Cek Fakta: Tidak Benar Darah dari Pendonor yang Sudah Divaksin Covid-19 Berbahaya

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Mei 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2021, 17:00 WIB
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya.Klaim tersebut berupa video yang diunggah akun Facebook Secreet Society, pada 24 Mei 2021.

Unggahan klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"BAHAYA DONOR DARAH DARI ORANG YANG SUDAH DI VAKSIN"

Video tersebut menayangkan sel darah, botol vaksin dan seorang yang sedang melakukan transfusi darah yang diiringi dengan narasi dalam bahasa Inggris dan terdapat terjemahan sebagai berikut:

"Perhatikan dengan seksama poin-poin yang akan saya tampilkan,transfusi darah sangat penting dan menyelamatkan nyawa, akan tetapi penggunaan vaksin Covid-19 yang tersebar luas menimbulkan pertanyaan besar. Dara orang yang sudah divaksin donor darah dari yang sudah divaksin apakah aman jika penerima donor dara dari orang yang telah disuntik vaksin Covid-19?.

Bisakah kita meminta donor darah hanya dari orang yang belum divaksin, sebagai langkah pencegahan? Tampaknya tidak ada orang yang membicarakan tentang hal ini secara publik tentang isu ini. Untuk ini kami memutuskan untuk menelusuri pendapat website Transfusi Dari berbagai negara.

Tidak ada satupun penelitian yang menguji tingkat keamanan pendonoran darah dari yang sudah divaksin kepada yang belum, seperti kita ketahui bersama, terdapat banyak efek samping dari vaksin Covid-19 ribuan orang telah mati dan jutaan kasus dampak buruk akibat vaksin ini.

Vaksin mRNA terbuat dari Protein Spike virus. Yang dapat menyebabkan resiko kesehatan serius seperti timbulnya penyakit auto-imun. Reaksi antibodi & protein darah bisa mengganggu sistem koagulasi darah dan menyebabkan penyumbatan dara yang sudah didokumentasikan dengan baik oleh VAERS.

Bagaimana jika seorang membutuhkan lima kantung darah di ruangan gawat darurat? Implikasi kesehatan apa yang akan terjadi saat menerima kantong dara daro orang yang sudah divaksin?

Belum ada studi tingkat keamanan yang cukup untuk isu ini? Orang yang sudah divaksin masih diizinkan untuk mendonorkan darahnya, padahal kandungan di dalam vaksin bisa menimbulkan raksi yang mengancam nyawa seseorang, bisa dengan mudahnya mencemari darah si penerima, mungkin saat ini anda belum membutuhkan dono darah, tapi siapa tahu nantinya.

Mohon sebarkan video ini & sampaikan pesan kepada otoritas kesehatan di daerah anda.

Untuk menolak donor darah dari orang yang sudah divaksin Covid-19.Semua vaksin Covid-19 masih dalam tahap fase uji coba. Oleh karena itu donor darah dari orang yang sedang dijadikan objek eksperimen, sangatlah tidak etis & terlarang.

Jadi apakah layak untuk menerima donor dara dari mereka yang barus sjaa divaksin?"

Benarkah klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya, dengan menghubungi Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi. 

Nadia menyatakan, klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya tidak benar.

"Nggak lah (darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya)," kata Nadia, saat berbincang dengan Liputan6.com.

Menurut Nadia, penggunaan darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 sama seperti terapi plasma konvalense, sehinggan membentuk anti bodi terhadap Covid-19.

"Jadi justru antibodinya menyelamatkan orang lain," tuturnya.

Ditempat terpisah, Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe mengungkapkan, klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya tidak benar.

"Tidak benar bila disebut darah orang yang divaksinasi berbahaya dan tidak bisa jadi pendonor," kata Dirga saat berbincang dengan Liputan6.com.

Dirga menjelaskan, orang yang sudah divaksinasi tetap dapat mendonorkan darahnya seperti biasa. Namun dianjurkan untuk memberikan jeda 14 hari setelah vaksinasi baru dapat mendonorkan darah, rekomendasi lain menyebutkan 7 hari.

 Tujuan rekomendasi tersebut adalah untuk memberikan jeda dan mengedepankan kehati-hatian, serta mengevaluasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada orangg yang divaksinasi jika terjadi.

"Namun bukan berarti darah orang yang divaksinasj jadi berbahaya, aman," paparnya

 Penelusuran pun dilanjutkan dengan memperhatikan tayangan video tersebut, dalam tayangan video terdapat cuplikan artikel berjudul "When can I donate blood after receiving a covid-19 vaccine" 

 

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya

Judul artikel tersebut dijadikan kata kunci dalam penelusuran menggunakan Google Search, hasilnya mengarah pada artikel berjudul "Fact check: COVID-19 vaccine recipients can donate plasma with the American Red Cross" yang dimuat situs usatoday.com, pada 25 Mei 2021.

Artikel  situs usatoday.com menyebutkan, status vaksinasi tidak memengaruhi kelayakan siapa pun untuk menyumbangkan plasma, dan itu juga tidak membahayakan sistem kekebalan.

Profesor mikrobiologi dan imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matthew Frieman mengungatakan, vaksin secara umum tidak memiliki kemampuan untuk menggantikan atau menghilangkan antibodi yang sudah ada sebelumnya

"Tidak ada yang mendahului vaksin untuk 'menghapus' antibodi yang dibuat dari infeksi patogen," katanya kepada USA TODAY melalui email. "Vaksinasi pasti dapat meningkatkan antibodi yang ada dari infeksi, dan hanya untuk protein dalam vaksin ... Ini tidak menghapus antibodi lain yang ada."

Dan antibodi dari orang yang divaksinasi tidak tinggal selamanya di penerima yang menerima darah atau plasma mereka , setidaknya satu atau dua bulan, kata Frieman.

Kekebalan pasif jangka pendek ini adalah alasan ilmiah di balik pemberian plasma pasien Covid-19 untuk pemulihan dan untuk mencegah penyakit parah, tetapi seberapa bermanfaat secara klinis sebenarnya masih belum pasti.

Orang yang divaksinasi Covid-19 dapat menyumbangkan plasma Secara historis, donor darah dan produk darah telah tunduk pada pembatasan ketat dan periode penundaan untuk menjamin tidak ada penyakit menular yang dapat menular memasuki lembaga pemasok darah nasional.

Pembatasan ini berlaku bagi pendonor laki-laki yang pernah berhubungan seks dengan laki-laki lain, atau LSL, pendonor perempuan yang berhubungan seks dengan LSL, orang bertindik dan bertato, dan orang yang pernah bepergian ke daerah endemis malaria.

Pembatasan juga berlaku untuk beberapa penyakit lain seperti HIV / AIDS, siapa pun yang sebelumnya terinfeksi virus Ebola atau siapa pun dengan tuberkulosis aktif.

Bagi mereka yang divaksinasi, periode penangguhan dapat berlaku tergantung pada jenis vaksinnya. Penerima vaksin hepatitis B harus menunggu 21 hari setelah suntikan sebelum menyumbangkan darah, dan mereka yang divaksinasi dengan vaksin herpes zoster hidup (yang menggunakan bentuk lemah dari virus varicella-zoster yang menyebabkan penyakit) memiliki masa penangguhan hingga empat minggu.

Tetapi bagi siapa pun yang divaksinasi Covid-19 apa pun yang diizinkan di AS - yaitu, Moderna, Pfizer, dan Johnson & Johnson tidak ada periode penangguhan yang membatasi donor darah atau plasma. Jika vaksin itu diterima di luar negeri atau mereknya tidak diketahui, waktu tunggu bisa jadi dua minggu, menurut pernyataan bersama yang dirilis pada 16 April oleh Asosiasi Bank Darah Amerika, Pusat Darah Amerika dan Palang Merah Amerika.

"Donor harus dalam keadaan sehat dan bebas gejala," kata Katie Wilkes, juru bicara Palang Merah Amerika.

 

Sumber:

https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/05/25/fact-check-vaccinated-people-can-donate-plasma-red-cross/5233118001/

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya tidak benar.

Darah pendonor yang sudah divaksin Covid-19 tidak akan merusak antibodi penggunanya, sehingga orang yang sudah divaksinasi tetap dapat mendonorkan darahnya seperti biasa.

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya