengan meraih kemenangan 5-1 atas Sunderland.
Advertisement
Pelatih Lain
Neil ternyata bukan satu-satunya pelatih dengan pengalaman demikian. Paul Lambert juga merasakannya, bahkan lebih cepat lagi.
Pada Agustus 2009, dia membawa Colchester United menaklukkan tuan rumah Norwich City 7-1. Manajemen The Cannaries begitu terkesan melihat hasil tersebut. Mereka langsung memecat Bryan Gunn dan menunjuk Lambert.
Pada akhir musim itu, Lambert dan Norwich City membalas kekalahan atas Colchester. Mereka sukses pesta lima gol tanpa balas.