Liputan6.com, Jakarta - Apabila melihat dari segi pengalaman dan prestasi sebagai pelatih kepala, nama Patrick Kluivert memang masih kalah dibandingkan Shin Tae-yong.
Kluivert, yang sudah resmi ditunjuk sebagai nakhoda timnas Indonesia, baru mulai berkarier sebagai pelatih sejak tahun 2008 setelah menyelesaikan karirnya sebagai pemain. Di sisi lain, Shin Tae-yong sudah memulai perjalanan sebagai pelatih sejak tahun 2005.
Advertisement
Baca Juga
Penilaian Erick Thohir ke Patrick Kluivert: Arsitek Baru Timnas Indonesia, Kurang Pengalaman dan Harus Mampu Mengendalikan Ruang Ganti
Top 3 Berita Bola: Resmi Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Sampaikan Pesan Penting
Patrick Kluivert Akui Kepada Fabrizio Romano Jika Ia Punya Tanggung Jawab Besar Terhadap Timnas Indonesia
Selain itu, selama kariernya, pria yang dikenal dengan julukan Si Rubah ini mendapatkan kesempatan yang lebih luas dari KFA untuk melatih berbagai level tim nasional Korea Selatan. Sebagai seorang legenda di Seongnam Ilhwa Chunwa, Shin Tae-yong juga memperoleh kepercayaan yang besar dari klubnya tersebut.
Advertisement
Meski minim pengalaman sebagai pelatih kepala dan beberapa catatan kurang baik dalam perjalanan hidupnya, Kluivert sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi pelatih yang sukses di masa mendatang.
Salah satunya adalah melonjaknya posisi Curacao di peringkat FIFA ketika Kluivert bertugas.
Riwayat Sepak Bola Curacao
Untuk memberikan sedikit gambaran mengenai sejarah sepak bola Curacao, negara ini merupakan bagian dari Kerajaan Belanda, bersama Aruba dan Sint Maarten, sejak tahun 1950-an dan mewakili Federasi Antillen Raya.
Curacao pernah meraih beberapa prestasi, termasuk tampil di Olimpiade Musim Panas 1952 yang diadakan di Finlandia. Selain itu, tim gabungan enam pulau ini juga berhasil finis di posisi ketiga pada tahun 1963 dan 1969 dalam Kejuaraan Concacaf, yang kini dikenal sebagai Gold Cup.
Setelah meraih kemerdekaan, pada tahun 2011, Curacao mendirikan Federasi Sepak Bola Curacao (CFF), yang menjadi salah satu asosiasi sepak bola termuda di dunia. Namun, sayangnya, antara tahun 2011 hingga 2014, Curacao tidak mampu berbuat banyak di kancah sepak bola internasional, hanya mencatatkan enam kemenangan, enam hasil imbang, dan 20 kekalahan.
Dengan hasil tersebut, posisi mereka pun terpuruk di urutan ke-158 dalam rangking FIFA, yang merupakan peringkat terendah dalam sejarah sepak bola Curacao.
Advertisement
Catatan Patrick Kluivert di Curacao
Sepak bola Curacao mengalami harapan yang tinggi ketika Patrick Kluivert mengambil alih sebagai pelatih timnas pada Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Concacaf di tahun 2015. Meski Kluivert, yang memiliki ikatan keluarga dengan Curacao melalui ibunya, tidak berhasil membawa timnya ke Rusia, dia tetap berhasil meningkatkan prestasi sepak bola negara tersebut.
Antara Maret 2015 dan Juni 2016, Kluivert mencatatkan rekor yang cukup mengesankan dengan enam kemenangan, tiga hasil imbang, dan hanya tiga kekalahan. Yang terpenting di luar pencapaian itu, dalam waktu kurang setahun, Patrick Kluivert berhasil mendongkrak peringkat Timnas Curacao di daftar rangking FIFA dari 151 ke posisi 75.
Bahkan setelah Kluivert beralih menjadi Penasihat Timnas Curacao pada tahun 2017 untuk menjabat sebagai Direktur Akademi Ajax, prestasi tim tetap meningkat di bawah asuhan asistennya, Remko Bicentin, yang membawa negara ini meraih peringkat tertinggi di urutan 68 FIFA.
Saat ini, Timnas Curacao berada di posisi ke-91, tepat di bawah Timnas China, yang merupakan rival Indonesia di putaran ketiga Grup C Zona Asia Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kenaikan Peringkat FIFA
Mari kita bahas mengenai isu kenaikan ranking FIFA. Kita dapat membandingkan perjalanan karier Patrick Kluivert dengan Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan tersebut memerlukan waktu lima tahun untuk membawa Timnas Indonesia dari posisi 173 ke peringkat 127.
Jika PSSI memiliki ambisi agar Timnas Indonesia bisa mencapai peringkat 100 FIFA, maka tidak ada salahnya jika Patrick Kluivert menjadi pelatih menggantikan Shin Tae-yong.
Terlebih lagi, mayoritas pemain dalam skuad Timnas Indonesia adalah pemain naturalisasi yang berasal dari Belanda. Mereka sudah memiliki hubungan yang baik dalam hal komunikasi dan pemahaman budaya sepak bola dengan Patrick Kluivert.
Tentu saja, target utama yang harus dicapai oleh Patrick Kluivert adalah lolos ke Piala Dunia 2026 yang akan diadakan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Advertisement