Inpres 3/2019 Jadi Titik Balik Kebangkitan Sepak Bola Indonesia

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional menjadi salah satu titik awal kebangkitan sepak bola Indonesia.

oleh Thomas diperbarui 12 Okt 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2024, 06:00 WIB
Foto: Debut Malik Risaldi di Timnas Indonesia, Jadi Starter hingga Pelipis Robek saat Kualifikasi Piala Dunia 2026
Malik Risaldi dipercaya oleh pelatih Shin Tae-yong menjadi satu-satunya pemain Liga 1 yang menjadi starter pada laga tersebut. Ia dipercaya tampil sepanjang 58 menit sebelum digantikan oleh Marselino Ferdinan. (Dok. PSSI)

Liputan6.com, Jakarta- Sepak bola Indonesia tengah memasuki masa kebangkitan. Prestasi timnas Indonesia melesat tajam. Peluang lolos ke putaran final Piala Dunia terbuka lebar. Timnas Indonesia sedang berjuang di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Dari tiga laga yang sudah dilakoni di putaran ketiga, timn asuhan Shin Tae-yong belum pernah menelan kekalahan. Tiga hasil imbang didapat saat melawan Arab Saudi, Australia dan terakhir Bahrain. Bahkan Indonesia seharusnya bisa menang melawan Bahrain.

Indonesia mampu unggul 2-1 atas Bahrain berkat gol Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick hingga menit 90+7. Namun keputusan kontroversial wasit Ahmed Al Kaf yang tak kunjung meniup peluit meski tambahan waktu cuma enam menit membuat Bahrain bisa menyamakan skor di menit 90+9.

Hasil positif ini membuat harapan masyarakat Indonesia akan lolos ke Piala Dunia 2026 membesar. Kebangkitan ini seolah mengakhiri dahaga panjang pecinta bola di Indonesia.

Masyarakat, khususnya penggemar sepak bola nasional kerap kecewa dengan prestasi yang ditorehkan Tim Nasional di berbagai level. Pasukan Garuda acap kali gagal bersaing dengan tim yang di atas kertas memiliki kualitas di bawah mereka.

Kebangkitan sepak bola Indonesia ini berawal dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. Presiden Joko Widodo mengeluarkan Inpres karena tak ingin prestasi timnas Indonesia jalan di tempat.

Perbaikan Menyeluruh

Foto: Antusiasme Presiden Joko Widodo saat Nonton Langsung Timnas Indonesia di Piala AFF 2022
Setelah pertandingan usai, Jokowi juga menyempatkan turun ke lapangan dan memberikan selamat kepada pemain Timnas Indonesia. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Dalam inpres tersebut, Presiden memberikan instruksi kepada para menteri terkait hingga kepala daerah untuk turut membangun sepak bola nasional. Para menteri itu diinstruksikan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing Kementerian/Lembaga untuk melakukan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional.

Langkah-langkah yang diperlukan meliputi pengembangan bakat, peningkatan jumlah dan kompetensi wasit dan pelatih sepak bola, pengembangan sistem kompetisi berjenjang dan berkelanjutan, pembenahan sistem dan tata kelola sepak bola, penyediaan prasarana dan sarana stadion sepak bola di seluruh Indonesia sesuai standar internasional, dan training center sepak bola, serta mobilisasi pendanaan untuk pengembangan sepak bola nasional.

Pelaksanaan Instruksi Presiden ini berpedoman pada peta jalan (road map) percepatan pembangunan persepakbolaan nasional. Banyak pihak menilai, Inpres No.3 Tahun 2019 ini merupakan bentuk perhatian besar Presiden Jokowi terhadap dunia sepak bola Indonesia. Ia sangat menginginkan prestasi sepak bola negeri ini bisa kian meningkat dan menembus level dunia.

Emas SEA Games

Upaya yang dilakukan pemerintah mulai membuahkan hasil. Ranking FIFA Indonesia membaik, dari 179 pada 2015, menjadi peringkat 129 pada 2024. Hubungan Indonesia dengan FIFA, melalui PSSI pun kini terbilang sangat baik. Bahkan, FIFA bersedia membuka kantor di Jakarta dan training center di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Pembangunan TC di IKN sudah berjalan dengan baik. "Kita ingin memastikan bahwa pembangunan training center IKN berjalan dengan baik. Saat ini proses pengerjaan sudah memasuki tahap akhir atau finishing," ujar Menpora Dito Ariotedjo dalam keterangannya, Selasa (13/8/2024).

FIFA juga mempercayakan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 pada 2023. Ini adalah event Piala Dunia U-17 pertama di negara Asia Tenggara. Keberhasilan Indonesia menggelar event tersebut membuat FIFA menawarkan Indonesia untuk menjadi tuan rumah event-event internasional di masa mendatang.

Prestasi timnas juga melesat tajam. Selain lolos Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran tiga, timnas Indonesia juga sebelumnya sukses mengakhiri puasa medali emas sepak bola putra SEA Games. Indonesia meraih emas SEA Games 2023 di Kamboja. Sebelumnya Indonesia harus menunggu sejak 1991.

Proses Naturalisasi Lancar

Sejarah juga ditorehkan Tim Nasional Indonesia di pentas Piala Asia. Untuk pertama kalinya, Indonesia lolos ke 16 Besar Piala Asia 2023. Sebelum ajang Piala Asia 2023, Timnas Indonesia sudah empat kali berhasil mencatatkan keikutsertaannya di ajang ini. Dari empat kali penampilan itu, Indonesia selalu kalah di fase grup.

Proses naturalisasi yang dijalankan PSSI dengan dukungan penuh pemerintah kian membuat kualitas Tim Nasional Indonesia meningkat. Pun dengan penunjukkan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, yang mampu meramu formasi dari campuran materi pemain lokal dan naturalisasi menjadi kekuatan menakutkan. Racikan Shin Tae-yong dianggap jitu dan ampuh untuk membawa sepak bola Indonesia ke level terbaik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya