Alamsyah Satyanegara Sukawijaya atau yang akrap disapa Yoyok Sukawi akhirnya ditunjuk Pengurus PSIS Semarang untuk menjadi pengelola tim. Dia menyingkirkan kandidat lain seperti Pengusaha Putut Sutopo dan Mantan Presiden Direktur PT Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabusala yang ingin menangani PSIS.
Kabar tersebut disampaikan langsung Sekretaris Umum (Sekum) PSIS, Setyo Agung Nugroho di kantor Sekretariat PSIS Komplek Stadion Citarum, Sabtu (16/11/2013). Dalam pertemuan itu, Agung didampingi Ketua Harian PSIS Simon Legiman, Bidang Kompetisi dan Alih Status Johar Lin Eng dan Bidang Legal Kairul Anwar.
''Tidak banyak yang mau peduli dengan PSIS dan Yoyok Sukawi masuk di antara yang sedikit itu. Dari sejumlah kandidiat, Yoyok Sukawi yang paling siap menangani PSIS. Karenanya kami menunjuk dia untuk mengelola tim,'' tutur Agung.
Setelah ini, pengurus akan mempertemukan Yoyok Sukawi dengan 25 perkumpulan sepak bola (PS). Bila sudah ada kesepakatan, akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan kerja sama kedua belah pihak.
Pria kelahiran Semarang, 1 Maret 1978 pun sudah dapat menjalankan tugasnya untuk memimpin PSIS yang akan tampil di Divisi Utama musim depan. Mulai dari pembentukan badan hukum, menetapkan manajemen, pelatih hingga pemain.
''Sebagai apa nanti Yoyok Sukawi, belum dapat kami katakan sekarang. Saat ini kami tengah menyiapkan MoU nya. Yang jelas, kami telah menunjuknya untuk mengelola PSIS,'' sambung Agung.
Beberapa hal yang membuat pengurus kepincut dengan Yoyok adalah programnya untuk membangun pondasi di PSIS. Di antaranya, rencana membawa PSIS ke arah Industri, perbaikan manajemen, perbaikan infrastruktur dan peningkatan kualitas pemain. Sosok yang bersangkutan juga mempersilahkan bila ada pihak lain yang mau berinvestasi.
Bila pondasi ini kokoh, diyakini, tim yang berhome base di Stadion Jatidiri ini tidak akan selalu mengalami kesulitan menghadapi musim baru. Apalagi saat ini sudah masuk era sepak bola mandiri. Klub profesional tidak boleh menggunakan dana APBD pemerintah setempat.
''Kami hanya berpesan agar nama PSIS tidak diganti, karena telah memiliki sejarah panjang. Selain itu home base PSIS juga harus tetap di Semarang,'' tambah Ketua Harian PSIS Simon Legiman.
Sementara itu, Yoyok mengaku siap menjalankan mandat dari pengurus PSIS.''Pada prinsipnya saya siap. Ini merupakan amanah yang harus saya jalankan sebaik-baiknya. PSIS adalah tim besar dan menyimpan banyak sejarah di persepakbolaan Indonesia. Karenanya saya akan berusaha kembali mengantarkan prestasi bagi tim ini,'' tuturnya. (Def)
Kabar tersebut disampaikan langsung Sekretaris Umum (Sekum) PSIS, Setyo Agung Nugroho di kantor Sekretariat PSIS Komplek Stadion Citarum, Sabtu (16/11/2013). Dalam pertemuan itu, Agung didampingi Ketua Harian PSIS Simon Legiman, Bidang Kompetisi dan Alih Status Johar Lin Eng dan Bidang Legal Kairul Anwar.
''Tidak banyak yang mau peduli dengan PSIS dan Yoyok Sukawi masuk di antara yang sedikit itu. Dari sejumlah kandidiat, Yoyok Sukawi yang paling siap menangani PSIS. Karenanya kami menunjuk dia untuk mengelola tim,'' tutur Agung.
Setelah ini, pengurus akan mempertemukan Yoyok Sukawi dengan 25 perkumpulan sepak bola (PS). Bila sudah ada kesepakatan, akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan kerja sama kedua belah pihak.
Pria kelahiran Semarang, 1 Maret 1978 pun sudah dapat menjalankan tugasnya untuk memimpin PSIS yang akan tampil di Divisi Utama musim depan. Mulai dari pembentukan badan hukum, menetapkan manajemen, pelatih hingga pemain.
''Sebagai apa nanti Yoyok Sukawi, belum dapat kami katakan sekarang. Saat ini kami tengah menyiapkan MoU nya. Yang jelas, kami telah menunjuknya untuk mengelola PSIS,'' sambung Agung.
Beberapa hal yang membuat pengurus kepincut dengan Yoyok adalah programnya untuk membangun pondasi di PSIS. Di antaranya, rencana membawa PSIS ke arah Industri, perbaikan manajemen, perbaikan infrastruktur dan peningkatan kualitas pemain. Sosok yang bersangkutan juga mempersilahkan bila ada pihak lain yang mau berinvestasi.
Bila pondasi ini kokoh, diyakini, tim yang berhome base di Stadion Jatidiri ini tidak akan selalu mengalami kesulitan menghadapi musim baru. Apalagi saat ini sudah masuk era sepak bola mandiri. Klub profesional tidak boleh menggunakan dana APBD pemerintah setempat.
''Kami hanya berpesan agar nama PSIS tidak diganti, karena telah memiliki sejarah panjang. Selain itu home base PSIS juga harus tetap di Semarang,'' tambah Ketua Harian PSIS Simon Legiman.
Sementara itu, Yoyok mengaku siap menjalankan mandat dari pengurus PSIS.''Pada prinsipnya saya siap. Ini merupakan amanah yang harus saya jalankan sebaik-baiknya. PSIS adalah tim besar dan menyimpan banyak sejarah di persepakbolaan Indonesia. Karenanya saya akan berusaha kembali mengantarkan prestasi bagi tim ini,'' tuturnya. (Def)