Liputan6.com, Jakarta - Minggu 5 Januari 2025, beredar undangan konferensi pers dari PSSI. Ketua Umum Erick Thohir akan mengumumkan rencana baru terkait perkembangan Timnas Indonesia pada keesokan harinya.
Kepastian terhadap masa depan Shin Tae-yong di kursi pelatih pun segera terjawab. Sebelumnya beredar rumor nakhoda berkebangsaan Korea Selatan itu akan dicopot.
Advertisement
Baca Juga
Media Italia Tuttosport menyatakan PSSI menginginkan pelatih asal Eropa karena taktik Shin Tae-yong tidak lagi memuaskan lewat pemberitaannya di akhir 2024. Salah satu anggota Exco PSSI Ahmad Riyadh kemudian memanaskan suasana lewat ucapan selamat tinggal di media sosial pada awal 2025.
Advertisement
Kinerja buruk pada Piala AFF 2024 dipercaya sebagai alasan mengapa PSSI mengganti Shin Tae-yong. Indonesia gagal mengakhiri paceklik gelar di turnamen sepak bola paling bergengsi Asia Tenggara tersebut.
Yang lebih buruk, Tim Garuda langsung kandas di fase grup karena hanya memetik satu kemenangan sehingga kalah bersaing dari Vietnam dan Filipina. Namun, Erick Thohir menepis hal tersebut.
"Apa yang kita lakukan hari ini tidak lain adalah untuk kebaikan tim nasional. Dinamika di tim nasional ini perlu juga menjadi perhatian khusus oleh kami dalam evaluasi," buka Erick Thohir.
"Kita melihat perlunya ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang tentu disepakati oleh para pemain, komunikasi yang lebih baik, dan tentu implementasi program yang lebih baik juga secara menyeluruh untuk tim nasional."
"Pak Marji (Sumardji, manajer Timnas Indonesia) sudah bertemu coach STY tadi pagi dan coach STY sudah menerima urusan surat-menyuratnya. Nanti tentu ada proses yang berikutnya, mengenai hubungan kita yang sudah berakhir, dan saya mengucapkan sekali lagi terima kasih," ungkap Erick Thohir.
Sosok yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini mengaku pihaknya sudah berniat memberhentikan Shin Tae-yong sebelum timnas Indonesia melawan China pada kualifikasi Piala Dunia 2026, Oktober 2024 lalu.
Namun, PSSI menahan diri karena kalender kompetisi masih padat. Timnas Indonesia dijadwalkan menghadapi Jepang dan Arab Saudi sebulan kemudian.
"Hari ini yang terbaik, karena kita punya waktu 2,5 bulan untuk persiapan kualifikasi Piala Dunia 2026. Saya juga tidak mau mengambil sebuah keputusan yang membuat keadaan tidak baik. Cuma dengan segala evaluasi, perhitungan waktu 2,5 bulan ini cukup, tidak tergesa-gesa seperti hanya pada saat dinamika yang terjadi saat Timnas Indonesia kontra China," papar Erick Thohir pada Senin 6 Januari 2025.
"Kita mencari figur-figur yang kita yakini bisa memberikan extra effort dari dinamika komunikasi, leadership, maupun taktikal bermain yang bisa kita harapkan," sambungnya.
Timnas Indonesia akan melanjutkan perjuangan pada persaingan Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Australia pada 20 Maret 2025 dan Bahrain pada 25 Maret 2025. Dari enam pertandingan yang sudah dilalui, saat ini Jay Idzes dan kawan-kawan menempati peringkat tiga dengan raihan enam poin.
Mereka hanya tertinggal dari Australia (7 angka) dan Jepang (16 angka). Namun, Indonesia juga cuma unggul selisih gol atas Arab Saudi, Bahrain, dan China. Hanya dua penghuni urutan teratas yang lolos otomatis ke turnamen di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sementara peringkat 3-4 melaju ke fase kualifikasi selanjutnya.
Studi Kasus Rival Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Sebelum Indonesia, Australia dan Arab Saudi terlebih dahulu berganti arsitek tim menyusul performa buruk pada kualifikasi Piala Dunia 2026.
Graham Arnold lengser dari kursi nakhoda usai bermain imbang melawan Indoensia, September 2024. Ketika itu Australia hanya memiliki satu angka hasil dua pertandingan Grup C.
Suksesornya Tony Popovic kemudian mempersembahkan kemenangan pada debut versus China, sebelum bermain imbang melawan Jepang, Arab Saudi, dan Bahrain.
Arab Saudi mencopot Roberto Mancini usai hanya meraih lima angka di empat partai pembuka Grup C di akhir Oktober. Namun penerusnya Herve Renard hanya bisa mempersembahkan satu nilai di dua duel selanjutnya.
Di sisi lain, pelatih China Branko Ivankovic merasakan nasib berbeda. Posisinya digoyang setelah anak asuhnya tumbang pada tiga laga awal Grup C. Namun, federasi tetap memberinya kepercayaan. Dia lalu membawa China memetik dua kemenangan untuk menghidupkan kembali peluang melaju ke Piala Dunia 2026.
Studi kasus di tiga tim tersebut memberi gambaran konsekuensi yang bakal dihadapi Indonesia nanti. Dengan persaingan masih terbuka, kehadiran Shin Tae-yong sebenarnya menjamin stabilitas dalam tim.
Sedangkan hadirnya pelatih anyar tidak otomatis berbuah manis. Telebih setelah publik mendapat bocoran tentang identitas pengganti. Pakar transfer Fabrizio Romano menyebut Patrick Kluivert sudah meneken kontrak 2+2 tahun di PSSI. Pada jumpa pers, Erick Thohir juga tidak membantah sudah mewawancarai Kluivert untuk menjadi pelatih baru.
"Tugas Kluivert adalah membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026," tulis Romano.
Advertisement
Patrick Kluivert Bisa Apa?
Tidak ada yang meragukan kualitas Kluivert ketika masih aktif bermain. Kluivert merupakan salah satu penyerang terbaik yang pernah dihasilkan Negeri Kincir Angin. Kepiawaian merobek gawang lawan membawanya ke klub-klub tenar seperti Ajax Amsterdam, AC Milan, dan Barcelona.
Namun keraguan muncul melihat jejaknya di sisi lapangan. Dia tercatat hanya menangani dua tim level senior, Curacao dan Adana Demirspor. Tidak ada yang memiliki rapor impresif.
Masyarakat Indonesia juga menyorot masa lalu Kluivert yang sempat terjerat masalah. Dia pernah terlibat kecelakaan yang memakan korban jiwa, tuduhan pelecehan seksual, serta terlibat judi.
Jika laporan Romano jadi kenyataan, Kluivert akan mendapat tugas ganda dalam menjalankan pekerjaannya. Di internal, dia harus meredakan gejolak dalam skuad yang muncul sepeninggal Shin Tae-yong. Sebab, seperti publik, pemain pasti akan memiliki keraguan serupa terhadap kredibilitas Kluivert.
Keberhasilan melewati tantangan ini bakal membantunya menyelesaikan tuntutan kedua yakni memberi hasil nyata di lapangan. Indonesia wajib memetik kemenangan di dua partai berikut demi menjaga peluang mengikuti Piala Dunia 2026. Target paling realistis adalah saat menjamu Bahrain.
Pada saat bersamaan, sosok berusia 48 tahun itu bakal bekerja diiringi nada-nada pesimisme masyarakat. Situasi tersebut jelas memberi tekanan tambahan. Mampukah pemilik nama lengkap Patrick Stephan Kluivert ini mengatasinya, ketika dirinya tidak memiliki pengalaman cukup untuk melakukannya?
Pertanyaan besar itulah yang kemudian membuat keputusan PSSI memberhentikan Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas Indonesia sebagai pertaruhan besar.
"Tentu risiko-risiko tetap ada. Tetapi lebih baik kita mengambil risiko daripada menyesal di kemudian hari," kata Erick Thohir.
Louis van Gaal Bantu Patrick Kluivert di Timnas Indonesia?
Masyarakat Indonesia mungkin akan lebih tenang jika ada sosok lain untuk membantu Kluivert. Situasi tersebut mungkin akan terjawab jika laporan media Spanyol Marca jadi kenyataan. Mereka melaporkan PSSI bakal menunjuk Louis van Gaal sebagai Direktur Teknik Timnas.Â
Van Gaal adalah mentor Kluivert. Keduanya berkolaborasi di Ajax Amsterdam, Barcelona, dan Timnas Belanda. Reputasinya sebagai arsitek jitu pun tidak perlu dipertanyakan. Kepiawaian mengatur strategi membawanya ke kursi Ajax, Barcelona, Bayern Munchen, Manchester United, hingga timnas.
Namun, pemberitaan Marca langsung ditepis pers Belanda. Legenda sepak bola Tim Oranye Ruud Gullit juga angkat bicara. Dengan Van Gaal sudah berusia 73 tahun, dia melihat mustahil baginya bekerja di Indonesia.
"(Jadi pelatih Timnas Indonesia) bagus untuk Patrick, saya sangat bahagia untuknya. Tapi saya bertanya apakah Van Gaal akan menjadi dirtek, karena saya sama sekali tidak bisa membayangkan hal itu," ungkap Gullit, dilansir Voetbalzone.
"Sebagai dirtek, Anda harus bepergian dan sebagainya. Louis tidak menginginkan hal itu. Dia sudah cukup menjalani kariernya, dan sekarang dia ingin menikmati hidup serta keluarganya. Dia masih bisa melakukan hal untuk Ajax sebagai penasihat, itu yang terbaik. Selebihnya, biarkan dia santai menikmati hidup," tambah Gullit.
Bocoran
Belakangan Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga memberi bocoran mengenai sosok yang bakal mendukung Kluivert. Calon asisten pelatih teknis timnas Indonesia itu adalah pelatih yang rutin membawa klub-klub divisi dua promosi ke kasta tertinggi sistem kompetisi sepak bola Belanda.
"Yang pasti (calon asistennya) ya level tinggi di Belanda juga. Maksudnya bagus, dari Belanda juga yang diambil. Yang punya prestasi meloloskan klub-klub degradasi masuk Eradivisie," kata Arya Sinulingga.Â
Beredar rumor sosok yang dimaksud adalah Alex Pastoor. Kini berstatus tanpa klub, Pastoor pernah mempromosikan tiga klub berbeda ke Eredivisie yakni Almere City, Sparta Rotterdam, dan Excelsior.
Â
Advertisement
Masa Depan Sepak Bola Indonesia
Di tengah polemik terkait pengganti Shin Tae-yong, narasi liar lain beredar di media sosial. Erick Thohir dianggap gagal menghadapi tekanan dan termakan jebakan dari mafia bola. Dengan memecat Shin Tae-yong, mereka berharap timnas menderita kegagalan di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Rapor tersebut kemudian memicu amarah dari masyarakat yang lalu mendesaknya mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. Mafia bola lalu memanfaatkan situasi itu untuk kembali menguasai federasi dan sepak bola Indonesia kembali ke zaman kegelapan.
"Saya rasa semua tidak benar, karena kalian tahu saya ini pemimpin yang tidak bisa ditekan-tekan. Bagaimana PSSI bersama liga melakukan perbaikan match fixing, itu tekanannya jauh lebih berat," ucap Erick Thohir.
"Saya bukan tipe pimpinan yang takut ditekan-tekan. Saya percaya apa yang kita jalankan untuk kebaikan semua," tegasnya.
Demi masa depan sepak bola Indonesia, semoga hal terbaik yang akan terjadi.