Cek Fakta: Tidak Benar Berendam di Air Laut Bisa Mengobati COVID-19

Viral klaim yang menyebut berendam di air laut saat siang hari bisa mengobati COVID-19. Jangan percaya sebelum cek fakta!

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Apr 2020, 15:23 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 15:23 WIB
Berendam Air Laut Mengobati COVID-19 Tidak Benar
Viral klaim berendam di air laut saat siang hari bisa mengobati COVID-19, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kekhawatiran penyebaran wabah virus Corona baru (COVID-19), muncul informasi tentang cara mengobati pasien positif COVID-19.

Salah satunya, klaim yang menyebut berendam di air laut saat siang hari bisa mengobati COVID-19. Klaim tersebut tersebar di aplikasi percakapan WhatsApp, berikut isinya:

"Tolong di share ♥️♥️ demi kesembuhan kita bersama.. bicara dari hati kehati..

Ternyata virus corona dapat diobati dengan cara berendam di "AIR LAUT"....!!

Berendam diwaktu siang hari diantara jam 10 sampai dengan jam 1 siang minimal 1 jam .Saya telah mencoba nya awal nya saya ragu.Tapi allhamdullah semua ada jalan nya.Dan terbukti hasil nya..

saya diasingkan dari keluaraga..dan isolasi.semua mencari saya untk di evakuasi.

saya merasa saya kuat saya bisa.tdk ada satupun tempat yg mau menerima sayadan pada ahirnya saya pergi ke tepi laut.setiap siang saya berendam dan berjemur ditepi laut selama seminggu berturut turut dengan wktu dua jam perhari

Alhamdulillah batuk saya hilang nafas saya seperti biasa nya.

kepala saya pun kembali enteng suhu tubuh saya normal.Saya cekup ke RS Rawat inap pasien covid 19.Alhamdlllh saya ternyata saya dinyatakan negatif cofid 19.

padahal sblmya saya dinyatakan positif covid 19.

Para dokter menanyakan kepada saya,..apa yang km lakukan untk membunuh covid 19.obat apa yang saya minum...??saya hanya mengatakan bahwasanya saya hanya berendam di air laut selama dua jam perhari.dari jam 11 siang sampai jam 1.

seluruh dokter tak ada yg pecaya...Wallahu a'lam.hanya Allah yg maha tau .hanya Allah yg bisa menyembuhkan...Semua kepadanya.apa salah nya bila dicoba.Demi kesembuhan umat ku bersama. NB : Share bila anda perduli.1 x anda membagikan tanpa disadari anda telah menolong 1000 nyawa.Ini bukan hoaks.ini fakta ada nya 🙏🙏"

Benarkah berendam di air laut saat siang hari bisa mengobati COVID-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim berendam air laut saat siang bisa mengobati COVID-19, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'berendam air laut obati virus corona'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "[Fakta atau Hoaks] Benarkah Berendam di Laut Bisa Obati Infeksi Virus Corona Covid-19?" yang dimuat situs cekfakta.tempo.co, pada 1 April 2020.

Dalam artikel tersebut, Dokter spesialis paru konsultan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, Erlina Burhan, pada Rabu sore, 1 April 2020. Dia menuturkan bahwa klaim "berendam di laut bisa mengobati infeksi virus Corona Covid-19" tidak benar.

Menurut Erlina, mustahil Covid-19 bisa disembuhkan hanya dengan berendam di laut. Pasalnya, virus Corona tidak menyerang permukaan tubuh seperti kulit, melainkan menyerang sel-sel di dalam tubuh setelah virus tersebut masuk ke mata, mulut, atau hidung lewat tetesan atau droplet orang yang mengidap Covid-19.

Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute, Herawati Sudoyo, juga memaparkan hal serupa. "Saya kira tidak ada landasan ilmiah bahwa kadar garam tertentu yang bersentuhan dengan kulit itu 'mematikan virus'," ujar Hera saat dihubungi pada 1 April 2020.

Menurut Hera, penyakit yang disebabkan oleh virus, termasuk Covid-19, hanya bisa disembuhkan dengan kombinasi obat-obatan, termasuk antivirus, yang berfungsi untuk memutus atau menghambat replikasi virus dalam sel tubuh manusia. "Saat ini, ada beberapa studi multicenter untuk mencari obat yang efektif," katanya.

Berendam di laut saat siang hari justru berisiko terkena penyakit. Hal ini diulas dalam artikel berjudul "Berenang di Laut Tingkatkan Risiko Terserang Penyakit, Ini Alasannya" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 1 Maret 2018.

Artikel tersebut menyatakan, riset yang dilakukan oleh Pusat Ekologi dan Hidrologi pada Sekolah Kesehatan Universitas Exeter itu menyebut, risiko terserang penyakit telinga meningkat 77 persen, dan risiko gangguan pencernaan naik sebesar 29 persen. Demikian dilansir dari BBC pada Rabu (28/2/2018).

Bukan hanya pada kegiatan renang, risiko terkait juga ditemui pada aktivitas olahraga air, seperti selancar, ski air, dan lain sebagainya.

Temuan fakta tersebut dihasilkan dari tinjauan 19 penelitian ilmiah terkait yang dilakukan di Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia, Selandia Baru, Denmark, dan Norwegia. Adapun jumlah responden yang berpartisipasi tercatat sebanyak lebih dari 120.000 orang.

Kesimpulan

Klaim berendam air laut bisa mengobati COVID-19 ternyata tidak benar. Virus Corona tidak menyerang permukaan kulit, namun masuk lewat mata, mulut, atau hidung melalui cairan atau droplet orang yang mengidap Covid-19, kemudian virus tersebut menyerang sel-sel di dalam tubuh.

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya